Refleksi Pengalaman
Ramadhan kali ini terasa begitu
berbeda karena Mbak Inay sudah berusia 19 bulan dan banyak sekali tingkah pola
yang ia lakukan. Semakin aktif, banyak kosa kata yang sudah ia kuasai, bisa
diajak komunikasi dua arah, punya kemauan sendiri, menolak yang tidak ia
inginkan. Anakku cepat sekali engkau besar sayang, rasanya baru kemarin Ummi
melahirkanmu. Ramadhan kali ini pun terasa semakin menyenangkan dengan jadwal
Pesantren Ramadhan Kids semacam tantangan selama 1 bulan untuk membersamai anak
bermain dan belajar dengan tema yang sudah ditentukan. Awalnya hanya Ummi saja
yang menyiapkan ide bermain dan belajar serta asyik bebikinan sendiri untuk
menfasilitasi agenda bermain dan belajar bersama Mbak Inay.
Saya teringat ilmu yang pernah
diberikan oleh Ibu Septi saat mengikuti matrikulasi lalu yaitu “ketika mendidik
anak bagilah kebahagiaan dengan suami bukan beban, sehingga suami pun akan
terpancing untuk ikut terjun membersamai anak”. Saya percaya akan tersebut,
karena saya telah membuktikannya. Sebelumnya kami sepakat bahwa saya adalah
pengelola harian, pengeksekusi kegiatan sedangkan beliau yang bertanggung jawab
akan jalannya kurikulum dalam keluarga kami. Saya coba aplikasikan hal tersebut
dengan membagi setiap kebahagiaan saya ketika membersamai Mbak Inay, membagi
keantusiasan, hal yang menakjubkan yang dilakukan putri kecil kami. Dari situ
ternyata suami tertarik dengan kegiatan yang saya siapkan untuk Mbak Inay, tak
jarang beliau sendiri yang membantu Ummi menyiapkan kegiatan dan membuat mainan
untuk Mbak Inay. Terima kasih Abi untuk mau bekerjasama dengan Ummi membersamai
Mbak Inay, ah semakin cinta aku kepadamu suamiku.
Hal tersebut yang membuat saya
berusaha untuk tetap bersemangat membagi kebahagiaan dalam membersamai Mbak
Inay, biarlah rasa lelah dan letih yang saya rasakan ketika mengasuh Mbak Inay
hanya Allah yang tahu, semoga bisa menjadi ladang amal bagi saya kalaupun tidak
cukuplah menjadi pengugur dosa. Ditambah lagi dalam komunikasi produktif
penting bagi kita pembawa pesan untuk membawa energi positif sehingga pesan
akan tersampaikan dengan baik kepada penerima pesan. Yap, belajar dari
pengalaman adalah guru yang terbaik begitu kira-kira quote yang biasanya ada di
buku Sinar Dunia, hehehe. Bismillah, semoga setiap langkah yang Ummi usahakan
untuk mendidik serta membersamai anak dan suami selalu mengarah kepada
kebaikan. Alhamdulillah, dengan berlatih sedikit demi sedikit saya semakin bisa
mengontrol emosi, membawa serta menyalurkan energi positif kepada orang lain,
dan berkaca drai pengalaman masa lalu sehingga dapat terjalin komunikasi yang
produktif. Semangat selalu Ummi, kunci ilmu komunikasi produktif dengan amal
agar kelak gelar Bunda Sayang bisa engkau miliki.
Malang, 10 Juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar