Selasa, 30 Mei 2017

# Fitrah based education # Kurikulum Belajar

Matrikulasi Pokok HEbAT 5

๐Ÿ“š *Resume Kulwap Ⓜatrikulasi#4  Surabaya HEbAT community* ๐Ÿ“š

Materi Pokok 5⃣ :
*Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7th*

Tanggal : 13 April 2017

SME : *Ustadz Harry Santosa*

Host   : bunda Juni Wati
Admin : bunda SitiNurdini
Notulis : bunda Juni Wati

====================
*Materi* :
====================
๐ŸŒบ๐ŸŒป๐ŸŒน๐ŸŒท๐ŸŒผ๐ŸŒธ๐Ÿ’๐Ÿ„๐ŸŒพ๐Ÿ

*Materi Pokok* 5⃣

*Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun*

Oleh: Ust. Harry Santosa

Assalamu'alaikum wr.wb.

Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.

Salam takzim utk Ayah Bunda semua.

Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.

Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.

Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.

Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.

Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.

Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.

Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.

Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.

Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarkatnya

Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.

Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya

Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.

====================
*TANYA JAWAB* :
====================

1⃣ *Bahasa Ibu dan Sastra*

_*Bunda Ayu – Bandung*_
_*Bunda Lulu – Bandung*_
_*Bunda Revika – Banda Aceh*_

Assalaamu'alaykum.

Mau tanya pak. Saya dan suami berlatar belakang bahasa berbeda. Suami biasanya menggunakan bahasa indonesia sedangkan saya sehari-hari sunda. Sebenarnya suami bisa bahasa sunda namun bahasa sunda yang kasar. Saya jadi bingung

yang dimaksud dengan bahasa ibu itu bagaimana?
bagaimana cara menumbuhkan fitrah bahasa ibu murni bagi anak?
Kalau dibaca lagi sepertinya bukan hanya mengenai keterampilan berbicara dan berbahasa..  Dan usia 0-7 pengenalan angka dan huruf adalah lewat sastra
bila anak sendiri yang meminta diajarkan mengenai angka dan huruf bagaimana?
Saya juga pernah membaca sekilas tentang penyimpangan mendidik pada usia 0-7 tahun salah satunya adalah "mengajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibu tuntas".
Kriteria bahasa ibu yang tuntas itu bagaimana?
Dengan target anak pandai beberapa bahasa, apa boleh dari kecil, anak dibiasakan mengenal beberapa kata dengan makna yang sama?
Terimakasih ๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ˜


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

1⃣Bunda Ayu, bunda Lulu, bunda Revika yang baik,

Bahasa Ibu (mother tounge) adalah bahasa native ayah dan ibu, dimana keduanya adalah penutur asli bahasa ini dan fasih menggunakannya.

Tentu jika bahasa  ayah dan bahasa ibu berbeda, disepakati mana yg paling fasih utk berkomunikasi di keluarga. Intinya inilah "bahasa resmi" di rumah kita.

Diantara pentingnya bahasa ibu ini, kita jumpai dalam sirah Nabawiyah, bahwa hikmah dititipkannya Nabi Muhammad SAW kepada Bani Sa'diyah adalah karena bahasa Arab suku di luar kota Mekkah masih murni. Karena kemudian kita mengenal Rasulullah SAW sebagai orang yg halus tuturnya dan juga budi pekertinya. Bahasa menunjukkan Adab (Kebangsawanan atau Martabat) seseorang.

Bahasa bukan hanya ttg berkomunikasi, tetapi bagaimana mengekspesikan gagasan dan perasaan dgn utuh dan jernih. Jadi Bahasa Ibu ini penting utk dituntaskan. Para psikolog menyebut indikator bahwa usian3 tahun ananda setidaknya menguasai 5000 kosa kata. Saya lebih suka dgn ukuran kualitatif, yaitu anak mampu mengekspresikan atau menangkap gagasan dan perasaannya dgn baik. Tiap anak tentu berbeda, tdk perlu panik, yg penting teruslah ajak ananda berkomunikasi.

Pada fitrahnya, tiap anak sudah diinstal bahasa sejak lahir (fitrah bahasa). Para pakar menyebut bahwa sintax sebenarnya sudah diinstal, hanya saja masih konsep, sehingga diperlukan bahasa ibu kedua orangtuanya utk mengaktifasi kemampuan berbahasanya. Hal yg tdk ada dalam dunia hewan dan tumbuhan.

Bahasa kedua, sebaiknya diajarkan setelah bahasa ibu utuh, ini sangat makesense. Anak anak yg terlalu cepat diajarkan bahasa kedua, sebelum bahasa ibunya utuh, akan mengalami resiko Mental Block. Ini jauh lebih buruk dari tdk bisa bicara, krn menyangkut kegagalan dalam mengekspresikan gagasan dan perasaan yg menyebabkan gangguan kejiwaan.

Dalam kasus lain, anak yg terlalu cepat diajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibunya utuh, akan mengalami "bingung bahasa", silahkan disearch di youtube, therapy anak anak yg mengalami bingung bahasa.

Para pakar banyak menganjurkan bahasa kedua sebaiknya di usia 8 tahun ke atas, setelah bahasa ibu benar benar berkembang baik sampai ke derajat bukan hanya bertutur indah, namun mampu menulis tulisan bersastra baik

Jadi, tetaplah rileks dan optimis, banyaklah berdialog dengan seru menggunakan bahasa yang kita fasih menggunakannya. Bangsa Jepang, Jerman dll bisa maju tanpa harus memaksakan Bahasa Inggris kok.

Catatan, symbol sebaiknya mulai dikenalkan setelah usia 6 tahun ✅



2⃣ *Imaji Positif dan Imaji Negatif*

_*Bunda Ani Ch – Sidoarjo*_
_*Bunda Vevi Avivah – Bandung*_
_*Bunda Atik – Tanjungbalai*_

Assalamu’alaikum.

Kita mengenal upaya pemberian imaji positif dan menghindari imaji negatif,

✔ apakah itu artinya kita akan 'menuruti' semua yang diminta anak?

Beberapa permintaan anak ada yang sulit dipenuhi, karena orangtua tidak mampu, tidak sesuai norma, atau tidak adil menurut orangtua. Misal, tiap hari minta mainan, memaksa minta mainan anak tetangga, makan selalu minta disuapi, tidak mau makan sendiri, minta mainan hape terus, kalau tidak dituruti akan menangis, dan sejenisnya. Sepertinya, tidak menuruti yang semacam ini akan malah mendidik anak,

✔ tapi apakah tidak 'mencederai' fitrah anak, terutama fitrah individualitas.?

✔ bagaimanakah pembagian peran masing2 ayah dan ibu dalam konsep pendikan usia 0-7 th, sehingga dapat menumbuhkan  imaji2 positif yg sinegi sesuai fitrah anak? adakah konsep/kurikulum baku yg bisa d jadikan panduan?

✔ apakah contoh imaji2 negatif serta luka persepsi itu ustadz?

Terima kasih.


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

2⃣bunda Ani Ch, bunda Vevi Avivah, bunda Atik yg baik,

Apapun di muka bumi pasti ada sunnatullahnya, ada prosesnya, ada tahapannya. Begitupula fitrah anak anak kita, yg sering diibaratkan sbg benih, tentu memerlukan tahapan perkembangan.

0-6 tahun adalah tahap penguatan KONSEPSI, melalui imaji imaji positif shg menimbulkan kesan mendalam dan kecintaan atau ghairah anak.

Misalnya Fitrah Iman di tahap ini adalah penguatan Konsepsi Allah sebagai Robb, melalui imaji keindahan ttg Allah dalam keseharian. Metodenya keteladanan dan atmosfir keshalihan. Sholat di tahap ini belum diperintah, namun bukan tidak dididik, artinya sholat diperkenalkan sebagai sesuatu yg berkesan indah, bukan tertib waktu, tertib gerakan dan tertib bacaan, tetapi ghairah cintanya pada Allah. Tidak ada paksaan di usia ini yg menyebabkan anak membenci sholat, tetapi kisahkan Maha Rahman dan Rahimnya Allah ketika anak merasa nyaman dan tenang.

Fitrah Bakat di tahap ini adalah penguatan konsepsi keunikan diri, melalu imaji positif ttg diri, dengan memberi ruang berkespresi sesuai keunikannya tanpa dibenturkan dengan adab/akhlak. Beberapa sifat unik sering muncul dalam perilaku yg nampak tdk berakhlak, misalnya sifat unik suka memerintah akan nampak keras kepala, sifat unik suka berkomunikasi akan nampak cerewet dstnya.

Dalam prakteknya, di usia 0-6 tahun, tentu tidak memperturutkan yang berbahaya dan bukan sesuatu yg manfaat, misalnya jajan, bangak main gadget, dll. Kasih harus dibarengi sayang. Sayang memfilter apakah baik atau buruk. Kasih memberi ruang utk berekspresi. Keduanya perlu seimbang dan tepat waktu serta tujuan.

Di tahap ini Ego Sentris juga sedang puncaknya, sehingga muncul dalam bentuk tdk suka berbagi dll. Tidak memaksanya berbagi ketika tdk mau berbagi, jika memaksanya akan menciderai egonya, yg berakibat buruk di masa mendatang seperti peragu dan lambat mengambil keputusan. Tetapi bacakanlah kisah2 indahnya berbagi, ajaklah makan bersama dan berbagi di panti asuhan dll. Lahirkan idea2 hebat utk berbagi, ini jauh lebih amazing dan sehat buat hubungan anak dan orangtua.

Peran orangtua di tahap ini lebih banyak menghadirkan cinta dan mengobservasi lewat kegiatan2 bersama yg seru. Ayah mensuplai ego dan percaya diri, Bunda mensuplai empati dan cinta. ✅


3⃣ *Menumbuhkan Fitrah Keimanan*

_*Ita – Sampang*_
_*Eko Purwati – Cepu*_
_*Sri Herlina – Jambi*_
_*Farhah – Surabaya*_
_*Ayah Ari – Pangkep Sulawesi*_
_*Wahyuni Sahidin – Sulawesi*_

Assalamu’alaikum Ustadz,

1. Bagaimana membangun fitrah keimanan bayi usia sekitar 1 bulan?

2. Apakah salah bila orang tua menyerahkan tugas penumbuhan  dan pengembangan fitrah keimanan , belajar ,dsbnya pada guru lesnya? Alasan nya karna sibuk bisnis, tidak paham , tdk sabaran juga disebabkan oleh anak yg enggan/ bersikap ogah2an bila dibimbing olehnya orang tuanya..

3. Anak sy perempuan umur 6,5thn. setelah memperhatikan bersama istri, fitrah keimanannya blum tumbuh maksimal. Anak sudah senang membaca tapi untuk takjub ataupun sifat yg mengarah ke mencintai Allah, rasul dan al quran blum ada. Bagaimana memperbaikinya? Terkendala dengan pengetahuan saya sendiri bersama istri bisa dibilang sangat sedikit mengenai ilmu agama. Terimakasih


4. Terkait dgn memberikan imaji positif kpd anak 1y5m. Misalnya dlm sholat, knp harus dibiarkan mereka mengganggu ketika orang di sekitarnya sholat bukankah dari kecil mmg sdh harus ditanamkan bahwa ketika orang sholat tidak boleh diganggu.

5. Saya sering membiarkan anak saya (laki-laki, 3y6m) bermain di masjid rumah kami ba'da isya. dia biasanya bermain kejar-kejaran di masjid dengan tetangga yang selesai jamaah isya. saya biasanya hanya mengawasi dari jauh. karena sy ingin membangun imaji positif mengenai masjid dan sholat. biasanya anak saya bermain di masjid hingga pukul 20-21 untuk kemudian sy ajak pulang dan tidur. yg ingin sy tanyakan apakah yg saya lakukan ini sudah tepat? krn kemarin ibu mertua memarahi sy karena membiarkan anak sy bermain di masjid hingga malam (pukul 20.30).


6. 0-7 th bila fitrah keimanannya berkembang sempurna maka anak2 akan sholat dg sendirinya tanpa disuruh apalagi dipaksa.. Kedua anak sy 11 th & 9 th msh disuruh sholatnya.. apa lg subuh  hrs ekstra membangunkan mereka.. Buku2 yg membangkitkan image positif ttg Allah, Rasulullah&sahabat di rmh tersedia dlm bentuk yg mudah msk dlm dunia anak2..komik, cerita bergambar.. Dialog ttg kebaikan Allah jg sering kami lakukan.. Kalau anak2 lg asyik bermain maka sholatnya akan terlupa.. Yg paling lumayan susah ..sholat subuh..

✔ Bgm upaya yg baik spy anak bs sholat tanpa disuruh..apalagi dimarahi..

✔ Spesial sholat subuh..bgm pula upaya penanaman&pembiasaannya..

terima kasih atas jawaban nya ๐Ÿ™๐Ÿป


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

3⃣ bunda Ita, bunda Eko Purwati, bunda Sri Herlina, bunda Farhah yang baik,

1. Memberikan ASI eksklusif, tanpa menyambi, menatap penuh cinta, menyentuh, memeluk hangat dstnya adalah pendidikan fitrah keimanan pertama.

Mengapa bayi menangis ketika lahir? Para ulama mengatakan krn bayi mencari Robb nya, dan sosok Ibu sementara waktu menggantikan kerinduan pada sosok Robb sbg Pemberi Rezqi, Pemelihara dsrnya.

Banyak riset membuktikan bahwa yg dibutuhkan bayi bukan sekedar nutrisinya tetapi kelekatannya (attachment). Cinta knilah fondasi dasar keimanan

2. Salah. Amanah fitrah ada pada kedua orangtuanya tdk bisa didelegasikan kpd siapapun kecuali uzur atau wafat. Ketika Allah mengamanahkan anak berarti Allah Maha Tahu bahwa orangtuanya mampu, sepanjang menyambut panggilan fitrah keayahan dan fitrah keibuannya.

3. Mendidik fitrah keimanan, bukan mengajarkan mendetail rukun Iman dan mengajarkan ilmu agama yg berat. Sederhana saja, bangkitkan saja gairahnya pd Allah, pd Rasulullah SAW, pd Islam dan kebaikan2nya, melalui kisah2 yg seru, keteladanan dalam kegiatan langsung, suasana keshalihan yg menyenangkan di rumah dstnya.

Kontekskan semua peristiwa dengan Allah dalam keseharian. Jika bawa oleh2, katakan dgn antusias ini dari Allah, ketika menunggu kereta api ajak dgn antusias doa bersama, ketika pohon berbuah lebat ceritakan betapa baiknya Allah dan indahnya syurga dstnya. Sederhana bukan?

3. Sholat diperintahkan kpd orangtua utk menyuruh anaknya pd usia 7 tahun bukan sejak dini, Maha Suci Allah dari kelalaian. Apa maknanya? Tidak ada anak yg suka gerakan formal dan kaku, sementara sholat adalah gerakan formal. Ada waktu selama 6 tahun, agar anak ditumbuhkan cintanya dahulu kpd Allah sebelum diperintah sholat pd usia 7 tahun. Cinta sebelum Islam.

Secara perkembangan ananda usia 0-6 tahun belum punya tanggungjawab moral apalagi sosial, jadi jika mau menanamkan adab di usia ini bukan dengan perintah apalagi beban tanggungjawab, tetapi melalui kesan2 indah. Bukankah Rasulullah SAW membiarkan cucunya bermain kuda2an di punggung beliau? Ini semata2 agar cucunya punya kesan indah ttg Sholat, ttg Islam.

Tahukah anda, bertahun2 kemudian, Hussein RA ketika menjadi pemuda diberi gelar AsSajaad, atau pemuda yg cinta sujud kpd Allah. Para ulama mengatakan, jangan2 peristiwa berkesan indah ketika bermain kuda2an di punggung Kakeknya yg mulia, membuatnya begitu terkesan dan mencintai sujud.

Lihatlah, berapa banyak orangtua, yang tergesa ingin anak batuta nya segera shalih, lalu memaksanya ini dan itu, kemudian ketika pemuda, banyak yg meninggalkan syariahnya. Barapa banyak kita yg keluar taring dan tanduknya ketika jam jam sholat tiba? Mereka membuat anak mereka membenci sholat sepanjang hidupnya.

5. Sangat baik membuat anak akrab dengan masjid, walau bentuknya bermain2 dan berlari2 di Masjid. Sangat baik lagi jika pengurus Masjid mulai merancang Masjid Ramah Anak. Di Turki beberapa masjid mulai memasang PlayGround di shaff paling belakang tempat anak anak batuta bermain di dalam masjid. Ini sebenarnya hanya masalah teknis saja dan kepedulian kita agar generasi anak anak kita mencintai masjid

6. Bisa jadi cintanya tumbuh kpd Allah dan Rasulullah SAW dengan baik pd usia 0-6 tahun, namun penguatan konsepsi Rubbubiyah ini tidak segera ditumbuhkan dan disadarkan menjadi potensi keimanan berupa ketaatan melalui aktifititas dan nalar pd kehidupan nyata.

Fase usia 7-10 tahun sudah berbeda, bukan lagi imaji2 positif tetapi bergerak kpd aktifitas2 produktif, misalnya aktif di kegiatan masjid, proyek2 utk tadabur alam yg seru yg membuatnya bersegera di pagi hari dstnya. Bisa jadi lingkungannya kurang semarak suasana keshalihannya atau tradisi di rumah yg tdk terbiasa bangun subuh sejak anak anak kecil.

Pembiasaan bangun Subuh tdk selalu permanen, karenanya lebih baik membangun kesadaran anak di usia 7-10 tahun dgn aktifitas2 keimanan yg relevan dgn sifatnya, misalnya terlibat dalam kegiatan masjid yg sesuai bakatnya. Kitalah sebaiknya yg memakmurkan masjid utk anak anak kita apabila masjidnya sepi dari kegiatan anak.

Cara lain adalah menghomestay kan anak di keluarga shalih selama beberapa hari atau pekan, dalam banyak hal keteladanan di luar rumah bisa membekas mendalam apabila berkesan. Mengikutkan pesantren kilat yg fokus pd membangkitkan ghirah keimanan juga bisa dipertimbangkan ✅



4⃣ *Belajar Bersama Alam*

_*Cut Hadiatul Husna –Banda Aceh*_
_*Sari Masyita – Aceh*_

Assalamualaikum Ustadz,

1. Saya masih kurang konkret membedakan antara aktivitas dialam untuk anak 0-7thn dengan aktivitas project 7-10thn. Anak Sy umur 4th (lk) dan 5th (pr). Jika ada 10 kategori karakter maka mereka akan punya karakter 5:5. Satunya usil satunya seriusan, satunya tukang atur, satunya tidak bisa follow the rule๐Ÿ˜ž jadi mmng sepertinya mustahil berkegiatan bersama dalam satu waktu.

2. Mengenai kegiatan anak 2-7 tahun harus lebih banyak belajar di alam, nah bagaimana kalau linkungan tempat tinggal kami tidak mendukung hal tersebut karena letak rumah berjejer dengan toko dan dekat dengan jalan raya,,,jadi biasanya bermain didalam rumah saja, apakah hal ini akan menyebabkan anak susah bersosialisasi kedepan ?

Terima kasih Ustadz ๐Ÿ™๐Ÿป


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

4⃣bunda Cut Hadiatul Husna, bunda Sari yang baik,

1. Aktifitas di usia 0-6 tahun adalah berkegiatan biasa saja, yang sering dilakukan sehari hari, bisa juga yang dianggap seru walau sederhana, misalnya masak bareng, jalan ke pantai, memberi makan ikan, mandi hujan, membuat perahu dari batang pisang dll. Berkegiatan di usia ini tujuannya adalah selain penguatan konsepsi semua aspek fitrah anak anak, juga mengobservasi aspek fitrahnya masing masing. Ibarat benih, di awal kita tidak tahu, benih apakah ananda? Maka inilah masa mengamati dgn penuh empati, benih fitrah apakah anak anak kita.
Di usia ini, memang anak anak belum bisa bekerja sama atau bermain bersama, mereka masih sama sama kerja dan sama sama main. Ingat kita baru mengenal permainan benteng, galasin, tak umpet dll yg memerlukan kerjasama setelah usia 6 tahun. Anak usia ini memang belum follow the rule, mereka belum paham konsep keteraturan dan tdk menyadari perlunya teratur. Disampaikan boleh, dipaksa akan sia sia.

Jadi rencanakan saja kegiatan seru ananda bersama, jika mereka punya karakter berlawanan, tdk mengapa dibenturkan dalam kegiatan bersama agar mereka mengenal saudaranya dgn baik. Adik Kakak yg tdk puas mengenal saudaranya (diantaranya dgn berantem) maka kelak akan tdk pernah akur. Berkelahi, sepanjang tdk bahaya tdk mengapa, mereka pd saatnya bisa kerjasama kok. Malam hari bacakan indahnya punya saudara dan sepinya dunia tanpa suadara.

2. Anak anak usia 2-7 tahun memang memerlukan ruang gerak yg bebas, satu anak setidaknya 6 m2. Ini penting utk motorsensoriknya dsbnya. Perlu dicari tempat2 yg aman dan nyaman di luar pemukiman yg padat. Namun sesekali anak anak perlu juga menyapa dan belajar dgn tukang sayur keliling, tukang ikan, berkunjung ke toko tetangga dll ✅

๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

๐Ÿ”– Catatan, *sosialisasi terbaik anak usia 0-6 tahun adalah dgn ayah ibunya*


5⃣ *Potensi Unik, Fitrah Belajar, Dan Intellectual Curiousity*

_*Bunda Revika – Banda Aceh*_
_*Bunda Ani Ch – Sidoarjo*_
_*Wahyuni Sahidin – Sulawesi*_
_*Juwi – Surabaya*_

Assalamu’alaikum Ustadz,

1. Potensi unik anak itu, apakah bisa dkelompokkan?bila iya, dibagi menjadi berapa bagian? Apa saja?

2. Pada dasarnya semua anak punya fitrah belajar, apa yg hrs dilakukan ketika fitrah belajar itu tdk nampak, seperti banyak terlihat pada kasus anak terlambat perkembangan. Apakah pada ABK (anak berkebutuhan khusus) masih bisa menerima penerapan FBE?

3. Terkait dgn fitrah belajar. Bgaimana menumbuhkan fitrah belajar anak 1y5m.

4. Utk membangkitkan intelectual curiosity anak2 seusia 2-3thn itu caranya bgmn ya? pernah saya coba terapkan dg menanggapi suatu hal yg membuat mrk tertarik dg 5w1h. tp saya merasa kok mrk tertariknya sampai batas 1w yaitu sampai pertanyaan "itu apa?" saja. kalau mulai diarahkan ke tahap selanjutnya  yg lebih dalam yaitu 4w1h, seringnya mrk melengos, ngelantur, dan akhirnya beralih ke topik yg lain yg tdk berhubungan dg topik sebelumnya. shg saya pun tdk melanjutkan pembahasan, krn jg takut nantinya malah jd "menjejalkan".

Terima kasih


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

5⃣bunda Revika, bunda Ani Ch, bunda Juwi yang baik

1. Potensi unik itu kami sebut dengan fitrah bakat. Diawali dgn sifat unik (suka....) pd usia 0-6 tahun, kemudian berkembang menjadi potensi unik pd 7-10 thn berupa aktifitas yg sangat menyenangkan dan relavan dgn sifat unik, dan diharapkan potensi unik ini kelak menjadi peran dalam berbagai profesi maupun bidang kehidupan pd usia 11 tahun ke atas.

Klasifikasinya biasanya menjadi empat, pertama potensi terkait otak kiri (analyzer, learner, ...), terkait otak kanan (designer, visioner...) , terkait interpersonal (communicator, commander...) dan terkait teknis (operator, engineer...). Silahkan lihat photo di bawah.

2. Allah takdirkan sebagian kita tdk punya kecerdasan intellectual, tetapi digantikan dgn kecerdasan yg lain. Fitrah Belajar n Bernalar anak, akan sangat relevan dengan fitrah bakatmya. Anak Down Syndrom misalnya, Allah takdirkan IQ nya tdk lebih dari 70, namun mereka dikenal sbg orang yg paling ikhlash dan emphaty, jadi lebih dominan tak pakai otak dalam belajarnya, tetapi interpersonal sejajarnya.

Begitupula anak anak Autis tertentu yg memang cerdas tertentu, misalnya Asperger Syndrom, yg sangat hebat di visual dan audial, namun sekaligus kelemahannya.

Kecuali anak anak yg mengalami mental illness, ketidakmampuan bicara dll, maka ini perlu diterapi dulu sehingga berada pada kondisi siap dikembangkan.

3. Usia 0-6 tahun adalah masa pemeliharaan dan penguatan konsepsi fitrah. Pada dasarnya anak lahir sudah punya konsepsi belajar dan bernalar. Mereka sangat "curios" sebagai bekalnya menjadi khalifah yg dimanahi bumi dan langit. Mereka memang bodoh dari pengetahuan baru di muka bumi, namun pokok pokok pengetahuan sdh mereka dapatkan sejak lahir, misalnya pengetahuan Zat Yang Maha Hebat, pengetahuan Prima Causa, pengetahuan Syntax Bahasa (yg diperkuat bahasa ibu), pengetahuan indah dan buruk, pengetahuan jijik dan nyaman dll.

Di usia ini ananda pada puncak abstraksi dan imajinasi, bukan kognisinya, krnnya simbol sebaiknya belum diajarkan, permainan kognitif diganti dgn permainan imajinatif spt bermain kuda2an, dokter2an dll.

Jadi tugas orangtua di tahap ini bukan banyak mengajarkan tetapi memberikan ruang sebebasnya utk eksplorasi mengembangkan imaji dan abstraksinya juga senso motoriknya dengan aman dan nyaman tanpa over stimulus atau stimulasi berlebihan atau belum waktunya, spt flash card, cognitive play dstnya.

4. Don't too much teaching. Dont too much asking. 5W, 3H bukan mendikte pertanyaan utk dijawab. Hindari suasana formal atau mendikte, krn membuat stress anak dan orangtua. Biasa saja seamless, seperti berdialog seru saja. Belajar di usia ini adalah proses berinteraksi, berimajinasi menyenangkan tanpa terasa belajar, misalnya bermain atau berkegiatan seru. Berkegiatan atau bermain adalah proses belajar juga. Berkegiatanlah yang seru, maka rasa ingin tahu akan terinpiirasi hebat.



6⃣ *Melatih Kemandirian, Reward or Punishment*

_*Bunda Ani Ch – Sidoarjo*_
_*Frida – Trenggalek*_
_*Bunda Izzah M – Gresik*_

Dalam materi disebut perumpaman tentang petani yang tidak boleh menyeragamkan perlakuan pada tanaman. Bagaimana jika petani menemukan 'keterlambatan perkembangan pada tanamannya'? Tanaman sekitarnnya sudah berdaun ini belum, yang lain berbunga ini belum, yang lain berbuah ini belum. Dalam pandangan perkembangan anak yang umum, kita mengenal target perkembangan,

✔ apakah yang semacam ini tidak boleh?

Misal ada target perkembangan seperti, setahun bisa jalan, 2 tahun bisa bicara, 3 tahun tidak boleh ngompol, 4 tahun bisa makan sendiri, 5 tahun bisa mengendalikan keinginan, dll.

✔ Kalau anak belum bisa atau tidak mau, melakukan hal tersebut apa yang harus dilakukan? membiarkan dulu atau bagaimana?
✔ Bagaimana cara memberi jalan anak2 agar bisa belajar mandiri untuk usia 3-6 th?
✔ Hal2 apa saja yang sejatinya dapat merusak fitrah anak di usia 0-7 tahun?
✔ Bagaimana menurut ust harry tentang konsep reward and punishment bagi anak usia 0-7 tahun?


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

6⃣bunda Ani Ch, bunda Frida, bunda Izzah yang baik,
Perbedaan tumbuh pada tanaman perlu dilihat apakah terjadi pada tanaman yang sama? Secara fisik biologis maupun perkembangan kejiwaan manusia tentu punya target perkembangan yang sama, namun dalam potensi keunikannya (fitrah bakat) manusia berbeda karena sesungguhnya tiap anak adalah tanaman yang berbeda.

Beberapa anak yang kurang gizi, melompat tahapan perkembangan fisik, lambat bicara atau mengalami mental illness dll tentu perlu dinormalisasi dulu sebelum bicara pengembangan potensi uniknya. Namun dalam keadaan normal, maka semua anak sebaiknya tumbuh sesuai potensi uniknya masing masing tanpa target.

Misalnya kecepatan anak mengafal berbeda satu sama lain, ini tidak bisa diseragamkan targetnya. Gaya belajar anak berbeda satu sama lain, ini tidak bisa disamakan Passion atau strength anak juga berbeda satu sama lain, ini juga tida mungkin ditargetkan seragam.

Kalau bicara mental illness atau juga bicara keterlambatan perkembangan bahkan kecepatan perkembangan pasti pendekatannya terapi dan terapi adalah upaya normalisasi. Ini pendekatan menurut psikologi negatif atau disebut weakness based education.

Dalam keadaan normal tentu pendekatannya psikologi positif atau disebut strength based education. Fitrah based sebenarnya lebih dekat kepada cara pandang psikologi positif..

Anak usia 3-5 tahun belajarnya dengan banyak bergerak dan berkegiatan bukan duduk diam. Bermainnya pun lebih banyak imajinative play (bermain peran dll) bukan cognitive play. Dalam pandangan fitrah based semua anak suka belajar sejak lahir, tentu saja peran orangtua penting namun bukan banyak mengajar atau over stimulus tetapi lebih kepada memfasilitasi gairah belajarnya dgn memberikan idea menantang dan inspirasi hebat beserta akses belajarnya.

Hal yang merusak fitrah anak di usia 0-7 tahun adalah obsesi orangtuanya sehingg ingin digegas semua hal melampaui kebutuhannya, atau pesimis orangtuanya sehingga diabaikan semuanya tak sesuai kebutuhannya. Ingat bahwa ada 8 aspek fitrah yang perlu dirawat dan diperkuat konsepsinya  bukan hanya fitrah belajar

Konsep pendidikan fitrah menolak semua bentuk extrinsic motivation atau cara cara behavioristik spt reward n punishment, drilling, over stimulus, mass conditioning dll. Psikologi hari ini sudah bergeser dari ilmu jiwa menjadi ilmu perilaku, karena psikologi modern menolak jiwa manusia. Padahal yang menggerakan perubahan perilaku atau motif adalah jiwa manusia atau aspek internal. Kajian kajiannya disebut intrinsic motivation atau dalam Islam disebut niat.

Untuk memotivasi dari dalam yg membuat orang mau bergerak atau berperilaku setidaknya adalah 3R, yaitu Relevant dengan fitrah, Relation/cinta yang kuat dan Reason atau alasan yang mengakar ✅



7⃣ *Ragam Kegiatan Membersamai*

_*Bunda Teni – Banjar, JABAR*_
_*Agie – Bandung*_
_*Erna – Pontianak, KalBar*_
_*Bunda Revika – Banda Aceh*_
_*Ari – Makassar*_
_*Ummu Rif'an – Surabaya*_

Bismillah

1. ustadz, kalau boleh saya minta penjelasan konkrit atau contoh praktek membersamai ananda di usia 0-7 tahun. misal, dalam mengenal bilangan atau mengenal huruf, bolehkah menggunakan buku panduan yg lajim beredar di pasaran ..?


2. Ustadz, Bagaimana memfasilitasi anak untuk bereksplorasi sementara lingkungan sekitar rumah kita kurang baik? Misal anak anaknya bertutur kata kurang baik, tetangga yang saling menggunjing, dsb.


3. Untuk anak 0-7, memberi jadwal waktu main, keluar rumah (gaul dengan temannya) apakah itu mengekang, atau sebaiknya dilepas semaunya selama masih bisa dipastikan aman?


4. Apa kriteria kegiatan sederhana utk usia0-7thn? Poin/unsur apa saja yang penting dimasukkan dalam menyusun kurikulum itu?


5. Salah satu cara menanamkan fitrah belajar kpd anak khususnya usia 7th adl mengenalkan beragam aktivitas kpd ananda. Kami sbg org tua, bersemangat ingin mengenalkan byk aktivitas kpd ananda. Namun seringkali menolak ajakan kami utk meng-eksplore aktivitas2 tsb. Kami coba gali kenapa tdk tertarik. Alasan yg diberikan macam2, spt : tdk suka, atau terlalu kawatir akan sesuatu. Biasanya ktk mau mengajak berkegiatan, kami sdh sampaikan bbr hari sblmnya. Kami jelaskan juga bgmn akivitas tsb, dan  terkadang disertai dg video. Tetapi srg kali jg tetap menolak, jika pun ikut maunya hanya menonton. Bgmn menyiasati kondisi tsb nggih ustadz ?

6. Kadang orang tua dalam mencari kegiatan untuk anak, tidak benar-benar memperhitungkannya scr holistik dari sisi si anak. Misal, ada kegiatan prakarya di tempat yg agak jauh dari rumahnya. Tapi karena atas nama agar anak berkegiatan, tetap berangkat, tanpa org tuanya tidak memperhitungkan lama perjalanan yg harus ditempuh dan bagaimana proses perjalanannya (karena semua 12 indera anak sgt sensitif, sehingga akan terstimulasi secara berlebihan ketika melakukan perjalanan dan jadi lelah fisiknya), anak lelah, tidak mood ketika sampai. Atau tidak memperhitungkan temperamen alami sang anak, cocok atau tidak dengan jenis kegiatannya, tidak menyiapkan perbekalan makanan, sehingga pada akhirnya jajan makanan yang belum jelas kehalalan dan kethayyibannya. Gimana caranya agar orang tua tidak hanya sekedar mencari segala bentuk kegiatan untuk anak, tapi benar-benar memilih dan mempersiapkan dengan baik, dgn memperhitungkan dari sisi sang anak.


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

 7⃣bunda Teni, Agie, bunda Erna, bunda Revika, Ari , Ummu Rif'an yang baik,

1. Dalam fitrah perkembangan, usia 0-6 tahun adalah tahap penguatan dan perawatan konsepsi semua aspek fitrah bukan hanya penguatan konsepsi fitrah belajar dan bernalar. Fokusnya bukan pada konten yang dipelajari tetapi konsep anak ttg fitrah dirinya, misalnya konsepsi Allah utk fitrah imannya, konsepsi identitas gender utk fitrah seksualitasnya, konsepsi keunikan diri utk fitrah bakatnya, konsepsi bahasa ibu utk fitrah bahasanya, konsepsi estetika secara imaji dan inderawi utk fitrah estetikanya, konsepsi ego utk fitrah individualitasnya, konsepsi pola gerak dll utk fitrah jasmaninya dstnya.

Jadi jangan terjebak pada konten yang harus diajarkan  tetapi kegiatan2 seru dengan penuh imaji2 positif yang akan menguatkan dan merawat konsepsi fitrah di atas. Contoh konkretnya berbeda untuk tiap fitrah. Misalnya, fitrah keimanan dengan banyak membuat ananda antusias kpd Allah dgn kisah2 indah ttg Maha Rahimnya Allah, mengkontekskan seluruh peristiwa sehari2 ttg kebaikan Allah, berwajah sumringah dan antusias dalam melakukan kebaikan dstnya.

 Secara fitrah perkembangan, merekognisi symbol sebenarnya baru dimulai setelah usia 7 tahun, di bawha 7 tahun ananda lebih banyak kepada penguatan konsepsi dengan imaji2 positif.

2 dan 3.
Anak di bawah 7 tahun sebaiknya jangan terpapar lingkungan yang buruk, fitrah mereka belum kuat untuk terpapar. Selalu dampingi dan segera netralisir jika terpapar yang kurang baik sbg bentuk imunitas. Upayakan dgn sungguh sungguh kelekatan pada anak shg kitalah yang menjadi rujukan kebenarannya. Sosialitas anak usia 0-6 tahun sesungguhnya berada pada orangtua dan keluarga besarnya, mereka masih belum menyadari sosial dan ego sentrisnya masih tinggi.

4. Kriteria kegiatan sederhana adalah peristiwa sehari2 yang berseliweran, istilahnya learning through living. Misalnya tiba tiba ikan mas kesayangan mati, dan kita lihat ananda sangat terkesan, maka itulah tema berkegiatan hari itu. Kita bisa buka ensiklopedia atau majalah national geographic  ttg ikan, membuka alQuran atau alHadits ttg ikan dan kehidupan, siang hari berkunjung ke peternakan ikan, membahas seru mengapa dan bagaimana memelihara ikan dstnya. Nah, dalam berkegiatan itu rencanakan semua aspek fitrah bisa "digairahkan atau dikeluarkan"

Kurikulum bukan lesson plan kegiatan sepanjang pekan apalagi jadwal dan checklist, tetapi kerangka kerja mendidik anak sesuai tahapan usia dan masing2 aspek fitrah yang selaras dengan misi keluarga, keunikan alam tempat tinggal, kearifan masyarakat, dan Kitabullah.

5. Hal yang sering kita lupakan adalah mengamati tanda tanda antusias dan bahagia anak dalam setiap berkegiatan. Makin lama kita akan memahami karakter uniknya atau fitrah bakatnya. Tiap anak suka belajar dan berkegiatan sepanjang itu relevan dengan fitrahnya baik fitrah perkembangannya maupun fitrah bakatnya.

Terus saja mencoba, barangkali ananda belum menemukan minatnya, atau coba diingat ingat apakah pernah mengalami trauma pada belajar sebelumnya misalnya orangtua agak menekan tanpa sadar, menuntut hasil segera sehingga anak merasa enggan jika bersama orangtuanya dll.

6. Di masa awal berkegiatan maka lakukan saja kegiatan yang sederhana, sesederhana apapun, tidak menunggu semua ada, mulai dari yang ada sehari hari, tidak mengada ada. Yang penting seru melakukannya. Jangan lupa buat jurnal kegiatan yang berisi dokumentasi kegiatan serta catatan catatan antusiasnya, sikap yang didapat, fitrah fitrah yang digairahkan dll.

Lalu rancang kembali kegiatan sesuai catatan2 pd jurnal sebelumnya, lalu lakukan lagi dokumentasi. Begitu seterusnya, makin lama makin tajam, makin mengenal ananda sampai bertemu dengan pola fitrah ananda. Nah kalau sudah bertemu polanya kita akan lebih mudah merancang kegiatan bahkan kurikulum personal karena semakin tajam rancangannya sesuai kebutuhan ananda ✅



 8⃣ *Adab dan Parameter Pra Aqil Baligh*

_*Beti – Arizona*_
_*Ayah Ari – Pangkep Sulawesi*_

1. Usia 0-7thn adab apa saja yang harus ditularkan ke anak

2. Bagaimana mempersiapkan anak usia 4 tahun untuk menghadapi masa aqil balighnya nanti?

3. apa yang harus dilakukan ortu agar anak dapat melewati masa pra aqil baligh dengan baik?

4. apa parameternya, anak telah melewati pra aqil dengan baik?


๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

8⃣ Bunda Beti, ayah Ari yang baik,
1. Adab mulai diperintah sejak usia 7 tahun bersamaan dengan perintah Sholat (Adab kpd Allah). Di bawah 7 tahun Adab diimajikan positif shg ananda bergairah melakukannya.
Adab bukan sebatas etika atau disiplin, tetapi perbuatan yang berderajat dan bermartabat sesuai tahap perkembangannya. Jadi di bawah 7 tahun, adab lebih kpd gairah gairah utk melakukan sesuatu yang ma'ruf (amal baik yang dikenal) sesuai tahapannya dan tdk dituntut sempurna.

2. Tumbuhkan saja semua aspek fitrahnya sesuai tahapannya (lihat framework FBE), kelak ananda akan siap memasuki fase pre aqilbaligh maupun aqilbaligh

3. Pre AqilBaligh bisa di usia 0-14 tahun, bisa di tahap kritis pd usia 10-14 tahun.
Ortu sesungguhnya hanya melakukan sesuai kerangka kerja (framework) FBE dengan mengkontekskan pada keunikan ananda dan keluarga.
Di tahap 0-6 tahun orangtua berperan sebagai fasilitator utk menguatkan konsepsi fitrah.
Tahap 7-10 tahun orangtua berperan sebagai guide utk menumbuhkan potensi fitrah
Tahap 11-14 tahun orangtua berperan sebagai coach utk menguji dan mengokohkan potensi menjadi peran

4. Parameternya secara umum adalah semua aspek fitrah telah menjadi potensi dan siap dikembangkan menjadi peran.
Fitrah keimanan, telah menguat menjadi potensi utk bertauhid secara totalitas dan menjadi peran menyeru Tauhidullah.
Fitrah belajar dan bernalar, telah menguat menjadi potensi untuk melakukan inovasi dan peran innovator utk memakmurkan alam
Fitrah bakat, telah menguat menjadi potenei kekuatan utk melahirkan karya dan peran spesifik dalam bidang kehidupan
Fitrah seksualitas, telah menguat menjadi potensi keayahan bagi anak lelaki dan potensi keibuan bagi anak perempuan untuk menjalani peran keayahan dan peran keibuan sejati ✅


 9⃣ *Menyamakan Frekuensi*

_*Bunda Revika - Banda Aceh*_
_*Bunda Sifa - Makassar*_
_*Sari Masyita – Aceh*_
_*Ana – sidoarjo*_
_*Bunda Izzah M – Gresik*_

Assalamualaikum

1. Untuk ibu yang bekerja, Adakah efek negatif menitipkan anak di bawah umur 7 tahun di sekolah yang hanya terkonsentrasi pada hafalan quran selama 3 jam perhari (metode talaqi)? Atau tempat penitipan seperti apa yang ideal? Terima kasih Ustadz..

2. Bagaimana cara kita memaksimalkan membersamai anak ketika anak tersebut harus diasuh oleh  neneknya? sementara kesempatan bertemu hanya sekali tiap minggu nya. Dukungan dari suami pun krg ada, beliau blm sepenuhnya sadar akan pentingnya pendidikan berbasis HE.

3. Keluarga dengan latar belakang divorce, mau tidak mau akan berdampak pada tumbuh kembang anak khususnya secara psikis. Bagaimana memfilter fitrah anak agar tetap dapat berkembang secara baik meskipun dengan keluarga yg tidak utuh.

4. Jika pada usia 0-7 tahun anak terlanjur mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari ortu/sekitar (overprotektif) sehingga potensi ke arah jouvenile itu terlihat, bagaimana ortu mensikapinya ustadz? anak terlanjur memiliki memori masa lalu yang kurang menyenangkan. terimakasih ๐Ÿ˜Š

5. mau bertanya, sistem HE apa yang bisa dan baik diterapkan untuk anak usia menjelang 3tahun? dan bagaimana cara mengajak suami untuk turut andil dalam mendidik anak-anak?syukran. Terimakasih


6. bagaimana caranya mendiskusikan kepada suami ttg HE sedangkan suami belum paham sama sekali ttg konsep HE , suami juga terlalu sibuk bekerja jadi pulang kerumah istirahat dan sudah ga sanggup untuk sekedar berdiskusi ttg pendidikan anak. Terima kasih Ustadz ๐Ÿ™๐Ÿป

๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*

 9⃣ bunda Revika, bunda Sifa, bunda Sari Masyita, bunda Ana, bunda Izzah yang baik,
1. Tempat penitipan tidak ada yang ideal untuk anak di bawah 7 tahun, karena semua aspek fitrah memerlukan kehadiran ayah dan bunda. Aspek fitrah bukan bicara apa yang harus diisi atau distimulus, tetapi bicara konsepsi fitrah yg harus dirawat dan dikuatkan melalui imaji2 positif dan kelekatan ayah dan ibu. Upayakan saja quality time utk kelekatannya atau lebih baik sebenarnya jika menitipkan anak pada keluarga shalih yg bisa menggantikan sosok ayah dan sosok bunda

2. Lihat no 1
3. Ini pentingnya berkomunitas, jadi bisa mendapatkan sosok ayah dan sosok ibu secara bergantian dalam konsep berjamaah. Sosok ayah dan sosok ibu harus hadir

4. Kalau sampai mental illness ya harus diterapi. Dalam konsep fitrah, prosesnya perkembangan fitrahnya harus diulang. Gunakan cara2 alamiah dan hindari cara2 shortcut  spt hypnitisme dll

5. Silahkan lihat framework FBE. Usia 3 tahun masuk dalam tahap usia 0-6 tahun untuk penguatan konsepsi. Suami yg tdk mau terlibat biasanya suami yg punya masalah dengan dirinya atau tidak selesai dengan dirinya, maka bantu suami2 demikian utk menemukan dirinya. Memang menjadi kerja ganda ya, tetapi inilah jalannya. Dan ingat bahwa kita mendidik anak bukan karena suami, tetapi karena Allah SWT. Namun tetap upayakan utk membantu suami dengan mengantarkannya pd penemuan dirinya.

6. Para ayah adalah makhluk konseptual, mereka umumnya tidak suka dengan yg terlalu teknis. Maka ajak saja untuk misalnya membuat misi keluarga atau membuat narasi2 ttg keluarga mau dibawa kemana baik di dunia maupun di akhirat, meminta nya menjadi konsultan pendidikan di rumah dll lalu bunda asik dan seru membersamai anak, semoga membuatnya cemburu pd kedekatan bunda dgn anak anak


====================
*Penutup* :
====================

๐Ÿ‘ณ๐Ÿป *Ustadz Harry*:

Intinya usia 0-6 tahun adalah masa merawat dan menguatkan konsepsi semua aspek fitrah. Tahap ini fitrah ananda sedang baru mekar indah, memerlukan full cinta. Tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, utamakanlah yang memberi dampak (anak cinta) bukan apa yg nampak (anak bisa), berikan yg anak butuh sesuai tahapnya bukan yg anak mampu.

Penguatan konsepsi ini adalah dengan membangkitkan imaji2 positif dan keindahan sehingga anak cinta dan antusias dengan apa apa yg ada pada fitrah dirinya.

Percayalah, anak yg kuat konsepsi fitrahnya, akan menyambut semua aktifitas kebaikan termasuk adab pada usia 7-10 tahun.

Tetaplah syukur pd fitrah diri dan fitrah ananda, sehingga kita senantiasa rileks (ithminan) dan optimis (rojaa') dalam merawat dan menumbuhkan fitrah ananda, dan menghantarkannya pada peran peradaban terbaik dengan adab mulia.

Salam Pendidikan Peradaban

Waswrwb ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š

Tidak ada komentar:

Posting Komentar