Jumat, 02 Juni 2017

# Bunda Sayang # Game Level

Tantangan Hari ke-3 Komunikasi Produktif



CHOOSE THE RIGHT TIME

Subhanallah, hari ini aktivitas yang harus saya lakukan padat merayap. Tak hanya urusan domestik yang ingin segera ditangani tapi saya harus buka rental di pagi hari. Karena suami agak kelelahan dan kurang enak badan sehingga harus saya gantikan pekerjaannya, ya tempat kami bekerja jadi satu dengan tempat tinggal kami sehingga sebenernya lebih mudah bagi saya untuk mengantikan tugas suami. Namun, dengan kondisi seperti ini ternyata membuat kami jarang berkomunikasi secara intens, ketika suami bekerja saya menemani anak bermain, dan ketika rental sedang ramai pengunjung saya harus ikut membantunya. Ketika anak istirahat, suami saya suruh ikut menemani si kecil tidur gantian saya yang jaga rental.
Begitulah keseharian saya, sehingga komunikasi produkif jarang sekali bisa terlaksana. Hehehe biasanya ketika suami sedang mengerjakan sesutu seperti memperbaiki printer atau komputer selalu saya ajak bicara, tapi pada akhirnya saya sebel sendiri lah kadang gak fokus atau ndak dengar saya bilang apa, weleh.. (bojone wis ngedabrus malah ra direken) hihihi..
Ternyata fitrah laki-laki memang berbeda dengan perempuan yang multitasking (bisa melakukan berbagai pekerjaan dalam satu waktu) kayak goreng tempe disambi muter cucian disambi ngonceki brambang disambi cuci piring. Nah, kalau laki-laki ya hanya bisa fokus pada satu hal saja sehingga kalau sudah sedang fokus itu ya tidak akan berpaling ke lain hati.
Karena itu saya menggunakan kaidah choose the right time walaupun harus lebih sabar untuk menunggu waktu yang tepat, harus sabar mengendalikan emosi, dan harus mampu mengumpulkan energi positif ketika berbicara nanti. Saya jadi teringat pesan ibu kepada saya “lek bocah lagi rewel, ono masalah rumah tangga smyn kudu sabar yo mung kuwi kuncine rumah tangga, eling iku ladang amale smyn, jihade smyn, sing nyedake smyn karo Gusti Allah, smyn eling-eling kuwi lek pas kesel insyaAllah ilang kesele nduk”. Yap sabar kunci utama meredam emosi, ketika ingin menyampaikan sesuatu tapi harus menunggu waktu dan emosi yang tepat juga membutuhkan kesabaran, tapi dengan mengingatnya sebagai ladang amal untuk kita jadi membuat saya bangkit kembali, saya biasanya menepi sebentar untuk menstabilkan kembali emosi saya, setelah itu baru kembali membersamai anak dan menunggu waktu yang tepat berkomunikasi dengan suami.
Alhamdulillah hasilnya ternyata lebih maksimal, dan suami juga lebih memahami pesan yang saya sampaikan. Seperti ketika saya ingin menunjukkan materi yang saya peroleh di Kelas Bunda Sayang, namun tak kunjung menemukan waktu yang tepat. Akhirnya setelah bertapa hihihi bersabar dan menemukan waktu yang tepat saya mulai bicara, “Bi, aku dapat materi komunikasi produktif ke pasangan dan anak, ternyata kalau biacara ke anak harus seperti ini dan itu sambil menunjukkan blog yang saya buat.” Tanpa disangka beliau menjawab, “iyo aku tahu, aku udah baca blog eh smyn tadi”. Saya langsung terkesima, kaget dan jatuh cinta lagi sama pak suami hahahaha.
Dan kami mulai melanjutkan pembicaraan mengenai komunikasi produktif. Ketika saya ada perkataan yang belum jelas beliau langsung bilang “gak jelas sing mau, ngomong sing jelas ben aku mudeng.” Hihihi.
Alhamdulillah, semoga saya bisa terus mengunci ilmu komunikasi produktif dengan terus mempraktekkannya. Semangat untuk menemukan waktu yang tepat, untuk lebih bersabar lagi dibanyakin kulakan sabarnya, agar lebih semangat dan waras dalam membersamai kalian, suamiku mbak Inayku.

Malang, 03 Juni 2017
#level1
#day3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar