❣RESUME MATERI Bunda Sayang sesi#1❣
πMateri
ππππππππππππ
Institut Ibu Profesional
Materi Kelas Bunda Sayang sesi #1
KOMUNIKASI PRODUKTIF
Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif, agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan, baik kepada diri sendiri, kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.
KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI
Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.
Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.
Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir
Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.
Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda
Kata masalah gantilah dengan tantangan
Kata Susah gantilah dengan Menarik
Kata Aku tidak tahu gantilah Ayo kita cari tahu
Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.
Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.
Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya
Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.
Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.
KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN
Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.
Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.
Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda dengan kita.
FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.
FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.
FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.
Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.
Komunikasi dilakukan untuk MEMBAGIKAN yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.
Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA
Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu, pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.
Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi MEMAKSAKAN pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.
Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi
Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.
Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.
Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.
Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.
Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.
Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:
1. Kaidah 2C: Clear and Clarify
Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.
Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.
2. Choose the Right Time
Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.
3. Kaidah 7-38-55
Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.
Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).
Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?
Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.
4. Intensity of Eye Contact
Pepatah mengatakan mata adalah jendela hati
Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.
5. Kaidah: I'm responsible for my communication results
Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.
Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.
Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.
KOMUNIKASI DENGAN ANAK
Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.
Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy
Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.
Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.
Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.
Bagaimana Caranya ?
a. Keep Information Short & Simple (KISS)
Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya” ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)
b. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah
Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh
⛔Kalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)
✅Kalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)
Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.
c. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”
✅Kalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”
d. Fokus ke depan, bukan masa lalu
⛔Kalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”
✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”
e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”
Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.
f. Fokus pada solusi bukan pada masalah
⛔Kalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”
✅Kalimat produktif:
“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.
g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan
Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.
⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”
✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”
h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman
⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.
I. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi
⛔Kalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?
✅Kalimat produktif :
“ Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya bahagia sekali di sekolah, boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”
j. Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati
⛔Kalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"
✅kalimat produktif :
kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?
k. Ganti perintah dengan pilihan
⛔kalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”
✅Kalimat produktif :
“Kak 30 menit lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi, baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat
Salam Ibu Profesional,
/Tim Bunda Sayang IIP/
Sumber bacaan:
Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000
Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 201 4
Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari
πππππππππππ
❓Tanya Jawab
1⃣ Pertanyaan dari Bunda Lina Safrida
1. Apakah gaya konunikasi yang dijelaskan di materi bisa efektif/berhasil saat yang melakukan hanya satu pihak saja?
2.Adakah kiat2 khusus agar seseorang terbiasa berpikir positif yang lalu berujung terbiasa berkata positif?
1⃣
1. Mba Lina, ingat kaidah komunikasi "I'm Responsible for my comunication result" ?
Mnrt mba Lina apakah artinya?
2. Kiat agar kita selalu berpikir positif adalah berikan asupan yg positif juga. Seperti asupan untuk tubuh, saat asupan sehat, halal dan thoyib, bagaimana output thdp tubuh? Begitu juga dgn pikiran, berikan asupan sehat dan positif shg output nya pun hanya hal2 y positif.
Jika teko diisi kopi, maka y akan dikeluarkan teko itu adalah...???
*Tanggapan*
- Memberikan asupan positif itu apakah termasuk tidak peduli dengan omongan orang yang menjatuhkan dan berkumpul dengan orang yang positif thinking
>Bisa juga seperti itu, kita adalah dgn siapa kita berteman bukan? π
-Jika dirumah anak diberikan asupan positif terhadap tapi saat bersosialisasi si anak malah melihat ato mendengar asupan negatif dan terbawa dalam kesehariannya. Bagaimana sikap kita sebagai orang tua?
> Sebagai orang tua kita harus lebih bekerja keras lagi menanamkan nilai-nilai. Shg apapun yg ditemukan anak diluar sana, hanya nilai dr orang tuanya lah yg akan selalu dipegang teguh.
Tahap pertama nya adalah membangun bonding yg kuat. ✅
-Menanggapi jawaban pertama. Berarti apapun reaksi lawan kita ttp terus gitu ya?
>Komunikasi disini bukan ttg lawan atau kawan, tp kita sbgi penyampai pesan lah y bertanggung jawab dlm memastikan pesan y kita sampaikan diterima pihak penerima pesan.
Inilah fungsi komunikasi produktif dan efektif
2⃣Pertanyaan dari Bunda Latifah
Assalamualaikum saya latifah 25yo,menikah,masih menikmati masa pacaran dg suami..
saya ingin bertanya terkait komunikasi dg anak..
poinnya yg saya tangkap berasal dr energi positif ibu, dan ketelatenan ibu..
Bagaimana cara awal membangun energi positif tersebut?
adakah contoh konkret yg bisa dilakukan untuk mentraining diri sendiri agar mampu,selalu positif?
karena entah kenapa,bgitu saya menghadapi anak kecil..sya benar2 blank,sehingga banyak diam atau apabila jengkel selalu keluar kata yg semuax masuk kategori "komunikasi tidak efektif"
untuk saat ini saya belum memiliki momongan tapi saya punya adek yg masih serumah (masih nunut ortu) berumur 5yo dan 1month
yg 5yo sangat cerewet dan aktif,tp karena tidak diimbangi ortu saya dengan ketelatenan mengajak bicara,dy selalu cerita dg sesuatu yg tidak ad maknax,dan apabila ditanya malah menjawab hal lain seolah g paham dg yg kita katakan,, dan akhirnya saya sering gregetan dan keluar kata2 tidak produktif..
sedang ponakan saya 3yo malah sudah pintar sekali bicara dan nyambung apabila d ajak komunikasi..alhasil saya sering skli membanding2kan dan suka gregetan dg adek saya..
bagaimana cara saya mengubah mindset ,agar tetap positif berkomunikasi dg anak2?
terimakasih
2⃣
Mba Latifah, kita sebagai orang tua pernah menjadi anak-anak, tetapi anak2 tidak pernah menjadi orang tua. Betul begitu kan yah mba? π
Jd wajar juga kan yah jika kita y harus memahami mereka?
Dan anak2 mungkin bisa salah memahami kata, tp tidak pernah salah mengkopi.
Karena itu bukan anak2 yg harus dipaksa memahami gaya komunikasi orang tua, tapi kita y harus belajar gaya komunikasi yg produktif dan efektif.
Mindset nya harus seperti itu. Dan balik lagi, i'm Responsible for my comunication result, jd yg bertanggung jawab atas keberhasilan sebuah komunikasi kita sbgi orang tua atau anak-anak kita ? ✅
3⃣ Pertanyaab dari mba puteri ayu ratna dewi :
1. Bagaimana dengan orang yang kecerdasan berbahasanya kurang, misal yang ada d otak niatnya baik tpi tdk sesuai dgn uacapan yg keluar?
2. Bagaimana menyikapi suami yg kurang respon dgn maksud qt yg baik, meski komunikasi mulai d perbaiki? (kadang kalo gregetan suka kambuh lagi ngomel2 πππ)
3. Bagaimana cara berkomunikasi dgn anak usia smp/sma agar mudah d mengerti oleh anak2 seusia mereka?
3⃣ mba Puteri,
1. Dikaidah 7 38 55
Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.
Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).
Artinya bila bahasa verbal kita katakan lah rendah, kita bisa mengoptimalkan di instonasi dan bahasa tubuh y justru lbh efektif dr kata-kata.
Mulai belajar komprod dimulai dr intonasi lalu bahasa tubuh, lanjut ke kaidah2 komunikasi selanjutnya, latih dan terus berlatih.
2. Pertama kedepankan adab thdp suami. lalu fahami bahwa for/foe saya berbeda dengan pasangan.
Komunikasi dilakukan untuk MEMBAGIKAN yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya. Sehingga akhirnya bukan emosi yg mendasari komunikasi tsb, Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.
Dan ya komunikasi produktif akan menjadikan for/foe ku + for/foe mu = for/foe kita.
Lalu Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.
3. bagaimana komunikasi dgn anak usia smp/sma? Mereka sebenarnya sudah ada di usia bukan anak-anak lagi ya, namun Kaidah2 komunikasi seperti KISS, fokus pd solusi bukan masalah dsb. Masih bisa diterapkan dlm komunikasi thdp anak usia smp/sma. Intinya lakukan komunikasi produktif dan efektif ✅
*Tanggapan*
-Mbak heny izin menanggapi. Jadi jika kita bicara maksudnya A tapi seringnya diterima maksudnya B. Itu yang salah pada pemilihan diksi atau gesture dan intonasi ya mba π
>Betul mba, itu sebabnya bahasa diimbangi gesture dan intonasi yg tepat lbh mudah sampai pesan nya drpd hanya sekedar kata2
-Kadang saat sudah menyampaikan tapi orang lain salah menangkapnya, trus Qt takut untuk menyampaikan bahwa itu keliru, maksud saya bukan gitu...
Gmna Cara memberanikan diri untuk mengulang menyampaikan maksud Qt? Kadang gak berani karena yg Di hadapi orang yg Di hormati atau yg lebih tua.
>Boleh kita ambil jeda sesaat, sampai menunggu kondisi lbh nyaman untuk memulai kembali penyampaian suatu pesan yg khawatir beda diterimanya.
Dgn situasi y lbh santai, kita bisa mencoba kembali mengalirkan pesan apabila memang urgent untuk diperbaiki
4⃣ Pertanyaan dari Mba maulina bunda dari hamdan (5th),mau tanya bagaimana cara mengatasi anak yg sensitif,mudah menangis,kadang temennya bercanda mudah diambil hati,sedih,dan menangis..pernah dibujuk,dijelasin dg baik,eh besoknya diganggu menangis lagi..trimakasih
Mba Maulina, ananda Hamdan memiliki karakter sensitif dan gampang tergugah perasaan nya. Kita ubah mindset kita dr menganggap nya sbgi kekurangan menjadi sebuah keunikan dr ananda Hamdan.
Orang tua mulai belajar menyelami perasaan ananda, Lalu gali terus hal-hal yg membuat hamdan tidak nyaman, komunikasikan juga pada ananda bahwa ada banyak hal diluar sana yg tidak harus sesuai dgn keinginan nya. ✅
5⃣ Pertanyaan dari Bunda Indan, Blitar Bagaimna cra bljar alami bahasa tubuh yg baik yg bsa akhrnya berkesan positif mngingat sy seolah mulai dri titik nol DLM mngembangkn bagian ini "bhasa tubuh" dalam pribadi...
Mohon contoh kongkrit nya.
Terimkasih pnjlasannya
5⃣ mba Indan, bagaimana cara belajar bahasa tubuh adalah dgn berlatih dn terus berlatih. Bisa dimulai dgn bahasa mata, saat berbicara tatap mata lawan bicara, sampaikan dgn tulus apa yg ingin mba sampaikan melalui tatapan.
Selanjutnya bisa melalui sentuhan, gesture tubuh, mimik wajah, dsb. ✅
6⃣ Pertanyaan dari Bunda Dani, Malang
1. FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang, kalau hubungannya dengan trauma gimana a bun?karena kejadian yang dialami akhirnya jadi susah mengungkapkan emosinya, akhirnya malah dipendam, maka komunikasi tidak bisa terjalin. Selain itu Sejak kecil tidak terbiasa mengungkapkan apa yang diinginkan, akhirnya tidak mudah untuk menggkapkan perasaan menjadi pernyataan verbal
2. (Kom. Dg diri sendiri) Dalam Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna. Sering sekali sudah pernah tau teori, tapi dalam prakteknya susah mengaplikasikan, ada cara jitunya gak bun, agar keinginan yang kuat di barengin action yang kuat juga.
