Menjadi
ibu membuat saya harus menghadapi tantangan baru setiap harinya. Dari menyiapkan
kebutuhan harian anak dan suami, mengelola emosi diri sendiri agar tetap waras
ketika membersamai mereka, sampai menhadapi anak ketika tantrum. Yap, tantrum
pada anak memang situasi yang kadang juga menyulut emosi dari orang tua. Sebelum
anak tantrum sebagai orang tua kita harus bisa mencegah terlebih dahulu dengan
melihat dari kebiasaan dan hal-hal apa
saja yang dapat memicu tantrum pada anak. Seperti ketika anak lelah, mengantuk,
rasa bosan dan tidak nyaman. Kalaupun sudah terlanjur anak tantrum, maka kita
pun harus menstabilkan emosi kita terlebih dahulu atau dengan mengigit lidah
ketika mereka mulai berulah, hehehe.
Dengan
tenang melakukan komunikasi terhadap anak, meredam emosi kita, berbicara dengan
intonasi rendah dan suara lembut, serta fokus terhadap solusi bagi anak kita
bukan pada masalah yang ia timbulkan. Seperti hari ini, Mbak Inay menolah untuk
menyudahi acara mandinya. Mbak Inay malah asyik main air dan menolak ajakan
ummi untuk memakai handuk dan berkata, “emoh..emoh”. berkali-kali saya tawarkan
solusi padanya, namun Mbak Inay tetap saja menolak dan perlahan membuat emosi
saya sedikit demi sedikit naik. Sabar Ummi, mungkin bisa kita tawarkan solusi
lain untuk Mbak Inay. Ummi hembuskan nafas panjang, beristighfar, mohon
kekuatan kepada Allah untuk mengumpulkan energi positif, tersenyum pada
anak, dan menatap matanya lekat-lekat
dan tak lupa berbicara dengan intonasi rendah dan lembut serta berkata, “Mba
Inay, 10 menit lagi sampun nggih mandinya. Setelah itu kita beli susu ke budhe
nggih nak”.
Setelah
berkata padanya, Ummi lanjut melakukan aktivitas lain, setelah 10 menit saya
menghampirinya dan berkata, “Mbak Inay sampun 10 menit, mentas nggih kita beli
susu di budhe”. Mbak Inay langsung membuka lebar kedua tangannya tanda ia siap
memakai handuk, Alhamdulillah terima kasih ya nduk, sudah mau bekerja sama
dengan ummi. Alhamdulillah, kalau seandainya saya tidak mampu bersabar, maka
saya bisa saja menciderai fitrah egosentrismu Mbak Inay. Terima kasih nak,
sudah menjadi guru kecil bagi Ummi yang masih terus belajar bersabar dan
memahamimu. Semoga Ummi senantiasa istiqomah dalam mendidikmyu tanpa menciderai
fitrahmu. My little sunshine.
Malang,
06 Juni 2017
#level1
#day5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar