Selasa, 30 Mei 2017

# Fitrah based education # Ibu Profesional

Matrikulasi Pokok HEbAT 7

🌼🌿🌼🌿🌼🌿🌼🌿🌼🌿

πŸ“š☕ *Resume Kulwap*
Ⓜ *atrikulasi#4 HEbAT* ☕πŸ“š

*MATERI POKOK 7⃣ KONSEP PENDIDIKAN PRE AQIL BALIGH 8-10 TH*

πŸ“† Selasa, 2 Mei 2017
⏰ 20.00-22.00
πŸ“‘ Grup Ⓜatrix Aceh HEbAT

πŸ‘³πŸ½ Narasumber/SME: *Ust. Adriano Rusfi*
πŸŽ™ Host: Noni
πŸ“ Admin dan Notulis: Dini

πŸŽ“ *Profil SME*

πŸ‘€ Nama : Adriano Rusfi
πŸ”ΉTempat & Tanggal Lahir: Bukit tinggi, 4 Maret 1964
πŸ”ΉPendidikan Terakhir: Psikologi, UI
πŸ”ΉDomisili: Yogyakarta
πŸ”ΉAyah dari 4 orang anak
πŸ”ΉSME Utama HEbAT Community

πŸ”»Aktivitas Beliau antara lain :
* 1989 – 1992  Pimpinan Umum Majalah Wanita UMMI
* 1994 – 1995  Ka. Div Program P3UK
* 1995 – 1998  Direktur Program Sinergi Indonesia
* 1998 – 2002  Direktur Program INVENTRA
* 2002 – 2004   Direktur Utama PT. Sajadah Edutama Indonesia
* 2005 – 2007   Learning Manager PT. NSI Edukomunikasi
* 1995 – skrng  Konsultan SDM & Pendidikan independen
* 2000 - sekarang Konsultan Senior @PPSDM Consultant
* Anggota Dewan Pakar Masjid Salman ITB

🌏🌱🌏🌱🌏🌱🌏🌱🌏🌱

*Materi Pokok* 7⃣

🎯 *Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Tahun* 🎯

Subject Matter Expert (SME): *Ust. Harry Santosa*
___________________________

Malam ini kita akan membahas konsep pendidikan berbasis potensi fitrah dan akhlak, untuk periode pre aqil baligh (usia 8-10 tahun). Tentu tahap 8-10 ini akan lebih mudah kita jalani apabila tahap 0-7, pertumbuhan fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar anak anak kita berkembang secara utuh.

Baik teori psikologi perkembangan anak, maupun perjalanan sirah Nabwiyah, melihat usia 8-10 atau ada juga yg menulis 7-10 merupakan penentu kesiapan tahap latih di usia 11-14 menuju aqil baligh.

Secara syariah, fitrah keimanan, ditandai dengan perintah sholat yg dimulai ketika usia 7 tahun, dan batas penyadarannya sampai di usia 10 tahun. Bila di usia 10 tahun masih belum tumbuh fitrah keimanannya dgn sholat sbg wujud simbolnya maka boleh dipukul. Fase keimanan Rububiyatullah (kholiqon, roziqon, malikan), bergeser meningkat ke Mulkiyatullah (waliyan dan hakiman). Wujudnya adalah perintah sholat.

Ketika ego sentrisnya terpuaskan di usia 0-6 tahun, maka di usia 7 tahun mulai melebar kepada sosial dan tanggungjawab moral. Maka di saat yg sama, anak2 harus dibangkitkan fitrah keimanannya pd aspek ketaatan pd hukum (hakiman) dan ketaatan/kecintaan tunggal (waliyan).

Secara fitrah perkembangan, usia 7 tahun, anak2 mulai mengenal nilai2 sosial di sekitarnya. Maka mereka mulai mengenal Allah sebagai pembuat hukum dan Zat yg harus ditaati secara totalitas. Di saat yg sama, pada usia 7 tahun, fitrah belajar dan fitrah bakat juga mulai dibangkitkan dengan beragam aktifitas yg menjadi minat dan passionnya. Pada tahap ini perbanyak aktifitas belajar di masyarakat dan aktifitas yg sesuai kepribadiannya. Agar di usia 10 tahun, ketiga fitrah ini (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat) sudah matang untuk dilatih secara serius.

Usia 10 adalah batas evaluasi apakah sdh kenal Allah dengan baik (sholat dgn kesadaran) dan kenal diri dengan baik (ku tahu yg ku mau). Para Pelatih FIFA, juga menjadikan usia 10 tahun sebagai batas dari latihan “bermain-main saja walau berbakat” menjadi latihan “teknik dan muscle memory”. Di Jerman penjurusan sekolah dimulai ketika kelas 4 SD, atau sekitar usia 10 tahun.

Rasulullah SAW, mulai magang berdagang bersama pamannya ke Syams sekitar usia 10  atau 11 tahun.

Abu Bakar ra, mengatakan ada dua hal yang paling utama untuk dikenal, yaitu kenal Allah dan kenal diri. Menurut saya kenal Allah (fitrah keimanan) dan kenal diri (fitrah bakat) sebaiknya sudah selesai di usia 10 tahun.

=====================

πŸ’‘ *Pengantar dari Ustadz Aad*

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ayahbunda sekalian yang saya hormati, terima kasih telah berkumpul pada malam hari ini. Saya selalu merasa kagum dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas semangat Ayahbunda yang luar biasa dalam menuntut ilmu, khususnya di bidang pendidikan anak melalui home education

Namun demikian, jangan pernah lupa bahwa pada diri Ayahbunda masing-masing telah terinstall, dan telah tertanam sekian banyak nilai-nilai pendidikan anak yang Allah sampaikan melalui IlhamNya

Yang kedua, jangan juga lupa selalu meminta petunjuk ilmu arahan kepada Allah tentang arah dan cara yang tepat dalam mendidik anak kita masing-masing, apalagi di tengah begitu banyaknya ajaran-ajaran dan nilai-nilai perenting yang kadang-kadang satu sama lain bahkan saling bertolak belakang

Sedangkan yang ketiga, belajarlah untuk "sok tahu", mencoba melakukan sendiri, melakukan "eksperimen" tentang pendidikan anak

Saya sering mengajarkan tentang "sok tahu", karena memang pada dasarnya kita itu tahu banyak, tetapi kurang sadar bahwa sebenarnya kita tahu banyak, termasuk dalam mendidik anak-anak kita

Mungkin ada yang bertanya : "bereksperimen tentang pendidikan anak bukankah berbahaya ?". Di satu sisi mungkin betul, tapi di sisi lain Insya Allah jika "eksperimen" itu senantiasa meminta petunjuk dan diberikan Allah, maka Allah selalu memberikan petunjuk bimbingan dan pendampingan pada saat kita "bereksperimen" dalam mendidik anak. ✅

πŸŽ™ *Host*:

Masya Allah... Jadi apapun dan bagaimana pun yang kita lakukan jika selalu memohon pentunjuk dari Allah... In sya Allah... Allah yang akan menyelamatkan dan memperbaiki kita yaa dari kesalahan2 kita...


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

Betul. Allah itu senantiasa mengkoreksi kelemahan, kesalahan dan kekeliruan kita, selama kita senantiasa istighfar, minta ampun dan minta tolong padaNya ✅

πŸŽ™ *Host*

Barrakallah...

Sudah ada 6 pertanyaan yang dikompilasi oleh tim matrix pusat...

Kita langsung mulai pertanyaan pertama yaa Ustadz....


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

 Silakan

❓❓❓❓❓❓❓❓❓

*DISKUSI*

πŸŽ™ *Host*

1⃣ *Mengenali diri, persiapkan dan indikator Aqil Baligh*

 *Bunda Idanayu - Sidoarjo*
*Tina - Surabaya*
*Tedy - Cimahi*
 *Sri Sundari - Bandung*
*Ririn - Boyolali*

Assalamu'alaikum...

1. Apakah ada perbedaan yg tegas utk menyiapkan fitrah keimanan antara anak laki2 dan perempuan...

2. Untuk memulai proses kenal diri bagaimana langkah2 yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membantu anaknya?

Mencakup apa sajakah kenal diri ini?

3. Assalamu'alaikum ustadz...
Apa yang perlu ditekankan untuk diajarkan kepada anak perempuan usia 10 tahun menjelang 11 tahun untuk disiapkan menyambut masa akil baliq nya?
jazakumullah πŸ™πŸΌπŸ˜Š

4. Bagaiamana indikator indikator aqil pada anak 10 thn?

5.  Anak sy perempuan 10 th ..saat diajak beraktivitas di luar.. contoh pd acara lomba gambar..dia marah dan tidak mau bergabung..spt takut menghadapi tantangan di tengah banyak orang...dimanakah kesalahan sy dlm hal ini..dan bgm mengatasinya? Jzklh..

6.  apa saja yang dapat dijadikan sebagai parameter bahwa fitrah keimanan, fitrah bakat, dan fitrah belajar anak telah tumbuh sempurna di usia 8-10 tahun?

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

1⃣ bunda Indramayu, Bunda Tina, Ayah Tedy  Bunda Sri Sundari, dan Bunda Ririn, Wa alaikumsalam Wa rahmatullahi Wa barakatuh

1. Untuk pendidikan Fitrah keimanan, pada dasarnya tidak ada perbedaan antara mendidik keimanan pada anak laki-laki dan pada anak perempuan. Kalau toh harus dibedakan, mungkin letaknya lebih kepada kisah-kisah. Misalnya pada anak laki-laki mungkin diberikan kisah-kisah keimanan yang dilakoni oleh tokoh laki-laki. Sedangkan untuk anak perempuan diberikan kisah keimanan yang dilakoni oleh tokoh perempuan.

2. Upaya kenal diri yang pertama adalah memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya dan seluas luasnya kepada anak-anak kita untuk melakukan apa saja, untuk mencoba apa saja, untuk mengeksplorasi apa saja. Karena pada dasarnya langkah awal untuk mengenal diri adalah melakukan eksplorasi seluas mungkin.

Dalam proses eksplorasi itu ada hal-hal yang mudah dilakukan, ada ada hal-hal yang tidak mudah dilakukan, ada hal-hal yang cepat dia kuasai, ada hal-hal yang lambat dia kuasai, ada yang dia sukai, dan kemudian ada yang tidak disukai

Nah, dari proses tersebut nanti akan tergambar siapakah dia

3. Kita tahu pada usia 10 tahun Islam telah mengajarkan adanya segregasi seksual, yaitu pemisahan aktivitas antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Oleh karena itu pada anak perempuan yang telah berusia 10 tahun sudah mulai semakin ditekankan aktivitas-aktivitas, keterampilan-keterampilan  kompetensi-kompetensi yang sangat spesifik perempuan, seperti mengelola rumah tangga, mengasuh anak, membersihkan rumah, memasak, mencuci, menstrika  dan sebagainya.

4. Secara umum indikator Aqil adalah mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, memikul resiko atas sebuah keputusan, bertanggung jawab, mandiri baik secara personal maupun sosial. Khusus untuk laki-laki mampu mencari nafkah sendiri dan pada umumnya adalah mampu memikul beban kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

5. Allah telah menciptakan anak perempuan sebagai makhluk domestik. Tempat yang paling nyaman pada nya adalah rumahnya. Jadi jika seorang anak perempuan merasa lebih nyaman di rumah, tidak terlalu tertarik dengan kegiatan kegiatan di luar, berinteraksi secara publik dengan begitu banyak orang banyak saya rasa anak semacam itu justru anak yang masih terpelihara fitrahnya

Tidak ada yang salah dengan itu, kecuali jika anak tersebut memiliki ketakutan untuk diajak keluar, memiliki ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain. Itu baru patut untuk Kita waspadai

6. Fitrah keimanan Fitrah bakat dan Fitrah belajar pada anak 8 sampai 10 tahun akan tampak telah terbentuk dengan baik, jika ia melakukan segala sesuatunya atas kesadaran, bukan atas paksaan. Mereka rajin menurut ilmu, diantaranya ilmu-ilmu agama, lalu memilih ibadah-ibadah nafilah yang dia rasa cocok dengan karakter, minat dan bakatnya. Dan kemudian dia melaksanakan ibadah itu dengan ikhlas tanpa ada suruhan dan perintah dari siapapun, maka itu adalah pertanda bahwa anak itu telah memiliki Fitrah bakat, Fitrah keimanan dan Fitrah belajar yang baik

Jadi kata kuncinya adalah : Apakah pada usia tersebut Seorang anak telah mampu melakukan segala kebaikan yang diajarkan Agama atas dasar kesadaran sendiri. ✅

πŸŽ™ *Host*

2⃣ *Fitrah Belum tuntas*

 *Fitien - jombang*
*Sri Sundari - Bandung*

1. Assalamu'alaikum.
Bagaimana mengatasi jika ternyata anak belum tuntas fitrahnya dan egosentrisnya blm terpuaskan pada usia 0-7 thn sedangkan dia sudah berusia 8 thn ke atas?

2. Tentang. ..fitrah iman, fitrah belajar, dan fitrah bakat pd usia 10 tidak matang bersamaan..bgm cara mengatasinya...?

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

2⃣ Pada dasarnya ciri-ciri Fitrah yang belum matang pada usia sebelumnya adalah munculnya kebutuhan tersebut pada usia sesudahnya. Maka yang harus kita lakukan fokuskan dan tuntaskan dulu Fitrah sebelumnya, baru kemudian Fitrah sesudahnya.

Dalam beberapa hal, hal itu juga dapat dilakukan secara berbarengan. Tetapi skala prioritas kita tetap kita arahkan kepada yang sebelumnya.

Apalagi jika terkait dengan fitrah keimanan, mari kita prioritaskan dia karena jika Fitrah keimanan itu sudah tumbuh secara optimal, maka fitrah-fitrah yang lainnya itu sangat mudah untuk dibentuk. Karena akar dari pohon kehidupan seorang manusia, akar dari segala bentuk fitrah adalah fitrah keimanan

Kemudian tentunya Fitrah Fitrah tersebut tidak akan matang secara bersamaan pada anak usia 10 tahun.

Itu tidak terlalu masalah. Sekali lagi, seperti yang saya katakan sebelumnya, fokus saja dulu pada fitrah keimanan. Karena ketika mereka telah Ridha kepada Allah, Islam dan rasul-Nya, apapun sesudah itu yang kita ajarkan dia akan mentaatinya, sebagaimana mereka mentaati Allah, Islam dan rasulNya ✅

πŸŽ™ *Host*

 3⃣ *Fitrah Bakat di usia 8 - 10 th*
*Kartika - yogya*
*Dhiela - Makassar*
*Ririn Boyolali*

Assalamu'alaikum...

1. Apabila anak laki laki di rentang usia ini kegiatannya masih main saja. Bertualang kesana kemari dan berinteraksi dengan yang lain terutama dengan teman sebaya atau lebih kecil bagaimana dengan menentukan bakatnya ?

Apabila perempuan bgmn pendampingannya ?

2. Apakah anak perempuan saya yg berumur 8 thn dengan bakat dan minat di bidang modeling, menari, dance harus sy hentikan krna tdk sesuai ketentuan syariat..apakah itu mematikan potensi yg ada dalam dirinya. Syukron

3.  Di usia anak antara 7-10 tahun jika didapati banyak memiliki bakat, bagaimana cara memilihkan fokus profesinya kelak?

4. Bagaimana mengenali bakat sebenarnya pada anak usia 10 thn? Bakat, minat, sifat, kelebihan dan kekurangan diri. Ada lagikah?

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

3⃣ pada dasarnya manusia itu adalah makhluk yang senang bermain. Jangankan pada usia 8 sampai 10 tahun  sampai tua pun pada dasarnya manusia senang bermain, senang beranjangsana dan senang bertualang.

Sehingga menurut saya tidak ada yang salah pada seorang anak yang pada usia tersebut masih senang bermain, bertualang dan beranjangsana dengan teman-temannya. Bahkan dalam "Kurikulum Allah" saya pernah menyampaikan : yang terbaik dalam pendidikan kedewasaan seorang anak adalah "biarkan dia beraktivitas dalam kehidupan ini", dengan catatan : tugas orang tua adalah mempercayainya, melepasnya, mendampinginya, memberikan, makna-makna atas pengalaman hidup yang telah dia jalani, dan kemudian terakhir mengemas atau mengkonstruksi pelajaran dari makna makna kehidupan yang dia jalani tersebut.

Maka insya Allah seorang anak yang menjalani hidupnya di kehidupan bersama teman-temannya, akan menjadi anak yang kaya dengan pengalaman, akan menjadi yang tumbuh sebagai manusia yang aqil-baligh. Bahkan anak-anak semacam ini akan jauh lebih mudah menemukan bakat dan minatnya, karena dia telah melakukan dan mencoba segala hal dalam kehidupannya.

Begitupula dan anak perempuan pada usia tersebut. Berikan kesempatan padanya untuk mengelola kehidupannya dan khususnya kehidupan di dalam rumahnya, mulai dari beranda sampai halaman belakang. Dan jika usianya sudah mendekati 10 tahun, mulailah diberikan kepadanya tugas-tugas pekerjaan dan tanggung jawab spesifik sebagai seorang perempuan dewasa kelak.

Bakat dan minat di bidang menari, modeling dan dance pada dasarnya adalah bagian dari domain bakat seni. Sehingga, mari arahkan anak perempuan tersebut kepada aktivitas-aktivitas yang bersifat seni, artistik, kreativitas, gerak motorik halus  yang tidak harus bertabrakan dengan nilai-nilai syariah

Sehingga dengan demikian bakatnya tersalurkan dengan baik, tapi syariat tidak terlanggar karenanya.

Saya mengenal ada seorang anak yang telah terlanjur di masa kecilnya dididik dengan modeling, sehingga pada saat dia dewasa dia sangat tergoda dan menuntut untuk disalurkan hasratnya di bidang modelling tersebut. Pada awalnya gadis tersebut berjilbab, tapi ketika memasuki usia SMP dia mulai melepaskan jilbabnya karena merasa tidak cocok dengan dunia modeling. Jadi mari kita hati-hati memilih kan ekspresi dari bakat seni anak-anak kita.

Ayah Bunda sekalian, setiap manusia itu multi talenta. Dia memiliki beberapa bakat, karena dunia ini terlalu rumit dan terlalu berat hanya untuk diatasi lewat 1 bakat saja

Oleh karena itu amat sangat keliru jika kita mengarahkan bakat anak kita fokus hanya pada satu hal saja. Biarkan dia terus berkembang mencoba menghebatkan dirinya dengan berbagai hal. Bahkan biarkan hal itu terus dia lakukan sampai dia berusia 40 tahun. Karena bagi saya usia 0 sampai 15 adalah character building, usia 15 sampai 40 tahun adalah capacity building.

Mengenali bakat anak bisa dilakukan dengan beberapa hal :

Pertama ,dengan mencoba dan terus mencoba, melakukan dan terus melakukan, bereksperimen dan terus bereksperimen. Anak yang kaya dengan pengalaman Insya Allah pada saat dia mengikuti Talent mapping dari Abah Rama, dia akan menghasilkan konstruksi yang akurat atau mapping yang akurat.

Yang kedua, libatkan anak sebanyak mungkin di alam bebas, atau di kehidupan alami, karena alam bebas akan membuat anak kita tampil sebagaimana aslinya  tidak ada yang ditutup-tutupi, topeng akan dibuka pada saat itu. Maka kehidupan di alam bebas akan membuat kita lebih cepat untuk mengenal bakat dan potensi anak kita

Kemudian yang ketiga, Allah sudah mengingatkan kita orang yang mengenal dan mengingat Allah dia akan kenal akan dirinya orang, yang lupa akan Allah, Allah jadikan dia lupa akan dirinya.

Jadi ajarkan anak kita untuk mengenal dan selalu mengingat Allah. Maka insya Allah dia akan mengenal Siapa dirinya yang sebaik-baiknya

Kemudian yang terakhir, mencoba untuk memahami jenis cobaan-cobaan yang dialami oleh anak kita dalam hidupnya, dan kemudian Ridho atas cobaan tersebut.

Karena cobaan dari Allah itu semacam psikotes dari langit, karena cobaan akan selalu sesuai dengan kapasitasnya, cobaan itu akan selalu sesuai dengan kualitasnya

Seorang anak yang sering dicoba dengan penyakit boleh jadi bakatnya adalah di bidang kedokteran, seorang manusia yang sering dicoba dengan kemiskinan boleh jadi bakatnya adalah di bidang ekonomi dan seterusnya. ✅

πŸŽ™ *Host*

4⃣ *Supaya anak senang melakukan ibadah dan manajemen waktu*

 *Ummu Tisa - Malang*
*Sri Sundari-Bandung*

Assalamualaikum
Mau tanya terkait materi matrikulasi ke 7.
1. Apakah ada perbedaan yg tegas utk menyiapkan fitrah keimanan antara anak laki2 dan perempuan...

2.Pada usia 7 tahun anak sudah mulai diperintahkan untuk sholat. Apakah harus sholat 5 waktu. Dan untuk solat subuh apakah juga wajib.

Ada saudara saya yang anaknya usia 7 tahun sudah diperintahkan solat. Lalu saat solat subuh dia masih tidur dan dibangunkan. Kemudian anak menangis karena masih ngantuk. Dan tetap dipaksa untuk solat. Apakah itu baik

Dan bagaimana cara terbaik mengajarkan anak solat 5 waktu tanpa ada kekerasan fisik maupun mental.


3. Kebetulan saya mengajar anak-anak kecil mengaji Alquran . Dan usianya mulai dr 8-15 tahun. Mengajinya ada program hafalan Alquran. Namun ada beberapa anak yang sebenarnya tidak ingin tapi orang tua tetap mendaftarkan. Bagaimana solusi supaya fitrah nya tidak terlukai.

4. Dan bagaimana mengajarkan fitrah keimanan atau fitrah belajar dengan baik sementara kita hanya sebagai guru yang hanya beberapa jam saja ketemu mereka.


Terima kasih

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

4⃣ seperti yang sudah saya jelaskan diatas, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam mendidik fitrah keimanan antara anak laki-laki dengan anak perempuan.

Pendidikan sholat lima waktu yang dimulai sejak anak berusia 7 tahun, tentunya yang lima waktu termasuk salat subuh. Namun demikian, sebagaimana yang pernah saya sampaikan dalam satu kesempatan, pendidikan ibadah apapun mulailah dengan NIAT. Mulailah dengan motivasi, dengan nilai-nilai, sehingga dia tidak mengalami rasa terbebani yang terlalu berat saat dia diminta untuk sholat, Terutama sholat shubuh

Dan sekali lagi, ini ada kaitanya dengan pendidikan fitrah keimanan. Jika anak telah dididik keimanannya dengan sebaik-baiknya, maka insya Allah pada saat dia diajari sholat di usia 7 tahun  termasuk salat shubuh, maka dia akan lakukan dengan sebaik-baiknya.

Sekali lagi, saat anak diajari ibadah, termasuk sholat, pada usia 7 sampai menjelang 10 tahun tetap tidak boleh ada paksaan. Karena Rasulullah SAW mengatakan paksaan baru dibolehkan saat anak berumur 10 tahun (dipukul jika tak shalat)

Tentang orang tua yang memaksakan program menghafal Al-Qur'an pada seorang anak, yang dia tidak cukup memiliki bakat untuk menghafalkan Al Quran, maka tugas kita adalah mengingatkan orangtuanya.

Ingatkan kepada orangtua : mengubah hukum Allah adalah haram. Mengubah yang sunnah menjadi wajib adalah haram. Setinggi apapun fadilah dari menghafalkan AlQur'an, tetap hukumnya adalah sunnah, bukan wajib. Allah sangat murka orang-orang yang telah merubah hukum-hukumnya.

Pendidikan fitrah apapun pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua, apalagi kalau kita bicara tentang fitrah keimanan. Itu butuh pendampingan, butuh waktu yang panjang, butuh penularan, butuh keteladanan. Itulah sebabnya orangtua yang bertanggung jawab untuk melakukan hal ini Sedangkan para guru tugasnya hanyalah membantu orang tua untuk menumbuhkembangkan fitrah-fitrah tersebut.

Sedangkan fitrah belajar, walaupun itu tetap menjadi tanggung jawab orangtua, mungkin guru bisa banyak membantunya dengan berbagai hal. Dan sekali lagi fitrah itu hanya tumbuh lewat kesadaran, lewat motivasi

Saya banyak belajar dari pendidikan di pondok pesantren Gontor. Mereka sangat baik dalam menumbuhkan fitrah belajar, bukan pelajaran. Yang diberikan bukan tumpukan materi pelajaran, tapi motivasi belajar, motivasi untuk berubah, gairah untuk maju, daya juang untuk menuntut ilmu.

Kesimpulannya , dari banyak pengalaman hidup dan dari banyak informasi yang saya dapatkan. pada akhirnya keimanan, kesadaran, motivasi dan niat adalah kunci untuk membangun, mengembangkan dan mengoptimalkan segala jenis fitrah apapun. ✅

πŸŽ™ *Host*

5⃣ *Perintah dan larangan sesui Fitrah*

 *Bunda Nina Septika - sidoarjo*

Anak saya umur 6 th seringkali bila kita ajarkan larangan atau ajakan tertentu misal ajakan untuk mengaji, larangan memukul, ajakan belajar dll bila seringkali melanggar kita orang tuannya sering bilang "kakak kan sudah besar harusnya kalau umi udah jelaskan berkali kali kakak gak melanggar lagi"

Al hasil pada saat dia ngambek selalu bilang "aku masih kecil, aku belum besar"

apakah kalimat kami menyalahi fitrah?

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

5⃣ Saya rasa jawaban anak itu adalah jawaban yang sangat fitri, sebagaimana Imam Syafi'i saat diminta untuk berpuasa di bulan Ramadhan dan dia mengatakan "Aku masih kecil"

Apalagi jika kita ingat bahwa usia anak tersebut masih 6 tahun, belum usia mumayyiz, belum usia latih. Jadi kalimat yang dia ucapkan itu adalah kalimat yang tepat

Maka orangtuanya mulai memberikan kesadaran kesadaran dan  motivasi-motivasi bahwa "Nanti kamu kalau usianya sudah 7 tahun mulai mulai berlatih syariat dan ibadat ya". ✅

πŸŽ™ *Host*

6⃣ *Konsep HE dan tingkat keberhasilan*
 *Ririn- Boyolali*
Assalamu'alaikum ustadz.

 Untuk konsep HE, menurut ustadz, keberhasilannya lebih banyak didominasi mana antara anak yang belajar di sekolah formal dengan anak yang belajar dg homeschooling?
Atas jawaban Ustadz sy ucapkan beribu terima kasih

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

Tentunya konsep home education akan lebih optimal seandainya penuh dilakukan di rumah, daripada dicampur-campur dengan pendidikan persekolahan. Karena ada paradigma yang agak bertabrakan di antara keduanya

Namun demikian, jika Ayahbunda belum terlalu siap dan percaya diri untuk mendidik anaknya penuh di rumah, maka tidak masalah jika dia harus disekolahkan, dengan catatan posisikan fungsi sekolah hanya sebagai faktor penunjang dalam pendidikan anak anak kita

Oleh karena itu, jika terjadi tabrakan dan benturan antara pendidikan kita di rumah dengan pendidikan di sekolah, maka kita harus lebih memprioritaskan pendidikan yang kita siapkan di rumah untuk anak-anak kita. Kecuali jika konsep pendidikan kita di rumahlah yang keliru.

Oleh karenanya, sering-seringlah berdiskusi dan berkolaborasi dengan guru di sekolah. ✅

*Penutup*

_Tetap rileks dan optimis karena sesungguhnya Allah telah menginstall ilmu mendidik anak di dalam diri Ayah Bunda. Selalu berdialog dengan Allah, memohon agar Allah memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya dalam mendidik anak-anak kita_

🌼🌿🌼🌿🌼🌿🌼🌿🌼🌿

Tidak ada komentar:

Posting Komentar