3. (kom dg pasangan)Banyak perempuan selalu ingin dimengerti tapi tidak mau bilang, diharapkan pasangan tau, akhirnya salah paham, atau terkadang suami tidak bisa dengan cerita panjang lebar, tapi singkat padat jelas, bagaimana menjembatani kondisi ini?
4. (kom dg pasangan)Ruumusan FoE/FoR KITA berusaha diterapkan, kita saling menanamkan bahwa setiap oang punya metode masing2 dalam melakukan sesuatu hal, dan sudut pandang berbeda, akan tetapi terkadang pa prakteknya sering merasa metode sendiri adalah yang terbaik, bgmn mengatasinya?
5. Kaidah 7-38-55 verbal 7 % intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%), kata2 hanya 7% apakah berarti sebenarnya kita tidak perlu berkata2 banyak, yang penting malah bahasa tubuhnya?bagaimana dengan kondisi yang perempuan harus banyak mengeluarkan kata?
6. Dulu pernah menanyakan pada kelas matrikulasi, katanya jawaban di bunda sayang, 7,38,55 ; saat mengikuti seminar bahasa ibu; disampaikan bahwa kebanyakan anak tidak menangkap kasih sayang ortu, padahal yang d mksdkan ortunya adalah kasih sayang ; akhirnya jatuh pada anak “sayang sih..tapi..Ibu sering..bla2..bapak sering bla2..”
padahal niatnya menasehati, tapi jatuhnya mengejudge dan menggurui, atau sebaliknya memang niat mengingatkan, malah dikira Cuma nasehat. Beberapa tergambar dalam step by step yang dibahas dalam materi ini, akan tetapi rasanya buat ngomongkan satu maksud aja, syaratnya banyak banget, mikirnya jadi lama, padahal infonya harus segera disampaikan, berarti harus gimana ya bun?
ex : mengingatkan permainan yang mebahayakan, harus dengan segera
7. Bagaimana juga cara komunikasi prodktif terhadap ortu? Karena terkadang ortu merasa kita posisi sebagai anak, dan mereka orang tua yang lebih kaya pengalaman, sangat memilih kata, karena khawatir tersinggung, tidak menggunakan kata kasar yang menohok, pengen dengan lembut tapi masuk ke hati, gimana ya bun?
Makasih ya bundaaa..maapkan kalo panjang..semangat bun fasil..
6⃣ mba Dani,
1. Sebelum dilanjutkan diskusi nya, boleh saya tau ini mba sendiri kah yg seperti ini kondisinya ?
*Tanggapan*
Untuk merubah diksi kata yang asalnya tidak produktif menjadi produktif harus dihafalkah mb heny π
>Iya mba mufhlikhah betul, kadang saat anak mengeluh, ucapan ayo kamu pasti bisa dibandingkan dgn masa begitu aja nyerah, lebih asik mana yaa diterimanya? π
π Penutup
Alhamdulillah mba Mufhlikhah malam ini ediai perdana diskusi kita. Mungkin krn masing2 ada kesibukan, jd peserta diskusi kita sangat minim.
Tp tidak apa-apa, seperti prinsip ibu septi, jika ada 1000 org yg akan membangun, maka saya salah satu nya
Jika ada 100, maka saya pun salah satunya y hadir dan siap sedia
Jika hanya 10, saya salah satu nya
Dan bahkan jika hanya ada satu orang, maka saya lah orang tsb.
Alhamdulillah kita kurang dr 10 telah bersama-sama malam ini menjalankan agenda pertama kelas kita.
Semoga kedepannya lebih baik lagi ππ»πͺπ»πͺπ»
Selasa, 30 Mei 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar