Hari ini perut Ummi masih sakit ditambah masuk angin, tapi insyaAllah masih semangat untuk menjalankan ibadah puasa. Mbak Inay yang entah kenapa beberapa hari ini sangat susah sekali makan, maunya nyusu ummi terus. Sampai tiba waktu akan sahur Mbak Inay masih asyik menyusu, Ummi pun jadi tidak bisa menyiapkan makanan sahur. Baru pukul 03.30 WIB Mbak Inay mau menyudahi kegiatan ASInya. Dengan perut masih sakit Ummi segera menyiapkan susu kurma dan Abi membantu menyiapkan makanan. Alhamdulillah, walaupun mepet kami bisa makan sahur. Setelah sholat shubuh dan tilawah kepala Ummi rasanya pusing sekali seperti mau pecah, padahal pekerjaan domestik sudah tidak bisa menunggu lagi. Tapi apa daya kepala dan badan ini rasanya tidak mau diajak kompromi. Akhirnya Ummi pilih tidur saja terlebih dahulu untuk mengurangi pusing ini.
Tak terasa sudah jam 07.30 WIB, saya harus bergegas membuka rental. Baru buka sudah langsung diserbu pembeli ditambah lagi komputer sedang error, hmm rasanya ingin marah saja saya belum lagi merasakan perut dan kepala yang masih sakit. Benar-benar menguras emosi, namun saya berusaha untuk tetap tenang demi menjaga emosi saya. Hari semakin siang pembeli datang silih berganti tiada henti, ditambah cuaca yang cukup panas rasanya klop sudah apa yang saya rasakan hari ini.
Mbak Inay hari ini bangun agak siang, karena ikut sahur ia bangun pukul 10.00 WIB. Bangun tidur seperti biasa saya sambut dengan suara yang ramah dan gembira walau hati ini sebenarnya tidak karuan. "Assalamu'alaikum, anak sholihah", begitu ucapku. Ia pun tersenyum sambil mengangkat tangannya, tanda minta dipandu untuk berdoa. Setelah selesai berdoa, Mbak Inay berkata, "Mik, mimik hos". Haus katanya, karena pekerjaan saya masih banyak terpaksa Mbak Inay saya susui sambil mengedit skripsi pelanggan di rental. Ternyata pelanggan saya waktu itu cukup ribet orangnya, sehingga saya sedikit kesal dan akhirnya menyudahi acara mengASIhi Mbak Inay. Sontak ia pun langsung menangis, tanpa sadar saya hendak mengeluarkan emosi saya kepada Mbak Inay. Alhamdulillah, saya masih bisa mengontrolnya walaupun hampir kelepasan. Saya berikan pilihan kepadanya, saya berbicara sambil menatap wajahnya yang mungil, memandang matanya dan berbicara dengan suara yang ramah sambil berkata, "Mbak Inay, main sama Abi dulu atau mau main yang lain sambil menunggu Ummi menyelesaikan tugas". Mbak Inay pun memilih bermain bersama abi. Alhamdulillah, terima kasih nak sudah mau bekerja sama dengan Ummi. Mau bersabar dengan Ummi. Seharusnya Ummilah yang lebih banyak memahami akan dirimu.
Malang, 07 Juni 2017
#level1
#day6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar