Selasa, 30 Mei 2017

Matrikulasi Pokok HEbAT 11

Mei 30, 2017 0 Comments
πŸ“š *Materi Pokok* 1⃣1⃣

*KONSEP HE POST AQIL BALIGH USIA >15 TAHUN*

Oleh :
*Ibu Septi Peni Wulandani*

Narasumber:
*Ust. Harry Santosa*

===================
Usia 15 tahun ke atas ini anak-anak kita sudah bukan anak-anak lagi, karena mereka sudah masuk aqil baligh, Insya Allah. Anak-anak ini  sudah menjadi individu yang sama dengan orangtuanya. Sama-sama memiliki tanggung jawab sosial dan memikul kewajiban syariah selaku individu aqil baligh.

Di usia ini hubungan kita dengan anak-anak harus bisa menjadi sahabat. Tidak boleh terlalu ikut campur tangan urusan mereka, arena kita pun juga tidak terlalu suka jika orang lain ikut campur urusan kita.

Prinsipnya “apa yang kita tidak suka orang lain perlakukan kepada diri kita, maka jangan lakukan pada anak kita yang sudah aqil baligh ini”.

Anak-anak aqil baligh sudah mulai melatih kemampuan mengadabkan manusia, mampu mengadabkan alam, zaman, dan memiliki akhlak mulia. Karena misi kehidupan para aqil baligh tidak akan jauh dari misi hidup Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak manusia.

Peran peradaban ada 2, yaitu

1. Peran peradaban personal dan

2. Peran peradaban komunal.

Peran peradaban personal sebagai hasil dari pendidikan fitrah personal, sementara fitrah peradaban komunal sebagai hasil mengintegrasikan pendidikan fitrah personal dan fitrah komunal secara kolektif.

Peran peradaban personal adalah Rahmatan lil Alamin (green and peace) dan Bashiro wa Nadziro (solution maker, reminder).

Peran peradaban komunal adalah Ummatan wasathon (mediator, orchestrator and integrator) dan Khoiru Ummah (best community model).

Fitrah keimanan, anak usia 15 tahun ke atas sudah menjalankan perannya sebagai khalifah fil ardl.

Mereka sudah mampu memikul kewajiban syariah secara individual dan sosial (masa taklif). Penanaman iman, akhlak, adab, dan bicara sudah harus matang tertanam di diri anak-anak.

Anak anak yang sudah masuk aqil baligh ini tinggal mengimplementasikan ke 4 hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Karena anak-anak aqil baligh ini sudah harus mengusung visi peradaban.

Bagaimana dengan fitrah belajarnya? Anak-anak usia 15 tahun ke atas sudah harus bisa mengimplementasikan ilmu yang dia dapat untuk kemaslahatan dirinya, keluarga dan umat. Sehingga bekal ilmu yang bermanfaat akan makin dia cari dengan motivasi internal, bukan lagi eksternal motivation.

Fitrah Bakat anak-anak di usia 15 tahun ke atas seharusnya sudah menemukan passionnya, mereka akan mengembangkaΓ± diri dan passionnya bersama dengan para mentor / chaperon sesuai dengan bidang keahliannya.

Fitrah Perkembangan anak-anak sudah tumbuh dengan berbagai aktivitas fisik. Jika mungkin yang disunahkan Rasul yaitu berenang, memanah, dan berkuda. Menjaga tubuhnya ala Rasul. Makan cara rasul, tidur cara rasul, dan pengobatan cara rasul.

Di titik ini anak sudah dibekali ilmu ikhtiar dan rizqi, sehingga saat 15 tahun ke atas anak paham bahwa bukan tugas kita mengkhawatirkan rizqi, melainkan menyiapkan jawaban “dari mana” dan “untuk apa” atas tiap karunia. Ikhtiar itu bagian dari ibadah, sedangkan rizqi itu urusan Allah. Ikhtiar itu laku perbuatan yang harus dilakukan sungguh-sungguh, rizqi itu kejutan dariNya.

Semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak- anak kita, maka semakin cepat anak-anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’i termasuk diantaranya haji dan nikah di usia muda.

Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan dipanggil oleh Allah SWT, melainkan Allah akan “memampukan” orang yang terpanggil.

======================
[25/5 20.37] Pak Haris Heba: πŸŒΏπŸ’πŸŒΏπŸ’πŸŒΏπŸ’πŸŒΏπŸ’πŸŒΏπŸ’πŸŒΏπŸ’πŸŒΏπŸ’πŸŒΏ

*Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh..*

Selamat malam dan semangatt tetap pagi ayah bunda peserta Ⓜatrik#4 semuanya...

Hari ini kulwap Materi Pokok 1⃣1⃣ , kulwap terakhir di Matrikulasi#4 HEbAT ,

Dan tentunya ada yg istimewa...

😯 Apa itu? ...

Penasaran kaaan?



 *Kejutan malam ini*,

Host dan SMEnya sama-sama keren dan πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»

❓Siapa diaaa?

Yang sudah kenal pasti kangen...

 Saya persilahkan bunda *Deasy Puspawati* , _koordinator utama HEbAT community_ ...

Assalamu'alaikum, Bunda Deasy...


πŸ‘©πŸΌ  *bunda Deasy* :

 Wa'alaikum salam Bunda Juni ✋🏽✋🏽😍😍

Alhamdulillah bisa hadir kembali di sini. Pripun kabare sederek sederek sedoyo?? Sampun lami kulo mboten mandu kulwap 😁 Jadi tadi request dadakan..., Alhamdulillah di Surabaya pula 😍

Sambil menunggu kehadiran ustad serta tim di belakang yg mempersiapkan jawaban tambahan..kita rileks dulu yuk...

πŸ‘©πŸ½ *co-host*

Alhamdulillah, apik2 wae ,BundDeasy..

#kalau balas bahasa halus saya nyerah nih.. hehehe..
[25/5 20.44] Pak Haris Heba: πŸ‘©πŸ» *Bunda Windi. Tabanan*:

Alhamdulillah sehat bun. salam kenal bunda Deasy

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
 Salam kenal bunda Windi 😍
Sehat Bun skluarga?

*Bunda Windi. Tabanan*: Alhamdulillah...
in syaa Allah jadi tambah ilmu dan tambah ide utk membersamai anak2, sesuai tahapannya

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
Apa saja nih yg dirasakan dan dipikirkan ayah bunda..mas mbak...selama mengikuti kls Matrik HEbAT?

πŸ‘©πŸ» *Bunda  TinaEllyaIkavatin*:
 banyak inspirasi dan saling menyemangatiπŸ‘πŸ»πŸ˜Š

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy* :  Alhamdulillah...
Salam kenal bun Tina 😍
Apa pentingnya inspirasi&semangat buat bun Tina?

πŸ‘©πŸ» *Bunda TinaEllyaIkavatin*:
salam kenal juga bund Deasy...πŸ™πŸΌπŸ˜…

sangat penting sekali... sebab kita manusia biasa yang terkadang ada saat saat dimana jenuh, buntu ide, merasa down atau bahkan merasa baik baik saja dengan sesuatu yang mungkin salah...

kita butuh komunitas positif buat mengisi dengan ide ide dan menyemangati disaat saat kita seperti itu...

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*: Alhamdulillah..., Masya Allah...sy juga demikian bun...

πŸ‘©πŸ» *Bunda TinaEllyaIkavatin*:
 insyaallah bund Deasy

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
 Sejauh ini ilmu dan ide apa saja Bun yg bertambah dr HEbAT?

πŸ‘©πŸ» *Bunda Windi. tabanan*:
misalnya utk anak saya yg sdh 11 tahun, saya arahkan utk mempunyai project. saat ini dia mempunyai usaha gelang tangan dari tali kur. utk modal awal kita support. customer masih teman2 sekitarnya.
sementara utk si kecil, usia 3 tahun, yg tadinya akan kami ajarkan bahasa asing, kami fokuskan dulu utk belajar bahasa ibu.

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
 Aahhh...senangnya ayah bunda, kita semua tercerahkan dg materi2 dan ilmu dari guru guru HEbAT...

Keep Rileks, Optimis, Sabar dan Istiqomah ya aybun..πŸ™πŸ½πŸ˜

πŸ‘©πŸ» *Bunda Windi. Tabanan*:
 in syaa Allah ... 😍😍😍

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
 Alhamdulillah partner sy Bun Rita juga hadir di sini.., insya Allah bliau yg sdh memiliki anak jelang AB dapat memberikan insight kpd kita utk Matpok malam ini

Assalamualaikum bunda Rita 😍✋🏽


πŸ‘© *Bunda Rita*:
 Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuhu

Maaf, terkendala sinyalπŸ™πŸ½

Terimakasih bu Deasy untuk kesempatannya. 😍
[25/5 20.48] Pak Haris Heba: πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
Sama sama Bun..
Baik Bun, kayaknya teman2 kita sdh menunggu saat merespon pertanyaan kulwap yg masuk nih...

Qodarulloh ustad Harry belum online hingga saat ini, kami mohon maaf. Dan mari ttp kita mohonkan kesehatan dan kelancaran bagi guru2 kita dalam setiap langkah dakwahnya...

Masih semangat ayah bunda???✊🏼✊🏼😁

πŸ‘© *Bunda Rita*: Amiin...Allohumma amiin.

πŸ‘©πŸ» *Bunda Windi. Tabanan*:
 Aamiin ya Robbal 'aalamiin

πŸ‘©πŸ½ *Bunda Juni*:
 Alhamdulillah,masih
 semangat,Bund ✊🏻✊🏻✊🏻

πŸ‘©πŸ» *Bunda Windi. Tabanan*:
semangattt selalu... sambil nemenin anak2 belajar utk UAS besok

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*: Silahkan bun Rita utk membawa jawaban yg telah disiapkan..πŸ™πŸ½πŸ˜ƒ
[26/5 06.18] Pak Haris Heba: πŸ‘© *Bunda Rita* :

Baik bu.

1⃣ *Bunda Sri Sundari - Bandung*

 a. Saya mau bertanya ttg anak  laki2 sy sdh 17 thn...saat ini kls 11.. Bagaimana caranya mempersiapkannya utk mandiri scr finansial, sdgkan sy br tahu ttg teori kmndirian ini. Bgm cara memulainya sdgkan kami blm pernah melatihnya?

b. Bgm cara menyiasati kesibukan anak laki laki sy agar bisa dilatih kmandirian sedangkan dia sibuk dari pagi hingga sore dg aktivitas di sekolah?

c. Apkh kita berdosa jk tdk melatihnya sjk usia ini? lalu adakah dampaknya bg masa dpn anak2? Jzklh khayr..


πŸ‘€ *Ustadz Harry*:
a. Sesungguhnya banyak yang tidak memahami konsep AqilBaligh dalam Islam. Banyak yang tidak menyadari bahwa konsep adolescene atau remaja tidak pernah dikenal dalam Islam, bahkan dunia sampai abad ke 19. Istilah kelas remaja adalah kelas yang diciptakan di era industri utk melambatkan arus tenaga kerja sebagai sukses indikator pembangunan dan kebutuhan kelas sosial yang konsumtif dan menguntungkan industri, yaitu remaja. Jadi jelaskanlah baik baik dahulu konsep aqilbaligh, bagaimana penyimpangan perilaku pemuda banyak terjadi karena senjangnya masa baligh dan tibanya aqil

b. Secara alamiah anak yg sdh aqilbaligh pasti akan tidak mau diatur2 lagi, sudah punya soulmate gang sendiri dll. Nah kelekatan kita sbg sahabat akan membuat mereka menjadikan kita sbg teman curhat yang asik, teman bisnis yg seru dll. Hindari banyak mengatur, tetapi rancang proyek2 yang membuat mereka eksis secara sosial. Ajak ke kantor, libatkan dalam bisnis, buatkan rekening bank, beri tanggungjawab sosial, beri kesempatan ekspedisi yang menantang dll, upayakan jangan urusan rumah tangga terus, spt mencuci piring dll

c. Pada prinsipnya bukan suatu dosa untuk ketidak tahuan, dan tak ada kata terlambat untuk melatih kemandirian anak lagi dari awal.
Mandiri finansial di
 post aqil baligh adalah capaian ideal dengan tahapan yang sebelumnya telah di siapkan, di latihkan.
Apakah tahapannya perlu di mulai dari awal lagi?
Tentu saja, karena tahapan sebelumnya adalah pondasi untuk tahap latih lanjutan.

Fase keemasan fitrah keimanan, fitrah perkembangan, fitrah belajar  fitrah bakat, fitrah seksualitas dalam framework jika diberikan dan dilatihkan secara fokus sesuai masa emasnya, maka ibarat  track,  yg dilalui itu bisa  menjadi bekal anak kita memerankan misi peradabannya, baik personal maupun komunal✅
[26/5 06.18] Pak Haris Heba: πŸ‘©πŸ½ *co-host*

Pertanyaan ke dua,Bund.. silahkan..

πŸ‘© *Bunda Rita*:
Baik.

2⃣ *Bunda Tia-Kepulauan Meranti, Riau*

Saya pernah ditanya oleh para guru, rata2 mereka guru SMP dan SMA. Apa dan bagaimana pendidikan yang tepat atau bagaimana menghadapi anak2 remaja di sekolah. Dimana kami telah mendapatkan kondisi mereka yg beranekaragam perilaku dan akhlaknya dari rumah mereka di mana orang tua mrk tidak punya dasar dalam mendidik anak.
Artinya kita telah mendapatkan kondisi anak yang siklusnya tdk dr awal. kata lainnya barang yang didapat sudah agak parah.

πŸ‘€ *Ustadz Harry*:
Menurut alQuran peran peradaban personal adalah Rahamatan lil Alamin dan Bashiro Wa Nadziro. Peran ini akan tercapai apabila fitrah personal tumbuh simultan dan paripurna. Ini adalah tanggungjawab Home based Education (HE) di usia 0-14 tahun.

Peran peradaban komunal menurut alQuran adalah Ummatan Wasathon dan Khoiru Ummah. Peran peradaban komunal adalah peran kolektif berjamaah, apabila anak2 di dalam sebuah komunitas telah memiliki peran personal peradabannya. Ini adalah tanggungjawab Community Based Education (CBE), usia 11- >15 tahun (SMP-SMA).

Karenanya HE pada suatu saat harus mengarah kepada CBE. Jika tidak maka perannya hanya berputar kepada personal saja.

_*Tambahan dari bunda Rita*_:

Sebenarnya siklus pendidikan itu berawal dari rumah, lalu lingkungan sosial terdekat, kemudian pemberdayaan personal dan komunal, peradaban lalu balik lagi ke rumah.

Lingkungan sosial terdekat yang dimaksud termasuk sekolah. Jadi memang masuk ke lingkungan sekolah ini sudah membawa bahan baku. Pondasi di rumah ini yang bisa jadi modal sekolah untuk *membantu*, itupun harus dimulai dengan kesepakatan visi misi pendidikan rumah dengan visi misi sekolah. Jika tidak bertemu maka tentu saja yang membatu akan tidak maksimal.
Jadi memang sulit di rubah jika dasarnya sudah punya karakter bentukan rumah yang memang tidak matching dengan fitrah.

 Dalam skala fitrah, tak ada fase remaja. Anak- anak==> adult. Masa transisi itu asumsi yang membunuh fitrah. Mestinya tidak dimaklumi sebagai masa pencarian jati diri, masa bersenang-senang dan anggapan lain yang umum sekarang sematkan dan maklumkan ke para sosok yang diistilahkan *remaja* itu.
Mulai usia 15 tahun, panggil langsung dengan sebutan pemuda, lebih jelas maknanya dan lebih gereget impact/ dampak psikologisnya: mendorong sisi kedewasaannya.

[26/5 06.18] Pak Haris Heba: πŸ‘© *Bunda Rita*: Sepengalaman saya dengan 6 putri yg berusia antara  4 sampai dengan 16 tahun,  fase didik dan  latih dari peran  personal ke komunal ini penting mengalir diawali cinta, bukan pengkondisian.

Lanjut no 3 ..

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*: Silahkan bun..😊
[26/5 06.18] Pak Haris Heba: πŸ‘©  *Bunda Rita*:

3⃣ *Yoen - Jogja*

Kalo terlambat mengetahui HE sehingga terlambat mengajarkan ttg kemandirian pd anak. Apa yg hrs dilakukan? mulai materi yg mana dulu yg mesti diajarkan pd anak?

Anak kami saat ini berusia 16 th dan 13 tahun. Terimakasih πŸ™πŸΌ

πŸ‘€ *Ustadz Harry*:

Secara ideal, usia 15 thn ke atas sudah mencapai aqilbaligh, sudah mampu memikul semua beban syariah, sudah punya peran spesifik yg merupakan panggilan hidupnya, sudah punya karya2 solutif di masyarakat walau terbatas.
Jika pada usia itu belum mandiri sehingga belum menemukan jatidirinya, tidak perlu khawatir. Walau memerlukan effort yang lebih banyak dibanding yang berjalan sesuai tahap perkembangan. Inilah mekanisme Taubat, atau mekanisme kembali kepada fitrah, kembali membersihkan fitrah dari debu2 dan penghalangnya.

Mekanisme yang paling efektif, karena mereka sudah dewasa tentunya bukan seperti anak2 lagi. Bukan pedagogi lagi, tetapi andragogi. Layaknya orang dewasa, mereka tidak suka diatur dan didikte, walau belum bisa mengatur dirinya sendiri. Mereka umumnya sudah enggan berada dekat dengan orangtuanya, punya geng dan kehidupan sendiri, walau masih numpang makan dan tidur juga minta uang.

Caranya adalah jangan anggap mereka anak2, jadikan mereka partner layaknya teman. Ikuti kekuatan atau minat mereka, beri kesempatan walau salah (lebih beresiko krn sdh dewasa) dan minta mereka mempertanggungjawabkannya. Fokuslah pada kekuatan/kebaikan2nya yang ada,  jangan fokus pe keburukan2nya. Keburukannya lahir karena dia gamang, krn tdk mengenal diri dan tuhannya dengan baik.
Ajak mereka bertemu orang sholeh dan pakar yang sesuai minatnya, buat proyek bisnis bersama. Jangan bebaskan mereka utk semaunya karena selama ini mereka yg tdk kenal dirinya dan Tuhannya biasanya berbuat semaunya, tetapi bebaskan mereka untuk menjadi dirinya, mengambil perannya.

Seorang menasehati, fokuslah kita pada keistimewaan seseorang maka nanti lambat laun, jika keistimewaannya makin membesar maka kelemahannya akan tidak relevan lagi. Umumnya kita sibuk memarahi anak anak remaja (baligh belum aqil), tetapi sadarlah bahwa mereka membuat ulah karena kelebihan energi sementara tdk tahu dirinya dan Tuhan nya (fitrah bakat, fitrah belajar, fitrah iman tdk tumbuh paripurna). Tetap optimis ya ayah bunda πŸ™πŸ½πŸ˜Š

[26/5 06.19] Pak Haris Heba: πŸ‘© *Bunda Rita*:
 Untuk no 4, pertanyaannya harus benar- benar oleh ahlinya. Ustadz Adriano berkenan menjawab di tengah perjalanan, tetapi sepertinya keburu lowbet hp beliaunya.

Sudah ada jawaban, tapi belum tuntas. Untuk itu kami  akan sampaikan setelah jawabannya tuntas.
Mohon maafπŸ™πŸ½

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
 Baik bun..., Alhamdulillah.

Pertanyaan2 yg masuk sungguh luar biasa, sangat mencerahkan bagi kami yg bersiap2 mendampingi anak2 jelang AB 😍😍

Huuffff....tarik napas dan stretching jari dulu aahhhπŸ––πŸ½✊πŸΌπŸ€™πŸ½πŸ‘πŸ½πŸ‘ŠπŸΎ

πŸ‘© *Bunda Rita*:
 Pertanyaan yang membuat saya yang lama pernah mengajar level SMP dan SMA plus sekarang punya yang usia aqil baligh cukup keringatanπŸ˜…

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
 Ya bun..., nyimaknya kudu makin pake hati dan cinta πŸ˜…

πŸ‘© *Bunda Rita*:
Usia segitu tarik ulurnya, recoverynya...hmmm, butuh Tazkiyatun Nafs yang lebih dan lebih lagi. Biar rileks dan optimis. ✊🏻

Semoga kehadiran saya disini cukup membantuπŸ™πŸ½
Saya pamit undur ayah bunda dan teman-teman tim matriks.

Ayamnya sudah dapat, dan saya sudah kedinginan. Mau
mengakhiri perburuan sinyalπŸ˜„

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
πŸ˜πŸ˜πŸ˜πŸ˜…πŸ˜…
Suka cekiki'an baca ceritanya Bun Rita 🀣

πŸ‘© *Bunda Rita*:
Mohon maaf atas segala khilap dan  kekurangan.
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuhuπŸ™πŸ½

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
 Wa'alaikum salam Bun...
Sing sehat ya Bun.

πŸ‘© *Bunda Rita*:
Amiin..😍

πŸ‘©πŸΌ *Bunda Deasy*:
Baik ayah bunda, tuntas sdh sy mendampingi malam ini. Senang rasanya ngehost lagi dan ngobrol2 santai dg ayah bunda&teman2 tim Matrik. Matur nuwun sangat Bun Rita..

Mari kita tutup dg Hamdallah dan Doa penutup majelis.

Alhamdulillahi Robbil'alamiin.
Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu Alla Ilaha Illa anta, astaghfiruka wa 'atubuilaiiik

Wassalamu'alaikum Wr.Wb πŸ™πŸ½πŸ™πŸ½πŸ˜

Matrikulasi Pokok HEbAT 10 &12

Mei 30, 2017 0 Comments
πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

πŸ“š *Materi Pokok* πŸ”Ÿ πŸ“š


*TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN*


Oleh: *Septi Peni Wulandani*

===================
Pada rentang usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, orang tua memandu anak untuk "kaya akan gagasan", setelah kaya akan wawasan (0-7 tahun).

Orang tua menjadi teman bermain bagi anak, dan anak mulai bisa mempunyai peran dalam keluarga besar dan komunitas. Pada masa ini, anak boleh bergonta-ganti ide.

Pada masa usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, adalah saat untuk menularkan value/nilai dan karakter, karena di usia 7 tahun merupakan masa pembentukan karakter.

Perlu dipahami, bahwa value/nilai keluarga dan karakter tidak bisa diajarkan, namun ditularkan melaui keteladanan.

Pada usia 8-14 tahun, umumnya anak sudah mulai tidak ego sentris.

Pada masa ini anak mulai melihat nilai-nilai sosial, etika-etika dasar dalam ajaran Islam. Pada usia sebelumnya (0-7 tahun) anak sudah mulai diperintahkan shalat.

Rentang usia pendidikan anak usia 8-14 tahun, terbagi pada 2 tahap :

➡Usia 8-10 tahun :

✅mengenal potensi diri,

✅magang/club untuk membuka wawasan sehingga melahirkan gagasan, dan

✅mulai menjalani ibadah syariah.

➡Usia 10-14 tahun :

✅belajar bersama Maestro,

✅magang project,

✅menghebatkan potensi diri, kemandirian, kepemimpinan dan sebagainya.

Anak-anak di jenjang usia 8-14 tahun mulai mengenal “MIMPI apa yang akan dia BANGUN”.

Ada beberapa tahapan yang ditempuh pada fase ini:

✳Pandu anak untuk memahami misi hidupnya dengan cara:

1. Mengajak anak untuk paham “Who am I?”

2. Mengajak anak untuk memahami alam sekitarnya/lingkungannya (kearifan lokal)

3. Mengajak anak untuk memahami zaman saat dia dibesarkan dan prediksi zaman saat anak ‘aqil baligh nanti.

4. Kuatkan aqidah anak akan keberadaan Allah swt.

✳Pandu anak untuk memahami potensi dan bakatnya.

Di bawah ini adalah tahapan yang sudah
dipraktekkan oleh Ibu Septi Peni Wulandani dan Pak Dodik Maryanto kepada anak-anak beliau, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Memperbanyak aktifitas anak yang NON-Pelajaran, agar anak cepat menemukan potensi dirinya.

2. Memasukkan anak ke club Talent sesuai dengan potensi yang ditemukan dan diulang terus menerus.

3. Ajak anak menuangkan mimpinya dalam VISION BOARD

4. Memperkenalkan anak kepada beberapa learning model yang berkaitan dengan mimpi anak.

5. Memandu anak-anak untuk membuat Talent based Individual Project.

6. Menularkan Leadership dengan benar.

====================
πŸ“š *Materi Pokok* 1⃣2⃣πŸ“š

*Teknik Pendidikan Post Aqil Baligh Usia> 15 tahun*

SME:
*Ibu Septi Peni Wulandani*

====================

Tema aktivitas anak-anak di susia 15 th > ini adalah KAYA KEGIATAN.

Perbanyak aktivitas anak-anak yg mereka bener-bener merasa enjoy. Di usia ini anak-anak diajarkan unt tuntas melakukan pilihan kegiatannya.

Apa yg sdh dipilih harus diselesaikan. Tidak boleh setengah-setengah. Perkara nanti mau ganti aktivitas yg lain silakan, syaratnya yg pertama harus selesai.  It's nice to do what you love, but the secret of life is to love what you do.

Dari sisi visi dan misi hidup, anak-anak aqil baligh sudah menemukan potensi dirinya dan mampu mengembangkan potensi diri, potensi alam dan potensi zaman. Uruan Iman, Adab, Akhlak dan Bicara sudah tidak di mulai dari awal. Anak-anak yang sudah masuk aqil baligh ini tinggal mengimplementasikan ke 4 hal tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Karena anak-anak aqil baligh ini sudah harus mengusung visi peradaban.

Anak aqil baligh ini sudah harus melatih kemampuan mengadabkan manusia, mampu mengadabkan alam, zaman, dan memiliki akhlak mulia. Karena misi kehidupan para aqil baligh tidak akan jauh dari misi hidup Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak
manusia.

Maka mereka akan memiliki peran peradaban:

1. Sebagai khalifah fil Ardh

2. Mampu memikul kewajiban syar’i secara individu dan social

3. Menjadi muzakki

Di usia aqil baligh para alim ulama sepakat bahwa apabila kita masih menyediakan segala keperluan pribadi anak, termasuk kebuthan dasarnya, maka sifatnya bukan wajib melainkan sedekah. Anak-anak sering diajak melihat case case kehidupan di sekitarnya, kemudian menjadi problem solving.

Contohnya:

kemacetan di Bandung, challenge: andaikan kamu yang pegang Bandung, apa yang akan kamu lakukan?

Kemudian di break down dengan langkah kecil ang bias dia lakukan sekarang. Lama-lama anak akan jadi project based talent leader.

Di titik ini anak sudah dibekali ilmu ikhtiar dan rizqi, sehingga saat 15 tahun ke atas anak paham bahwa bukan tugas kita mengkhawatirkan rizqi, melainkan menyiapkan jawaban “dari mana” dan “untuk apa” atas tiap karunia. Ikhtiar itu bagian dari ibadah, sedangkan rizqi itu urusan Allah. Ikhtiar itu laku  perbuatan yang harus dilakukan sungguh-sungguh, rizqi itu kejutan dari-Nya.

Semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak-anak kita, maka semakin cepat anak-anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’I termasuk diantaranya haji dan nikah di usia muda. Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan dipanggil oleh Allah SWT, melainkan Allah  akan “memampukan” orang yang terpanggil.

======================

Matrikulasi Pokok HEbAT 6

Mei 30, 2017 0 Comments
πŸπŸ€πŸπŸ€πŸπŸ€πŸπŸ€πŸ

*Materi Pokok* 6⃣

*Teknik Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7thn*

Oleh: *Bunda Septi Peni Wulandani*

Founder IIP sekaligus praktisi HE sejak 1996

πŸπŸ€πŸπŸ€πŸπŸ€πŸπŸ€πŸ

Pada anak usia 0-7 tahun, anak dibuat kaya wawasan. Memperkaya wawasan berbeda dengan menjejalkan (outside in).

Memperkaya wawasan dalam perspektif pendidikan berbasis fitrah adalah dengan keyakinan bahwa tiap anak sudah memiliki fitrah belajar, konsep-konsep dasar berpikir, sehingga mampu menalar. Tugas kita sebagai orang tua adalah menyadarkan anak-anak dengan menginspirasi, menunjukkan, mengencourage dstnya, sehingga mereka akan belajar dengan sendirinya. Istilahnya kerennya, “dont too much teaching, but more learning”.

Usia 0-2 tahun adalah masa anak-anak mengikat bonding fisik dan psikis dengan kedua orangtuanya, terutama ibu yang menyusui. Kita boleh menganggap anak-anak sebagai seorang bayi "hanya" di usia ini (0-2 tahun). Mengapa ditekankan "hanya" karena banyak diantara kita memperlakukan anak-anak di bawah 5 tahun (balita) sebagai bayi, contohnya : semua serba dibantu.

Usia 0-2 tahun hak anak adalah mendapatkan makanan terbaik untuk fisiknya yaitu ASI, maka penuhilah secara tuntas. Sambil menyusui selalu masukkan harapan anda dari lubuk hati yang terdalam.

Ayah jangan lewatkan moment ini, ikutlah berpartisipasi aktif bermain dengan anak-anak usia 0-2 tahun. Berikan sentuhan kasih sayang ke anak, ajaklah mereka bicara menjelang tidur, tanamkan value keluarga anda kepada anak-anak sedini mungkin.

Memasuki usia 2-7 tahun (thufulah) saatnya kita menanamkan ketauhidan dengan sangat kuat. Di usia inilah (2-7th) anak-anak sedang membangun pola, maka jangan sampai salah. Berikan teladan yang benar. Hati-hati jangan sampai anak-anak gagap value di usia ini. Antara apa yang anda katakan dengan apa yang mereka lihat. Apabila anak-anak usia 2-7 th melakukan kesalahan, tidak bisa kita biarkan, harus segera dibetulkan saat itu juga, karena itu masa pembentukan pola. Di usia ini orang tua harus tegas, karena itu masa pembentukan, semakin bertambah usia makin longgar.

Panduan teknis untuk mengembangkan fitrah anak di usia 0-7 tahun yaitu:

a. Fitrah Keimanan : mulailah mengenal Allah s.w.t dan menikmati segala kebesarannya

b. Fitrah Belajar : kuatkanlah bahasa ibu anak-anak serta explored isi alam ini dengan kegiatan bermain bersama di alam

c. Fitrah Bakat : tour de talent, gunakan waktu anda untuk melihat segala macam bakat yg diberikan Allah ke setiap orang, sehingga fitur unik ini digunakan untuk menjalankan misi hidupnya. Explore bakat anak.

Salah satu contoh dengan mengajak anak untuk melihat keanekaragaman bakat/profesi yang ada di muka bumi ini, agar mereka kaya wawasan, sehingga kaya akan mimpinya untuk masa depan

d. Fitrah Perkembangan: Gunakanlah pola rasul dlm menguatkan fisik anak, mulai pola makan, pola tidur, pola OR dll

======================

Matrikulasi Pokok HEbAT 4

Mei 30, 2017 0 Comments
Materi Pokok 4⃣

πŸƒTeknik Memulai Home EducationπŸƒ

πŸ‘€SME: Ibu Septi Peni Wulandani

Assalamu'alaikum wr.wb
Ayah bunda yg dirahmati Allah SWT

Sebelumnya kita pahami dulu HE adalah kewajiban syar'i kita sbg orangtua. Bahkan menurut saya justru jadi ilmu wajib bagi para calon ibu dan calon bapak. Home Education itu dimulai dari satu pemahaman para fasilitator utamanya yaitu kita sbg orangtuanya.

πŸŒ€Maka mulailah :

a) Berdiskusi secara rutin antara anda dan pasangan ttg konsep HE. Tentukan jadwal khusus untuk anda bersungguh-sungguh membahas hal ini.

b) Seringlah belajar bersama dg pasangan kita ttg HE, baik dg silaturahim, ikut seminar, bedah buku dll kemudian segera tentukan apa hal-hal baik yg bisa segera kita terapkan di keluarga kita.

c) Berpeganglah teguh pada Al Quran dan Hadist sbg acuan utama kita mendidik anak. Yang lain hanya jadikan referensi, jangan justru membuat anda bingung.

d) Belajarlah melihat potensi unik anak-anak kita, kemudian perkuat sisi keunikan tersebut, ingat anak kita adalah "limited edition" hanya kita yg paham, jangan pasrahkan ke orang lain.

e) Mulailah membuat kurikulum untuk anak2 kita dengan sederhana, mulai dari aktivitas mereka 0-2 th, 2-7 thn.

f) Perkuat bonding anda bersama anak2 di usia 0-7 th ini. Perkuat dengan bahasa ibu dan bermain bersama alam. Jadi sebaiknya jangan terlalu dini memasukkan anak ke lembaga yang bernama "sekolah".

g) Ketika sudah memasuki usia sekolah perkaya wawasan anak dg berbagai konsep pendidikan. *Ingat* "sekolah" itu hanya bagian pilihan dari pendidikan, bukan satu-satunya.

h) Konsep utama HE adalah Iqra' dan thalabul 'ilmi. Jadi urusannya adalah belajar atau tidak belajar bukan sekolah atau tidak sekolah.

Resume Kulwapp Core Value & Core Mission dalam Pernikahan

Mei 30, 2017 0 Comments
🌹 Resume Kulwapp IIP Lampung, 04 April 2017
🌹

πŸ“œTema : Core Value and Core Mission Dalam Pernikahan
πŸ‘³πŸ»Narasumber : Ustadz Harry Santosa
πŸŽ™Host : Rohmah
πŸ“Notulen: Rohmah & Evi Wiliyanti


πŸ“” Materi πŸ“”

Ini ada 4 tulisan bersambung, berikut tulisan pertama. Silahkan ikuti link sambungannya.


Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 1)

#fitrahkeluarga #familycoremission

Konon jumlah perceraian di Indonesia mencapai angka fantastis yaitu 36 kasus per jam. Sebanyak 70% nya adalah karena Khulu' atau cerai atas gugatan istri. Apa penyebabnya?

Mereka yang produk persekolahan materialis pasti selalu menduga faktor ekonomilah penyebab utamanya, mohon maaf saja, bukan itu, tetapi penyebab utamanya adalah ditemukannya para suami tidak memahami bahasa cinta istrinya.

Ada suami yang kaget dan sangat sedih karena tiba tiba digugat cerai istrinya. Itu sakitnya luarbiasa. Bayangkan saja, dia merasa selama ini sudah menjadi suami yang baik, memberikan rumah terbaik bahkan bagus untuk ukuran keluarga di kota besar, perhiasan yang cukup, kendaraan keluarga yang cukup prestise dsbnya. Lalu masalahnya apa?

Ternyata sang suami "tidak pernah memuji istrinya" dan "sedikit memiliki waktu bersama".

Bila kemudian rujuk kembali, sepanjang tidak memahami "bahasa cinta" pasangannya, maka kasus akan berulang.

Menurut riset ada 5 tipe bahasa cinta yang tiap orang berbeda satu sama lain yaitu pujian, pemberian, kebersamaan, layanan, sentuhan. Jika bahasa cinta seseorang ini dikenali dan diaktivasi maka kantung cintanya akan membesar berbunga bunga.

Namun bahasa cinta hanya "potret permukaan dari kondisi sesungguhnya", atau fenomena puncak gunung es. Ada yang lebih mendasar daripada itu, yaitu bahwa keluarga atau rumahtangga umumnya hampa dari makna keberadaannya atau tidak mengetahui misi pernikahannya.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa penyebab perceraian adalah karena tidak adanya MISI keluarga dan tidak adanya proses PENDIDIKAN di dalam sebuah keluarga.

Banyak keluarga yang telah menikah bertahun tahun, namun tidak pernah menyadari pentingnya misi keluarga atau misi pernikahan sehingga tidak merasa perlu menemukannya dan menuliskannya.

Bisa juga karena tidak paham makna misi, karena ada keluarga yang menyebutkan bahwa misi keluarganya atau misi pernikahannya adalah untuk beribadah kepada Allah atau untuk menjadi khalifah di muka bumi. Tidak salah namun "so high".

Padahal beribadah dan menjadi khalifah adalah maksud penciptaan sekaligus maksud pernikahan, bukan misi pernikahan. Lalu apa dan mengapa misi pernikahan?

Mengapa Misi Pernikahan itu Penting?

Bayangkan sebuah keluarga ibarat sebuah Kapal Terbang. Maka setiap Kapal Terbang memerlukan perencanaan serta rute penerbangan untuk mencapai landasan di bandara tujuan. Tanpa perencanaan dan rute penerbangan maka landasan bandara tujuan hanya mimpi semata. Apalagi jika bandara yang dituju lebih dari satu.

Jika cuaca cerah terus, tidak bertemu badai dan taufan, maka kapal terbang akan melakukan penerbangan sesuai rencana, melalui rute dan ketinggian semestinya yang direncanakan, kemudian tiba tepat waktu sampai di tujuan.

Sayangnya, jarang ada perjalanan yang benar benar sesuai rencana, karena sepanjang perjalanan selalu ada awan comulonimbus yang harus dihindari, awan tebal yang memaksa berbelok sedikit atau menaikkan ketinggian, turbolensi yang menyebabkan guncangan dsbnya.

Namun selama memiliki perencanaan dan rute penerbangan, sang pilot dan kopilot dapat selalu mengecek alat navigasi agar selalu merujuk kepada perencanaan penerbangan dan rute yang sudah direncanakan lalu mengendalikan pesawat agar kembali pada tracknya sehingga sampai ke tujuan. Mungkin tidak tepat waktu, namun setidaknya mendekati perencanaan.

Begitulah pentingnya misi dalam sebuah keluarga, layaknya perencanaan pemerbangan dan rutenya.

(Part 2) https://www.facebook.com/harry.hasan.santosa/posts/10210052306334329

(part 3) https://www.facebook.com/harry.hasan.santosa/posts/10210080338515116

(Part 4)
https://www.facebook.com/harry.hasan.santosa/posts/10210184705684230

part 5 (habis)
https://www.facebook.com/harry.hasan.santosa/posts/10210215519134547


🌷 Sesi Tanya Jawab
🌷

1⃣ Mita
Sy mau bertanya tentang bagaimana membuat misi dan visi klrga yg baik dan benar? Trimakasih.

1⃣bunda MIta yang baik,
Yang benar adalah yang selaras dengan maksud penciptaan yaitu untuk beribadah dan menjadi Khalifah.
Yang baik itu adalah yang menjadi peran menebar rahmat dan manfaat sebanyaknya bagi semesta

Secara teknis. misi yang benar adalah yang sesuai dengan "pangillan hidup" keluarga kita, atau alasan keberadaan keluarga atau pernikahan kita. Apa potensi ummat yang ingin benar benar dikembangkan atau apa masalah ummat yang sungguh sungguh ingin diselesaikan, itulah sebenar benar misi. Misi biasanya dimulai dengan kata kerja.

Sedangkan misi yang baik adalah yang bisa memberi banyak manfaat dan menebar rahmat. Sebutkan dengan jelas, kepada siapa peran atau misi keluarga kita akan diberikan. ✅

☘Tanggapan:
Bunda Mita: Jadi misal kl visi misi klga kami ingin menjadikan Alquran dan sunnah sbg tuntunan hidup kami, sudah bnar blm y ustadz.
 karna sy ingin khidupan kami sesuai dg p yg Allah tetapkn d quran, dan kami jg berusaha untuk mnjalankan sunah.

πŸ‘³πŸ»Ustadz Harry: misi adalah peran spesifik keluarga dalam peradaban, visi adalah hasil yang didapat ketika peran dijalankan

JIka ingin menjadilkan alQuran dan Assunnah sbg tuntunan hidup ini adalah kewajiban seluruh keluarga Muslim.
Kecuali jika keluarga bunda punya misi, "ingin mendidik keluarga dan masyarakat agar menjalani alQuran dan AsSunnah dengan sebaik baiknya".

2⃣ Nur'Ani
Bagaimana ya pak membuat sebuah misi dalam keluarga, kalau tipe saya dan suami berbeda.. suami bukan orang yang suka diajak merencanakan sesuatu...suami orangnya tipe yg jalanin aja semuanya...sedangkan saya dari sebelum menikah suka merencanakan sesuatu...jadi saya menjalaniny seperti ada sesuatu yg kurang karna ga sejalan.
Trimakasih bapak.

2⃣bunda Nur'Aini yang baik,
Begitulah Allah telah pasangkan suami dan istri agar saling bersinergi. Pada ghalibnya Ayah adalah "a  man of mission and vision" sedangan bunda adalah " a lady of sincerity and love". Ayah Penanggungjawab Pendidikan, dan Bunda adalah petugas harian.
Tentu peran peran pokok itu perlu dipahamkan dan kelemahan sifat yang ada jangan sampai menghalangi peran pokok tsb, Jadi yang utama adalah bagaimana untuk segera membuat misi dan visi keluarga. Bunda bisa bantu membuat draftnya, dan meminta ayah utk memberi pendapat. Ingatkan ayah bahwa, tipenya sering membawa masalah dalam perjalanan keluarga ✅

3⃣ Ami
Apakah visi misi keluarga bisa berubah atau direvisi seiring perjalanan waktu dg mempertimbangkan bertambahnya usia anak ketika anak-anak tumbuh besar dan sudah teraba bakat dan minatnya?
Apakah visi misi itu dirundingkan hanya dengan pasangan kita atau jg  juga melibatkan anak?

3⃣bunda Ami yang baik,

Tentu bisa direvisi kapan saja dengan kesepakatan bersama, istilahnya bukan diganti tetapi "semakin tajam".

Biasanya yang berubah secara berkala adalah VISI, karena visi adalah cita2 sedangkan misi adalah tugas atau peran. Misalnya peran atau misi seorang tentara tentu tetap yaitu bertempur, tetapi visi atau cita cita tentara bisa berubah sesuai periode tertentu, misalnya naik pangkat, menaklukan kota A dstnya.

Anak mulai dilibatkan dalam menyusun MISI dan VISI sejak usia 7 tahun, makin sering diberi kesempatan dalam pengambilan keputusan akan sangat baik membentuk kesadaran dan tanggungjawabnya. Jika ananda berbuat sesuatu yg tidak baik maka kita bisa ingatkan ananda dengan MISI keluarga yang disepakati ✅

4⃣ Sasha
1. Ustad izin bertanya, bokehkah di bagi tips dan trik cara berkomunikasi kepada mertua yang kurang berkenan dengan pola mendidik buah hati di rumah
2. Perlahan kami mengadopsi konsep HE yang ust. Harry paparkan, dalam beberapa kesempatan suami cenderung sebagai follower saja, apakah salah jika sy mengharapkan lebih jika suami bertindak sebagai konseptor juga


 4⃣bunda Sasha yang baik,

1. Komunikasi akan terjalin baik, jika kita berbaik sangka. Misalnya jangan anggap Mertua itu musuh, tetapi jadikanlah partner. Berikan peran yang memang dibutuhkan saja dalam mendidik anak kita, tetapi jangan berikan peran yang strategis yg akan memicu konflik. Misalnya jika mertua suka dongeng atau suka ke Musium, ya beri peran itu saja utk membersamai cucunya. Tapi jangan memintanya merancang personalized curriculum anak kita.

2. Suami adalah penanggungjawab dan konsultan pendidikan, beliau tidak bisa terlalu banyak dilibatkan dalam teknis. Sepanjang mendukung akan sangat baik, tetapi Suami harus menjadi konsultan bagi Istrinya setiap saat, krn istri biasanya sudah sibuk dgn masalah keseharian sehingga tidak dapat melihat dengan jernih permasalahan. Maka ayah harus datang sebagai orang yg membawa nasihat karena bisa jernih melihat  ✅

5⃣ Rohmah
Ustadz Harry izin bertanya, saya masih single, dalam menentukan calon pendamping hidup, hal2 penting apakah yang sebaiknya menjadi pertimbangan agar bisa mempersiapkan visi dan misi dengan benar dalam pernikahan kelak

5⃣ bunda Rohmah yang baik,

Pendamping hidup (suami) tentu yang agamanya baik, namun lebih dalam sebaiknya yang memahami peran keayahan atau fitrah seorang ayah baik sebagai penanggungjawab pendidikan keluarga maupun sebagai "a man of mission & vision"
Dalam banyak hal, suami yang jelas dan tegas misinya dan mampu menunjukkan dan memimpin misi itu akan membuat bahtera rumah tangga akan kokoh. Suami bukan hanya piawai di Masjid, juga di rumah dan di pasar ✅

6⃣ Nurhalina
Apa kiat untuk bisa meraih visi dan misi pernikahan pd kasus pasangan LDR?

6⃣Nurhalina yang baik,

Misi keluarga idealnya adalah peran spesifik yang dijalankan bersama antara suami dan istri serta anak anak dalam rangka mencapai maksud penciptaan. Misi dan Visi dapat disusun bersama ketika ada kesempatan bersama. Tinggal dilihat apakah LDR nya relevan dengan misi yang dicanangkan, jika tidak sebaiknya dipertimbangkan strategi untuk tidak LDR. Karena LDR dalam waktu panjang tanpa MISI yang jelas, bisa berakibat perpisahan ✅

 7⃣ Indar
Apakah misi pernikahan sebuah keluarga dapat sewaktu2 berubah, karena kadang2 kami blm merasa pas dengan pilihan saat ini

7⃣Mohon lihat  jawaban 3⃣

8⃣ Momi
Ustad, kadang dlm rumah tangga kita msh disibukkan dengan hal2 teknis pekerjaan harian seperti mencuci, nyapu ngepel masak, sehingga para ibu suka terjebak hanya sampai dipekerjaan rumah beres,anak beres selesai, sehingga tidak ada value dalam kelurganya, bagaimana ya pak mengatasi ini?

8⃣ bunda Momi,

Banyak keluarga terjebak pada hal yang URGENT dan IMPORTANT (genting dan penting), sehingga lupa atau tidak sempat melakukan yang IMPORTANT but not URGENT (penting tapi tak genting). Padahal jika yang "important but not urgent" terjadi maka akan berantakan semuanya.

Justru jebakan "urgent dan important" karena tidak sempat merumuskan yang Important but not urgent..

Misalnya seorang bekerja di jendela, dengan kertas bertumpuk, lalu terlintas fikiran bahwa anda angin bertiup maka pasti kertas akan berterbangan berantakan. Namun karena disibukkan menulis (genting) maka menutup jendela (important) tidak segera dilakukan. Ternyata angin benar2 bertiup kencang, dan semua kertas berterbangan, lalu akibatnya harus merapihkan seharian.

Sebagai gambaran, misalnya coba bunda dan suami ambil cuti sesaat, putuskan mana mana yang seharusnya bisa dicegah dan mana mana yg seharusnya bisa diserahkan pada anak anak, tentu akan lebih ringan  kesibukannya. ✅

9⃣ Novia dari Kelas BunSay PLB :
1. Alhamdulillah bisa langsung berinteraksi dg ustd Harry, Ust, sejak ikut kelas matrikulasi IIP, sy telah merumuskan misi dan visi keluarga kami.  Ya, sy yg merancang, lalu sy diskusikan degan suami, apakah beliau setuju atau ada masukan yg lain. tapi suami terkesan pasrah dan nrimo, dan malah bilang, ngga ush terlalu banyak teori, jalanin saja dengan sungguh-sungguh, gitu. Gimana ya Ustadz carax melibatkan suami dalam pendidikan anak ini? pdhl kan seharusnya suami itu mendukung penuh yaa ?

9⃣  Bunda Novia yang baik,

Hari ini saya banyak menerima keluhan dari para istri bahwa suaminya "pasif", padahal seharusnya narasi narasi besar ttg peran keluarganya dalam peradaban harus mengalir deras dari lisannya.

Maka:
1. Jangan "dimusuhi" atau "dikomplain", banyaklah mendoakannya, Allahlah yang mengubah dan menggerakkan hati manusia

2. Temukan "masalah" terbesar dalam hidup Ayah. Umumnya para Ayah yg tidak mau terlibat dalam urusan keluarga, seperti mendidik dan membuat misi, adalah ayah yang tidak "selesai" dengan dirinya atau tidak bahagia dengan karirnya dsbnya. Ada juga para ayah yang "keibuan", ini terjadi misalnya karena ayahnya wafat ketika kecil sehingga kekurangan suplai maskulinitas seorang ayah.

Temukan dengan empati yang mendalam, makin banyak menyerap apa yang dirasakannya maka akan mudah menemukan solusinya

3. Sambil menunggu perubahan, asik saja dengan anak anak ✅


 πŸŒ·Sesi Diskusi
🌷

☘ Bunda Evi Wiliyanti: MasyaAllah ...banyak sekali ilmunya yg kami dapat malam ini.

Sebelum ke misi spesifik keluarga,  apakah dibutuhkan secara berurutan setiap istri dan suami menemukan misi spesifik pribadi nya ustadz? Apakah ini yg menghambat sebuah keluarga blm menemukan misi spesifik nya? Krn misi spesifik pribadi pun blm jelas?

πŸ‘³πŸ»Ustadz Harry: biasanya memang dimulai dari menemukan "personal mission statement" masing masing suami dan istri.

FBE seri di Jakarta, biasanya juga ada sesi "talents mapping" utk memetakan bakat suami istri

☘Bunda Evi Wiliyanti: " misi inti keluarga bukan dirumuskan tetapi ditemukan, dan cara menemukan nya dengan "ngelmu titen" yaitu mengamati dengan seksama dalam rentang waktu panjang, apa pola sisi cahaya dan keberkahan sebuah keluarga" Dodik Marianto

☘Bunda Indar: Ustad,suami saya malah kadang keliwat detail maunya semua tertulis, saya kan simple ustad, kepiye nih?

πŸ‘³πŸ»Ustadz Harry : isilah “Family Mission Worksheet”  untuk membantu Family Mission statement

☘Rohmah: Menanggapi ini ya ustadz.. "the person of tega" batas teganya sejauh mana ya ustadz? Atau ada batasan dalam hal2 apa saja?

πŸ‘³πŸ»Ustadz Harry: Tentu ada "syarat dan kondisi" tega,
1. Perhatikan tahapan usia anak. Tega dimulai usia 7 - 10 tahun, namun ketegaan dengan interaksi di alam. 11 - 14 tahun ketegaan dengan dibenturkan pada kehidupan
2. Perhatikan relevansi dengan keunikan anak
3. Perhatikan relasi yang kuat. Ketegaan akan diterima sebagai sayang jika ada kecintaan yang kuat sejak usia dini
4. Perhatikan reason atau alasan yang kuat sehingga menerima ketegaan

☘ Bunda Asih: Pa haji punteun, Ini asih yg tempo hari di jogja 😬 knp sy berpikir bahwa misi hidup spesifik itu tidak se-simple TMA?

Kalo personal statement oke lah. Bisa dibuat sendiri spt di CV itu 😬

Nah sedangkan misi hidup kan itu adl tugas dr Allaah. Bukan claim pribadi bahwa "misi hidup sy adl bla bla".

Bagaimana kita bisa mengakses/mengetahui misteri misi hidup tsb? πŸ˜€ nuhun

πŸ‘³πŸ»Ustadz Harry: rahasia mengenal rahasia adalah telaten mengamati pola

🌷 Penutup
🌷

Para bunda Professional, menemukan MIsi dan Visi keluarga tentu setiap keluarga menemukan dengan cara yang berbeda, tetapi pada ghalibnya kita hanya bisa melihat pola dan jujur pada panggilan hidup ini.

Urgensi menemukan misi keluarga sangat penting dan bagaimana kita akan mengklaim bahwa telah mencapai maksud penciptaan untuk beribadah dan menjadi khalifah Allah apabila tidak memiliki peran spesifik pribadi maupun peran spesifik keluarga

Pernikahan adalah peristiwa besar peradaban, maka menemukan peran spesifik peradaban adalah hal yang utama dalam kehidupan. Jadi mulailah pernikahan segalanya dengan "start from the end" atau "family mission".

Salam Pendidikan Peradaban

Jazakumullah,

Waswrwb πŸ™πŸ˜Š

πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚πŸƒπŸ‚πŸƒ

Matrikulasi Pokok HEbAT 9

Mei 30, 2017 0 Comments
πŸ“š☕ *Resume Kulwap Ⓜatrikulasi#4 HEbAT* ☕πŸ“š

*MATERI POKOK 9⃣ KONSEP HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TH*

πŸ“† Kamis ,11 Mei 2017
⏰ 19.30-21.30
πŸ“‘ Grup Ⓜatrix#4 Solo HEbAT

πŸ‘³πŸ½ Narasumber/SME: *Bunda Rita Riswayati*
πŸŽ™ Host: Erliyenti
πŸ“ Admin: Erliyenti

πŸ“ Notulis: Yardha


🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

*Materi Pokok* 9⃣

*'Konsep HE Pre Aqil Baligh 11-14 Tahun'*

SME : Ustadz Harry Santosa
=====================
Tahap pendidikan pre aqil baligh usia 8-10 th merupakan masa kritis dimana anak akan mengalami transisi dr masa egosentris di usia < 7 thn kepada kesadaran awal sbg makhluk Tuhan & makhluk sosial.

Tahap ini mrpkn tahap latihan&pembiasaan dg cara keteladanan & membangun kesadaran.

Bila tahap ini gagal, dg berbagai alasan misalnya dg pemaksaan, trauma atau pendidikan tidak berhasil membuat terbangunnya kesadaran, maka fase berikutnya akn berat untuk memperbaiki kondisi tsb.

Metode pendidikan yg paling efektif pada tahap ini adalah experiental learning atau project based learning atau biasa disebut menggali hikmah bersama peristiwa2 sehari2, atau dr sejarah, atau yg ada di alam semesta.

*Bagaimana dg tahap selanjutnya, Pre aqil baligh usia 11-14th?*

Salam pendidikan peradaban utk para ayah bunda para pendidik generasi peradaban. Kita awali dgn merujuk pd siroh Nabawiyah ya, bagaimana keindahan orkestrasi kehidupan Rasulullah SAW pd rentang usia tersebut.

Rasulullah SAW, sejak usia 9 tahun telah menjalani pendidikan bersama Paman dan keluarga besarnya.

Dengan cara magang berdagang bahkan sampai ke Syams (Syiria). Namun mulai serius sejak usia 11 tahun.

Nah jika rentang 8-10 adalah masa tadribat (pelatihan menuju aqil baligh) awal, maka 11-14 masa tadribat advance.

Kemandirian penuh diharapkan terjadi ketika usia 15-16 tahun. Ini yg kita sebut usia aqil baligh.

Namun latihan2 atau program menuju kesana mulai serius sejak usia 11-12 tahun.

Bagi yg punya anak atau adik di usia 11 tahun, maka mulai terasa agak berbeda sikapnya dari sebelumnya. Sedikit suka melawan, membantah, tdk suka diatur, banyak merenung, malas melakukan kerja rumahtangga dll. Mengapa demikian, itu krn mereka, anak2 kita sdh hampir separuhnya menjadi orang dewasa.

Bukankah orang dewasa tdk suka diatur2, diperintah2, dianggap anak kecil dstnya?.

*KECUALI,* sesuatu yg menjadi minat dan bakatnya, sesuatu yg merupakan idea dan gagasannya, sesuatu yg berangkat dari panggilan jiwanya. Performance Character spt disiplin, tekun, kerja keras, tepat waktu, tuntas dll dapat dikembankan dengan baik apabila berbasis minat, bakat, passion dll atau kita sebut dgn berbasis potensi keunikan. Dalam olahraga dan seni juga demikian, sangat penting bakat atau talent atau potensi seseorang.

Jadi usia 11 sampai 14, adalah fase latih pd tahap pre aqil baligh akhir menuju aqil baligh. Dari pengalaman, anak2 di usia 11 ke atas yg belum kenal Allah (contohnya malas Sholat) dan belum kenal diri (tak tahu bakat) maka akan lebih berat dan panjang recovery nya.

Begitupula dengan fitrah belajar, bhw anak2 yang belum terbiasa berfikir kritis, logis, bernalar pd usia di atas 10 tahun akan cenderung susah dirubah. Karenanya anak2 yg hanya belajar ketika disuruh, belajar ketika ada ujian, belajar hanya memenuhi tugas dll adalah pertanda fitrah belajarnya telah meredup.

Recovery nya juga lebih berat. Tentu mengenal Allah, mengenal diri (bakat), mengembangkan kemampuan berfikir kritis dll adalah perjalanan seumur hidup (journey), namun setidaknya usia 10 fondasinya selesai, dan tepat ketika aqilbalig (usia 14/15 tahun) fondasi ini telah berbentuk bangunan layak huni, layak memikul beban syariah, siap dikembangkan lebih lanjut dalam karya2 dan peran2 peradaban

Jadi ayah bunda, memperbanyak wawasan pd usia 0-10, dgn membaca/mengenal diri,
membaca/mengenal Tuhan, membaca alam/masyarakat sebaiknya sdh dipenuhi, krn pd usia 11-14 anak2 akan fokus pd tadribat lanjutan menuju kedewasaan atau aqil baligh, dimana kewajiban syariah akan setara dgn kedua orangtuanya.

Wawasan dan gagasan berubah menjadi pendalaman potensi dan aksi.

Pada usia 11-14 tahun Rasulullah SAW disebutkan bhw masih magang namun telah memiliki tanggungjawab / bisnis atau usaha kecil2an sendiri serta terlibat dalam aktifitas sosial masyarakat dalam skala terbatas.

Wawasannya selama menggembala kambing dan magang pd usia sebelumnya, berwujud pd pendalaman potensi dan aksi.

========================


*TANYA - JAWAB*


1⃣ *Lidya - Bandung*

Utk materi itu. Kan dibilang kalau, tahap 11-14 itu gagal, maka akan sulit sekali recoverynya.

Nah.. Saya mengalami hal tersebut. Saya tak tahu bakat saya apa, tak tahu harus memilih apa. Apa yg terbaik buat saya, tidak punya ketegasan dalam memilih.

Kira2 apa yg hrs saya lakukan agar anak saya tak seperti saya?

πŸ™ Bunda Rita

1⃣ Bunda Lidya di Bandung,

cara memperbaiki yg paling efektif adalah belajar dari kesalahan dan kebingungan. Bingung adalah start yang baik, gak bingung-bingung acan (kata orang sunda), justru jauh lebih berbahaya, tidak menyadari ada masalah. Bagaimana mencari solusi jika tak merasa bermasalah?

Lakukanlah banyak hal agar ananda punya 3 kekayaan dalam proses belajar:

πŸ‘‰πŸΎKaya wawasan: dengan berbagai media
πŸ‘‰πŸΎKaya ide, gagasan :  meski aneh menurut kitaπŸ˜„
πŸ‘‰πŸΎKaya pengalaman: dari siapapun, dimanapun, kapanpun.

Setelah dibekali dengan adab dan dilatih di rumah, ajak banyak bersilahturahim baik terencana maupun insidentil.
Jadikan diri kita teladan dalam menjalin komunikasi dan silaturahim serta berguru. Jika anak terbiasa melihat kita respect pada sumber ilmu, guru formal dan guru kehidupan non formal,aka anak akan menjadikan kita model dalam caranya melakukan segala hal agar bisa memiliki 3 kekayaan diatas, bahkan bisa jauh lebih kaya dari otangtuanya. ✅



2⃣ *Kartika - Jogja*

Anak yg mbarep agustus ini 11 th.
alhamdulillah sholat rajin. Namun sering diingatkan (untuk ke masjidnya) kadang2 atas kesadaran sdr.
adabnya blm bgt baik. oleh karenanya alhamdulillah dah hmpr 1 bln kami menerapkan taklim disetiap paginya bersama keluarga. sbg langkah awal ( kita tilawah... membaca buku ttg adab kemudian di evaluasi atas apa yg sdh kita lakukan dan berusaha menerapkan dr ilmu yg kita dptkan). Namun untuk menghadapi "keadaan" yg disebutkan mengenai sikap anak di usia ini bgmn ? terkdg saya kesulitan menghadapi sikapnya ktk dinasehatin (merasa sdh tahu) mudah ngambeg. saya merasa ragu apakah pondasinya sdh ckp atau blm ?. sbb hobynya yg berjualan jg suka moody.

πŸ™Bunda Rita

2⃣Bunda Kartika di Jogja

sayapun mengalami hal yang bunda temukan. Anak yang masih perlu di ingatkan bab syaria'at, inisiatif dan konsistensi .
Tapi yang pertama saya lakukan adalah kontrol diri sebagai orangtua sebelum mengharap reaksi dari anak.
Maka saya coba berempati dulu disaat seusianya.

Apa yang saya suka dan tidak suka di fase itu?
Tak suka di dikte, diatur. Maka cara efektifnya saya ingat" betul.
1. Pemilihan dan intonasi kata: hindari gunakan instruksi
2. Bahasa hati: dahulukan mempercayai, redam keraguan
3. Beri nasehat seperlunya
4. Jika sudah beberapa kali kita sebagai ibu diabaikan, *Ayah* wajib turun tangan.

Tentang hobby, passion apalagi talents memang di usia 11 tahun belum ajeg benar, itulah pentingny memperkaya 3 hal spt di no 1⃣, tereutama di memperkaya pengalaman.



3⃣ *Sri Sundari - Bandung*

1. anak perempuan sy usia 10 thn..( nti desember) saat usia 8-9 thn dia rajin shalat lalu ditulis di bk laporan dan mdpt juara bintang hmpir setiap mggu ..skrg tdk ada lg program bintang..dan dia mjd tdk rajin shalat lg..sbnarnya apa pnybab hal ini dan bagaimana mngatasinya?

2. anak perempuan sy 10 thn..di sekolah ank yg patuh, namun saat di rumah jk ada kemauannya yg tdk diturut dia marah..dan gaya marahnya menyerupai kakak klasnya di skolah..pertnyaannya apkh ini wjd eksistensi dia scr sosial dimana dia mrsa kalah di sekolah lalu beraksi di rmh..bgm mengatasi hal ini?agr dia percaya diri di sekolah dan penyabar dlm mghdpi mslh..

3. anak laki2 sy skrg 12 thn..nti akan masuk pesantren..sy akan jauh darinya..lalu bgm sy bs memastikan prosesnya mnuju aqil baligh..sukses? Apa yg hrs sy lakukan dan pastikan kpd pihak pesantren?apkh bg kami sbg orgtua hrs ada program khusus agar
anak sy bs tetap terpantau dan sukses mncapai kedewasaan..

πŸ™ *Bunda Rita*

3⃣ Bunda Sri Sundari di Bandung.

1. Cinta sebelum amal artinya kuranglebih: motivasi yang baik dan benar sebelum pembiasaan.
0-6 tahun adalah fase keemasan fitrah keimanan yang merupakan pondasi untuk fase latih yang dimulai di usia 7 tahun.
Jika dimasa latih terlihat indikasi fitrah keimanannya belum tumbuh dengan baik, maka ulangi lagi.
Kuatkan lagi image positif tentang Alloh. Motivasi  tertingginya kita mulai lagi. Lupakan catatan. Temani, teladani di rumah untuk ekpresi dan ghiroh keimanan serta kecintaan kita pada Alloh. Disamping do'a tentunya.

2. Idealnya jika dirumah sudah tumbuh kuat ke-aku-annya, maka di luar rumah anak akan memiliki prinsif dan style sendiri, yang tentu bagaimana bingkainya.
Maka kita perlu membantu anak untuk 'berani beda', dengan sebelumnya ditumbuhkan secara kuat value  keluarga yang sudah disepakati ayah bunda sebelumnya.

Misal: Berani, Empati, Bermanfaat.
Tanamkan value" tersebut tentunya setelah fondasi aqidah kuat. Jadi value itu ditumbuhkan, diaplikasikan sebagai ekpresi keimanan, kekhasan diri dan keluarga

3. Apapun lembaga yang kita percaya sebagai patner mendidik anal" kita, hendaklah memang kita sebelumnya sudah paham betul apa kebutuhan anak kita dan keluarga. Jadi lembaga memang sekedar membantu. Termasuk pesantren.
Sebagai patner tentu kita harus saling terbuka. Anak kita sudah sampai mana, terus mau dibantu apanya. Silahkan komunikasikan.

Kebetulan saya pernah lama menjadi pendidik di pesantren, dan anak sayapun ada yang kini nyantri. Maka penting kita siapkan hal pokok sebelum mengirim ananda kesana:
1. Bekali anak dengan pengetahuan tentang adab kepemilikan khusus dan umum
2. Lulus skill dasar:  memasak, mencuci meski ada dapur umum atau laundry.
3. Sudah harus lulus adab berkomunikasi.

Yang lainnya maka komunikasikan dengan pihak pesantren, teemasuk kesepakatan program yang memberi ruang kepada orangtua untuk tetap bisa ikut memantau.



4⃣ Bunda Malina, Lamongan

Usia anak 11 th. Sdh balig.
Bagaimana menumbuhkan fitroh bakatny?

trus kalo sdh balig, dia masuk di zona ap?

Krn 11-14 di ilmu ini kan mash pre aqil balig

πŸ™ *Bunda Rita*

4⃣Bunda Malinda di Lampung, untuk menumbuhkan fitrah bakatnya adalah dengan membekali kekuatan tumbuhnya fitrah belajar. Memperkaya wawasan, ide dan pengalaman modalnya dengan fitrah belajar yang tumbuh baik. Dari sana dia akan punya banyak modal berpikir dan bertindak, dan omatis fitrah bakat akan muncul menguat.
Sebenarnya poyensi bakatnya sedari dini sudah terlihat, maka untuk melihat benar-benat bakatnya, perlu pirsi perkaya pengalaman lebih dominan lagi. Saat belajar di pengAlaman dala bentuk aktifitas yang mencakup unsur:  berpikir, verbal, fisik, rohani, .. simaklah binar matanya, perhatikan apakah itu berulang, mudahkah ia melakukannya, makin baguskah hasilnya dan bermanfaatkah karyanya?
Talents itu mengandung  4E: Easy, Enjoy, Excelent dan Earn.
Simak, catat, dokumentadikan, evaluasi, kembangkan.

Jika anak kita susah terlihat indikator primer balighnya, perhatikan sudah aqil kah?
Meski sepaket (harusnya), faktanya lebih banyak yang baligh duluan, aqil belakangan.
Idealnya aqil dulu biar kematangan reproduksi ditopang kuat sebelumnya dengan kedewasaan.
Maka mulai makin kita fokuskan untuk menumbuh dan menguatkan aqilnya. Dilatih dengan masalah, libatkan dalam solusi. Termasuk diajak rembuk problem keluarga. Kerja team, dsb✅


5⃣ Santi-Malang

Assalamu'alaikum yang ingin saya tanyakan: di usia pre akil baligh ini (8-14 th) , anak-anak dilatih utk menuju generasi akil baligh yang paham+melaksanakan syariah sekaligus tahu peran yang diambil. Apakah pilihan menyekolahkan anak di pesantren agar anak memahami keilmuan syariah ini sejalan dengan HE.


πŸ™ *Bunda Rita*

5⃣Bunda Santi di Malang

Melatih beban syari'at di mulai diusia 7 tahun, sebelumnya kan di fase pondasi keimanan,  kecintaan pada Alloh dan syati'atNya.
Kita jadi model dan teladan terbaik di fase itu. Artinya kita sudah memerankan sebagai guru dalam ilmu dan penerapan syari'at."

Ada standar minimal yang harus dikuasai orangtua, dan untuk level lebih berat, maka memang sepantasnya serahkan pada ahlinya. Apakah dengan sistem mukim di pesantren atau cukup mendatangi Guru tapi tidak mukim.

Level berat ini berlaku untuk ilmu lainnya, bukan syari'at saja tentunya.
Dalam HE tidak ada dikotomis keilmuan.



6⃣ Husna - Pontianak

Assalamu'alaikum
Bun, sy mau tanya...
Anak sy laki2 8th, paling suka cerita dan suka menelurkan ide2 meski kadang ide yg dilontarkan menurut sy ga applicable πŸ˜… krn daya imajinasi nya tinggi shg kadang mnjd tdk fokus dlm mengerjakan sesuatu seperti belajar atau saat kami ajarkan atau nasehati. Ia sering memotong pembicaraan kami dg ide atau cerita barunya itu. Kadang ya itu...di tengah2 serius... Tb2 nyeletuk πŸ™ˆNah, gmn Cara agar Ia bs fokus Dan kelebihannya ini bs diarahkan.
Syukron

πŸ™ *Bunda Rita*

6⃣ Bunda Husna di Pintianak, alhamdulillah ananda tumbuh fitrahnya dengan indah.
Usia 7-10 tahun memang saat tepat memperkaya ide, gagasan. Jangan du cut mesti aneh-aneh menurut kuta. Apresiasi dan dokumentasikan bersama. Jadi kekayaan yang suatu saat bisa jadi harta karun yang bisa melahirkan karya-karya bermanfaat.
Soal fokus, mungkin ananda selain memang fasenya kaya ide, ada bakat kuat  ideation (versi Talents Mappung).
Kayak saya bu, dan lebih repot karena fokusnya jongkok ☺

Agar lebih fokus, latihannya dengan mencoba mewujudkan idenya, dari sekian ide coba yang paling mungkin. Dijafikan project, didukung bersama keluarga, beri tenggat waktu, tuntaskan. Hadilnya rayakan, entah berhasil atau tidak.
Tuntas, si ideation perlu dibantu eksekutor untuk bisa menuntaskan.
Selamat bergelimang project bun✊🏻



7⃣ Bunda Maya, Gresik

Mau tanya mengenai materi pokok 9 untuk usia 11-14 dlm membangun fitrah belajarnya sekaligus nantinya bisa mempunyai performance yg bagus di masa akil balighnya

Kebiasaan apa saja yg harus diajarkan?

Lalu contoh terapannya seperti apa?

πŸ™ *Bunda Rita*

7⃣Bunda Maya di Gresik

fitrah belajar fase 11-14 tahun ditekankan pada aspek *belajar menuju kemandirian*

Contohnya: kerumahtanggaan, advanture di alam terbuka, kewirausahaan, mengorganisir project bersama.

Sebelum magang, lakukan di lingkungan keluarga, tetangga dekat lalu makin berjarak dan seterusnya. Challengge -nya ditambah sedikit demi sedikit.


========================


*Kata Penutup*


Tak ada kata terlambat untuk menerapkan HE. Buat kurikulum 'ala rumah kita, diturunkan dari visi misi keluarga.
Lanjutkan ikhtiar disertai do'a dan diawali niat.

Mengalirlah dalam arah arus yang jelas dan  keyakinan jika ada hambatan disaat berikhtiar, Alloh sudah siapkan solusinya. πŸ’•

=== *E N D* ===

Matrikulasi Pokok HEbAT 7

Mei 30, 2017 0 Comments
🌼🌿🌼🌿🌼🌿🌼🌿🌼🌿

πŸ“š☕ *Resume Kulwap*
Ⓜ *atrikulasi#4 HEbAT* ☕πŸ“š

*MATERI POKOK 7⃣ KONSEP PENDIDIKAN PRE AQIL BALIGH 8-10 TH*

πŸ“† Selasa, 2 Mei 2017
⏰ 20.00-22.00
πŸ“‘ Grup Ⓜatrix Aceh HEbAT

πŸ‘³πŸ½ Narasumber/SME: *Ust. Adriano Rusfi*
πŸŽ™ Host: Noni
πŸ“ Admin dan Notulis: Dini

πŸŽ“ *Profil SME*

πŸ‘€ Nama : Adriano Rusfi
πŸ”ΉTempat & Tanggal Lahir: Bukit tinggi, 4 Maret 1964
πŸ”ΉPendidikan Terakhir: Psikologi, UI
πŸ”ΉDomisili: Yogyakarta
πŸ”ΉAyah dari 4 orang anak
πŸ”ΉSME Utama HEbAT Community

πŸ”»Aktivitas Beliau antara lain :
* 1989 – 1992  Pimpinan Umum Majalah Wanita UMMI
* 1994 – 1995  Ka. Div Program P3UK
* 1995 – 1998  Direktur Program Sinergi Indonesia
* 1998 – 2002  Direktur Program INVENTRA
* 2002 – 2004   Direktur Utama PT. Sajadah Edutama Indonesia
* 2005 – 2007   Learning Manager PT. NSI Edukomunikasi
* 1995 – skrng  Konsultan SDM & Pendidikan independen
* 2000 - sekarang Konsultan Senior @PPSDM Consultant
* Anggota Dewan Pakar Masjid Salman ITB

🌏🌱🌏🌱🌏🌱🌏🌱🌏🌱

*Materi Pokok* 7⃣

🎯 *Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Tahun* 🎯

Subject Matter Expert (SME): *Ust. Harry Santosa*
___________________________

Malam ini kita akan membahas konsep pendidikan berbasis potensi fitrah dan akhlak, untuk periode pre aqil baligh (usia 8-10 tahun). Tentu tahap 8-10 ini akan lebih mudah kita jalani apabila tahap 0-7, pertumbuhan fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar anak anak kita berkembang secara utuh.

Baik teori psikologi perkembangan anak, maupun perjalanan sirah Nabwiyah, melihat usia 8-10 atau ada juga yg menulis 7-10 merupakan penentu kesiapan tahap latih di usia 11-14 menuju aqil baligh.

Secara syariah, fitrah keimanan, ditandai dengan perintah sholat yg dimulai ketika usia 7 tahun, dan batas penyadarannya sampai di usia 10 tahun. Bila di usia 10 tahun masih belum tumbuh fitrah keimanannya dgn sholat sbg wujud simbolnya maka boleh dipukul. Fase keimanan Rububiyatullah (kholiqon, roziqon, malikan), bergeser meningkat ke Mulkiyatullah (waliyan dan hakiman). Wujudnya adalah perintah sholat.

Ketika ego sentrisnya terpuaskan di usia 0-6 tahun, maka di usia 7 tahun mulai melebar kepada sosial dan tanggungjawab moral. Maka di saat yg sama, anak2 harus dibangkitkan fitrah keimanannya pd aspek ketaatan pd hukum (hakiman) dan ketaatan/kecintaan tunggal (waliyan).

Secara fitrah perkembangan, usia 7 tahun, anak2 mulai mengenal nilai2 sosial di sekitarnya. Maka mereka mulai mengenal Allah sebagai pembuat hukum dan Zat yg harus ditaati secara totalitas. Di saat yg sama, pada usia 7 tahun, fitrah belajar dan fitrah bakat juga mulai dibangkitkan dengan beragam aktifitas yg menjadi minat dan passionnya. Pada tahap ini perbanyak aktifitas belajar di masyarakat dan aktifitas yg sesuai kepribadiannya. Agar di usia 10 tahun, ketiga fitrah ini (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat) sudah matang untuk dilatih secara serius.

Usia 10 adalah batas evaluasi apakah sdh kenal Allah dengan baik (sholat dgn kesadaran) dan kenal diri dengan baik (ku tahu yg ku mau). Para Pelatih FIFA, juga menjadikan usia 10 tahun sebagai batas dari latihan “bermain-main saja walau berbakat” menjadi latihan “teknik dan muscle memory”. Di Jerman penjurusan sekolah dimulai ketika kelas 4 SD, atau sekitar usia 10 tahun.

Rasulullah SAW, mulai magang berdagang bersama pamannya ke Syams sekitar usia 10  atau 11 tahun.

Abu Bakar ra, mengatakan ada dua hal yang paling utama untuk dikenal, yaitu kenal Allah dan kenal diri. Menurut saya kenal Allah (fitrah keimanan) dan kenal diri (fitrah bakat) sebaiknya sudah selesai di usia 10 tahun.

=====================

πŸ’‘ *Pengantar dari Ustadz Aad*

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ayahbunda sekalian yang saya hormati, terima kasih telah berkumpul pada malam hari ini. Saya selalu merasa kagum dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas semangat Ayahbunda yang luar biasa dalam menuntut ilmu, khususnya di bidang pendidikan anak melalui home education

Namun demikian, jangan pernah lupa bahwa pada diri Ayahbunda masing-masing telah terinstall, dan telah tertanam sekian banyak nilai-nilai pendidikan anak yang Allah sampaikan melalui IlhamNya

Yang kedua, jangan juga lupa selalu meminta petunjuk ilmu arahan kepada Allah tentang arah dan cara yang tepat dalam mendidik anak kita masing-masing, apalagi di tengah begitu banyaknya ajaran-ajaran dan nilai-nilai perenting yang kadang-kadang satu sama lain bahkan saling bertolak belakang

Sedangkan yang ketiga, belajarlah untuk "sok tahu", mencoba melakukan sendiri, melakukan "eksperimen" tentang pendidikan anak

Saya sering mengajarkan tentang "sok tahu", karena memang pada dasarnya kita itu tahu banyak, tetapi kurang sadar bahwa sebenarnya kita tahu banyak, termasuk dalam mendidik anak-anak kita

Mungkin ada yang bertanya : "bereksperimen tentang pendidikan anak bukankah berbahaya ?". Di satu sisi mungkin betul, tapi di sisi lain Insya Allah jika "eksperimen" itu senantiasa meminta petunjuk dan diberikan Allah, maka Allah selalu memberikan petunjuk bimbingan dan pendampingan pada saat kita "bereksperimen" dalam mendidik anak. ✅

πŸŽ™ *Host*:

Masya Allah... Jadi apapun dan bagaimana pun yang kita lakukan jika selalu memohon pentunjuk dari Allah... In sya Allah... Allah yang akan menyelamatkan dan memperbaiki kita yaa dari kesalahan2 kita...


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

Betul. Allah itu senantiasa mengkoreksi kelemahan, kesalahan dan kekeliruan kita, selama kita senantiasa istighfar, minta ampun dan minta tolong padaNya ✅

πŸŽ™ *Host*

Barrakallah...

Sudah ada 6 pertanyaan yang dikompilasi oleh tim matrix pusat...

Kita langsung mulai pertanyaan pertama yaa Ustadz....


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

 Silakan

❓❓❓❓❓❓❓❓❓

*DISKUSI*

πŸŽ™ *Host*

1⃣ *Mengenali diri, persiapkan dan indikator Aqil Baligh*

 *Bunda Idanayu - Sidoarjo*
*Tina - Surabaya*
*Tedy - Cimahi*
 *Sri Sundari - Bandung*
*Ririn - Boyolali*

Assalamu'alaikum...

1. Apakah ada perbedaan yg tegas utk menyiapkan fitrah keimanan antara anak laki2 dan perempuan...

2. Untuk memulai proses kenal diri bagaimana langkah2 yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membantu anaknya?

Mencakup apa sajakah kenal diri ini?

3. Assalamu'alaikum ustadz...
Apa yang perlu ditekankan untuk diajarkan kepada anak perempuan usia 10 tahun menjelang 11 tahun untuk disiapkan menyambut masa akil baliq nya?
jazakumullah πŸ™πŸΌπŸ˜Š

4. Bagaiamana indikator indikator aqil pada anak 10 thn?

5.  Anak sy perempuan 10 th ..saat diajak beraktivitas di luar.. contoh pd acara lomba gambar..dia marah dan tidak mau bergabung..spt takut menghadapi tantangan di tengah banyak orang...dimanakah kesalahan sy dlm hal ini..dan bgm mengatasinya? Jzklh..

6.  apa saja yang dapat dijadikan sebagai parameter bahwa fitrah keimanan, fitrah bakat, dan fitrah belajar anak telah tumbuh sempurna di usia 8-10 tahun?

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

1⃣ bunda Indramayu, Bunda Tina, Ayah Tedy  Bunda Sri Sundari, dan Bunda Ririn, Wa alaikumsalam Wa rahmatullahi Wa barakatuh

1. Untuk pendidikan Fitrah keimanan, pada dasarnya tidak ada perbedaan antara mendidik keimanan pada anak laki-laki dan pada anak perempuan. Kalau toh harus dibedakan, mungkin letaknya lebih kepada kisah-kisah. Misalnya pada anak laki-laki mungkin diberikan kisah-kisah keimanan yang dilakoni oleh tokoh laki-laki. Sedangkan untuk anak perempuan diberikan kisah keimanan yang dilakoni oleh tokoh perempuan.

2. Upaya kenal diri yang pertama adalah memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya dan seluas luasnya kepada anak-anak kita untuk melakukan apa saja, untuk mencoba apa saja, untuk mengeksplorasi apa saja. Karena pada dasarnya langkah awal untuk mengenal diri adalah melakukan eksplorasi seluas mungkin.

Dalam proses eksplorasi itu ada hal-hal yang mudah dilakukan, ada ada hal-hal yang tidak mudah dilakukan, ada hal-hal yang cepat dia kuasai, ada hal-hal yang lambat dia kuasai, ada yang dia sukai, dan kemudian ada yang tidak disukai

Nah, dari proses tersebut nanti akan tergambar siapakah dia

3. Kita tahu pada usia 10 tahun Islam telah mengajarkan adanya segregasi seksual, yaitu pemisahan aktivitas antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Oleh karena itu pada anak perempuan yang telah berusia 10 tahun sudah mulai semakin ditekankan aktivitas-aktivitas, keterampilan-keterampilan  kompetensi-kompetensi yang sangat spesifik perempuan, seperti mengelola rumah tangga, mengasuh anak, membersihkan rumah, memasak, mencuci, menstrika  dan sebagainya.

4. Secara umum indikator Aqil adalah mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, memikul resiko atas sebuah keputusan, bertanggung jawab, mandiri baik secara personal maupun sosial. Khusus untuk laki-laki mampu mencari nafkah sendiri dan pada umumnya adalah mampu memikul beban kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

5. Allah telah menciptakan anak perempuan sebagai makhluk domestik. Tempat yang paling nyaman pada nya adalah rumahnya. Jadi jika seorang anak perempuan merasa lebih nyaman di rumah, tidak terlalu tertarik dengan kegiatan kegiatan di luar, berinteraksi secara publik dengan begitu banyak orang banyak saya rasa anak semacam itu justru anak yang masih terpelihara fitrahnya

Tidak ada yang salah dengan itu, kecuali jika anak tersebut memiliki ketakutan untuk diajak keluar, memiliki ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain. Itu baru patut untuk Kita waspadai

6. Fitrah keimanan Fitrah bakat dan Fitrah belajar pada anak 8 sampai 10 tahun akan tampak telah terbentuk dengan baik, jika ia melakukan segala sesuatunya atas kesadaran, bukan atas paksaan. Mereka rajin menurut ilmu, diantaranya ilmu-ilmu agama, lalu memilih ibadah-ibadah nafilah yang dia rasa cocok dengan karakter, minat dan bakatnya. Dan kemudian dia melaksanakan ibadah itu dengan ikhlas tanpa ada suruhan dan perintah dari siapapun, maka itu adalah pertanda bahwa anak itu telah memiliki Fitrah bakat, Fitrah keimanan dan Fitrah belajar yang baik

Jadi kata kuncinya adalah : Apakah pada usia tersebut Seorang anak telah mampu melakukan segala kebaikan yang diajarkan Agama atas dasar kesadaran sendiri. ✅

πŸŽ™ *Host*

2⃣ *Fitrah Belum tuntas*

 *Fitien - jombang*
*Sri Sundari - Bandung*

1. Assalamu'alaikum.
Bagaimana mengatasi jika ternyata anak belum tuntas fitrahnya dan egosentrisnya blm terpuaskan pada usia 0-7 thn sedangkan dia sudah berusia 8 thn ke atas?

2. Tentang. ..fitrah iman, fitrah belajar, dan fitrah bakat pd usia 10 tidak matang bersamaan..bgm cara mengatasinya...?

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

2⃣ Pada dasarnya ciri-ciri Fitrah yang belum matang pada usia sebelumnya adalah munculnya kebutuhan tersebut pada usia sesudahnya. Maka yang harus kita lakukan fokuskan dan tuntaskan dulu Fitrah sebelumnya, baru kemudian Fitrah sesudahnya.

Dalam beberapa hal, hal itu juga dapat dilakukan secara berbarengan. Tetapi skala prioritas kita tetap kita arahkan kepada yang sebelumnya.

Apalagi jika terkait dengan fitrah keimanan, mari kita prioritaskan dia karena jika Fitrah keimanan itu sudah tumbuh secara optimal, maka fitrah-fitrah yang lainnya itu sangat mudah untuk dibentuk. Karena akar dari pohon kehidupan seorang manusia, akar dari segala bentuk fitrah adalah fitrah keimanan

Kemudian tentunya Fitrah Fitrah tersebut tidak akan matang secara bersamaan pada anak usia 10 tahun.

Itu tidak terlalu masalah. Sekali lagi, seperti yang saya katakan sebelumnya, fokus saja dulu pada fitrah keimanan. Karena ketika mereka telah Ridha kepada Allah, Islam dan rasul-Nya, apapun sesudah itu yang kita ajarkan dia akan mentaatinya, sebagaimana mereka mentaati Allah, Islam dan rasulNya ✅

πŸŽ™ *Host*

 3⃣ *Fitrah Bakat di usia 8 - 10 th*
*Kartika - yogya*
*Dhiela - Makassar*
*Ririn Boyolali*

Assalamu'alaikum...

1. Apabila anak laki laki di rentang usia ini kegiatannya masih main saja. Bertualang kesana kemari dan berinteraksi dengan yang lain terutama dengan teman sebaya atau lebih kecil bagaimana dengan menentukan bakatnya ?

Apabila perempuan bgmn pendampingannya ?

2. Apakah anak perempuan saya yg berumur 8 thn dengan bakat dan minat di bidang modeling, menari, dance harus sy hentikan krna tdk sesuai ketentuan syariat..apakah itu mematikan potensi yg ada dalam dirinya. Syukron

3.  Di usia anak antara 7-10 tahun jika didapati banyak memiliki bakat, bagaimana cara memilihkan fokus profesinya kelak?

4. Bagaimana mengenali bakat sebenarnya pada anak usia 10 thn? Bakat, minat, sifat, kelebihan dan kekurangan diri. Ada lagikah?

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

3⃣ pada dasarnya manusia itu adalah makhluk yang senang bermain. Jangankan pada usia 8 sampai 10 tahun  sampai tua pun pada dasarnya manusia senang bermain, senang beranjangsana dan senang bertualang.

Sehingga menurut saya tidak ada yang salah pada seorang anak yang pada usia tersebut masih senang bermain, bertualang dan beranjangsana dengan teman-temannya. Bahkan dalam "Kurikulum Allah" saya pernah menyampaikan : yang terbaik dalam pendidikan kedewasaan seorang anak adalah "biarkan dia beraktivitas dalam kehidupan ini", dengan catatan : tugas orang tua adalah mempercayainya, melepasnya, mendampinginya, memberikan, makna-makna atas pengalaman hidup yang telah dia jalani, dan kemudian terakhir mengemas atau mengkonstruksi pelajaran dari makna makna kehidupan yang dia jalani tersebut.

Maka insya Allah seorang anak yang menjalani hidupnya di kehidupan bersama teman-temannya, akan menjadi anak yang kaya dengan pengalaman, akan menjadi yang tumbuh sebagai manusia yang aqil-baligh. Bahkan anak-anak semacam ini akan jauh lebih mudah menemukan bakat dan minatnya, karena dia telah melakukan dan mencoba segala hal dalam kehidupannya.

Begitupula dan anak perempuan pada usia tersebut. Berikan kesempatan padanya untuk mengelola kehidupannya dan khususnya kehidupan di dalam rumahnya, mulai dari beranda sampai halaman belakang. Dan jika usianya sudah mendekati 10 tahun, mulailah diberikan kepadanya tugas-tugas pekerjaan dan tanggung jawab spesifik sebagai seorang perempuan dewasa kelak.

Bakat dan minat di bidang menari, modeling dan dance pada dasarnya adalah bagian dari domain bakat seni. Sehingga, mari arahkan anak perempuan tersebut kepada aktivitas-aktivitas yang bersifat seni, artistik, kreativitas, gerak motorik halus  yang tidak harus bertabrakan dengan nilai-nilai syariah

Sehingga dengan demikian bakatnya tersalurkan dengan baik, tapi syariat tidak terlanggar karenanya.

Saya mengenal ada seorang anak yang telah terlanjur di masa kecilnya dididik dengan modeling, sehingga pada saat dia dewasa dia sangat tergoda dan menuntut untuk disalurkan hasratnya di bidang modelling tersebut. Pada awalnya gadis tersebut berjilbab, tapi ketika memasuki usia SMP dia mulai melepaskan jilbabnya karena merasa tidak cocok dengan dunia modeling. Jadi mari kita hati-hati memilih kan ekspresi dari bakat seni anak-anak kita.

Ayah Bunda sekalian, setiap manusia itu multi talenta. Dia memiliki beberapa bakat, karena dunia ini terlalu rumit dan terlalu berat hanya untuk diatasi lewat 1 bakat saja

Oleh karena itu amat sangat keliru jika kita mengarahkan bakat anak kita fokus hanya pada satu hal saja. Biarkan dia terus berkembang mencoba menghebatkan dirinya dengan berbagai hal. Bahkan biarkan hal itu terus dia lakukan sampai dia berusia 40 tahun. Karena bagi saya usia 0 sampai 15 adalah character building, usia 15 sampai 40 tahun adalah capacity building.

Mengenali bakat anak bisa dilakukan dengan beberapa hal :

Pertama ,dengan mencoba dan terus mencoba, melakukan dan terus melakukan, bereksperimen dan terus bereksperimen. Anak yang kaya dengan pengalaman Insya Allah pada saat dia mengikuti Talent mapping dari Abah Rama, dia akan menghasilkan konstruksi yang akurat atau mapping yang akurat.

Yang kedua, libatkan anak sebanyak mungkin di alam bebas, atau di kehidupan alami, karena alam bebas akan membuat anak kita tampil sebagaimana aslinya  tidak ada yang ditutup-tutupi, topeng akan dibuka pada saat itu. Maka kehidupan di alam bebas akan membuat kita lebih cepat untuk mengenal bakat dan potensi anak kita

Kemudian yang ketiga, Allah sudah mengingatkan kita orang yang mengenal dan mengingat Allah dia akan kenal akan dirinya orang, yang lupa akan Allah, Allah jadikan dia lupa akan dirinya.

Jadi ajarkan anak kita untuk mengenal dan selalu mengingat Allah. Maka insya Allah dia akan mengenal Siapa dirinya yang sebaik-baiknya

Kemudian yang terakhir, mencoba untuk memahami jenis cobaan-cobaan yang dialami oleh anak kita dalam hidupnya, dan kemudian Ridho atas cobaan tersebut.

Karena cobaan dari Allah itu semacam psikotes dari langit, karena cobaan akan selalu sesuai dengan kapasitasnya, cobaan itu akan selalu sesuai dengan kualitasnya

Seorang anak yang sering dicoba dengan penyakit boleh jadi bakatnya adalah di bidang kedokteran, seorang manusia yang sering dicoba dengan kemiskinan boleh jadi bakatnya adalah di bidang ekonomi dan seterusnya. ✅

πŸŽ™ *Host*

4⃣ *Supaya anak senang melakukan ibadah dan manajemen waktu*

 *Ummu Tisa - Malang*
*Sri Sundari-Bandung*

Assalamualaikum
Mau tanya terkait materi matrikulasi ke 7.
1. Apakah ada perbedaan yg tegas utk menyiapkan fitrah keimanan antara anak laki2 dan perempuan...

2.Pada usia 7 tahun anak sudah mulai diperintahkan untuk sholat. Apakah harus sholat 5 waktu. Dan untuk solat subuh apakah juga wajib.

Ada saudara saya yang anaknya usia 7 tahun sudah diperintahkan solat. Lalu saat solat subuh dia masih tidur dan dibangunkan. Kemudian anak menangis karena masih ngantuk. Dan tetap dipaksa untuk solat. Apakah itu baik

Dan bagaimana cara terbaik mengajarkan anak solat 5 waktu tanpa ada kekerasan fisik maupun mental.


3. Kebetulan saya mengajar anak-anak kecil mengaji Alquran . Dan usianya mulai dr 8-15 tahun. Mengajinya ada program hafalan Alquran. Namun ada beberapa anak yang sebenarnya tidak ingin tapi orang tua tetap mendaftarkan. Bagaimana solusi supaya fitrah nya tidak terlukai.

4. Dan bagaimana mengajarkan fitrah keimanan atau fitrah belajar dengan baik sementara kita hanya sebagai guru yang hanya beberapa jam saja ketemu mereka.


Terima kasih

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

4⃣ seperti yang sudah saya jelaskan diatas, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam mendidik fitrah keimanan antara anak laki-laki dengan anak perempuan.

Pendidikan sholat lima waktu yang dimulai sejak anak berusia 7 tahun, tentunya yang lima waktu termasuk salat subuh. Namun demikian, sebagaimana yang pernah saya sampaikan dalam satu kesempatan, pendidikan ibadah apapun mulailah dengan NIAT. Mulailah dengan motivasi, dengan nilai-nilai, sehingga dia tidak mengalami rasa terbebani yang terlalu berat saat dia diminta untuk sholat, Terutama sholat shubuh

Dan sekali lagi, ini ada kaitanya dengan pendidikan fitrah keimanan. Jika anak telah dididik keimanannya dengan sebaik-baiknya, maka insya Allah pada saat dia diajari sholat di usia 7 tahun  termasuk salat shubuh, maka dia akan lakukan dengan sebaik-baiknya.

Sekali lagi, saat anak diajari ibadah, termasuk sholat, pada usia 7 sampai menjelang 10 tahun tetap tidak boleh ada paksaan. Karena Rasulullah SAW mengatakan paksaan baru dibolehkan saat anak berumur 10 tahun (dipukul jika tak shalat)

Tentang orang tua yang memaksakan program menghafal Al-Qur'an pada seorang anak, yang dia tidak cukup memiliki bakat untuk menghafalkan Al Quran, maka tugas kita adalah mengingatkan orangtuanya.

Ingatkan kepada orangtua : mengubah hukum Allah adalah haram. Mengubah yang sunnah menjadi wajib adalah haram. Setinggi apapun fadilah dari menghafalkan AlQur'an, tetap hukumnya adalah sunnah, bukan wajib. Allah sangat murka orang-orang yang telah merubah hukum-hukumnya.

Pendidikan fitrah apapun pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua, apalagi kalau kita bicara tentang fitrah keimanan. Itu butuh pendampingan, butuh waktu yang panjang, butuh penularan, butuh keteladanan. Itulah sebabnya orangtua yang bertanggung jawab untuk melakukan hal ini Sedangkan para guru tugasnya hanyalah membantu orang tua untuk menumbuhkembangkan fitrah-fitrah tersebut.

Sedangkan fitrah belajar, walaupun itu tetap menjadi tanggung jawab orangtua, mungkin guru bisa banyak membantunya dengan berbagai hal. Dan sekali lagi fitrah itu hanya tumbuh lewat kesadaran, lewat motivasi

Saya banyak belajar dari pendidikan di pondok pesantren Gontor. Mereka sangat baik dalam menumbuhkan fitrah belajar, bukan pelajaran. Yang diberikan bukan tumpukan materi pelajaran, tapi motivasi belajar, motivasi untuk berubah, gairah untuk maju, daya juang untuk menuntut ilmu.

Kesimpulannya , dari banyak pengalaman hidup dan dari banyak informasi yang saya dapatkan. pada akhirnya keimanan, kesadaran, motivasi dan niat adalah kunci untuk membangun, mengembangkan dan mengoptimalkan segala jenis fitrah apapun. ✅

πŸŽ™ *Host*

5⃣ *Perintah dan larangan sesui Fitrah*

 *Bunda Nina Septika - sidoarjo*

Anak saya umur 6 th seringkali bila kita ajarkan larangan atau ajakan tertentu misal ajakan untuk mengaji, larangan memukul, ajakan belajar dll bila seringkali melanggar kita orang tuannya sering bilang "kakak kan sudah besar harusnya kalau umi udah jelaskan berkali kali kakak gak melanggar lagi"

Al hasil pada saat dia ngambek selalu bilang "aku masih kecil, aku belum besar"

apakah kalimat kami menyalahi fitrah?

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

5⃣ Saya rasa jawaban anak itu adalah jawaban yang sangat fitri, sebagaimana Imam Syafi'i saat diminta untuk berpuasa di bulan Ramadhan dan dia mengatakan "Aku masih kecil"

Apalagi jika kita ingat bahwa usia anak tersebut masih 6 tahun, belum usia mumayyiz, belum usia latih. Jadi kalimat yang dia ucapkan itu adalah kalimat yang tepat

Maka orangtuanya mulai memberikan kesadaran kesadaran dan  motivasi-motivasi bahwa "Nanti kamu kalau usianya sudah 7 tahun mulai mulai berlatih syariat dan ibadat ya". ✅

πŸŽ™ *Host*

6⃣ *Konsep HE dan tingkat keberhasilan*
 *Ririn- Boyolali*
Assalamu'alaikum ustadz.

 Untuk konsep HE, menurut ustadz, keberhasilannya lebih banyak didominasi mana antara anak yang belajar di sekolah formal dengan anak yang belajar dg homeschooling?
Atas jawaban Ustadz sy ucapkan beribu terima kasih

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Aad*

Tentunya konsep home education akan lebih optimal seandainya penuh dilakukan di rumah, daripada dicampur-campur dengan pendidikan persekolahan. Karena ada paradigma yang agak bertabrakan di antara keduanya

Namun demikian, jika Ayahbunda belum terlalu siap dan percaya diri untuk mendidik anaknya penuh di rumah, maka tidak masalah jika dia harus disekolahkan, dengan catatan posisikan fungsi sekolah hanya sebagai faktor penunjang dalam pendidikan anak anak kita

Oleh karena itu, jika terjadi tabrakan dan benturan antara pendidikan kita di rumah dengan pendidikan di sekolah, maka kita harus lebih memprioritaskan pendidikan yang kita siapkan di rumah untuk anak-anak kita. Kecuali jika konsep pendidikan kita di rumahlah yang keliru.

Oleh karenanya, sering-seringlah berdiskusi dan berkolaborasi dengan guru di sekolah. ✅

*Penutup*

_Tetap rileks dan optimis karena sesungguhnya Allah telah menginstall ilmu mendidik anak di dalam diri Ayah Bunda. Selalu berdialog dengan Allah, memohon agar Allah memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya dalam mendidik anak-anak kita_

🌼🌿🌼🌿🌼🌿🌼🌿🌼🌿

Matrikulasi Pokok HEbAT 5

Mei 30, 2017 0 Comments
πŸ“š *Resume Kulwap Ⓜatrikulasi#4  Surabaya HEbAT community* πŸ“š

Materi Pokok 5⃣ :
*Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7th*

Tanggal : 13 April 2017

SME : *Ustadz Harry Santosa*

Host   : bunda Juni Wati
Admin : bunda SitiNurdini
Notulis : bunda Juni Wati

====================
*Materi* :
====================
πŸŒΊπŸŒ»πŸŒΉπŸŒ·πŸŒΌπŸŒΈπŸ’πŸ„πŸŒΎπŸ

*Materi Pokok* 5⃣

*Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun*

Oleh: Ust. Harry Santosa

Assalamu'alaikum wr.wb.

Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.

Salam takzim utk Ayah Bunda semua.

Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.

Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.

Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.

Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.

Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.

Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.

Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.

Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.

Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarkatnya

Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.

Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya

Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.

====================
*TANYA JAWAB* :
====================

1⃣ *Bahasa Ibu dan Sastra*

_*Bunda Ayu – Bandung*_
_*Bunda Lulu – Bandung*_
_*Bunda Revika – Banda Aceh*_

Assalaamu'alaykum.

Mau tanya pak. Saya dan suami berlatar belakang bahasa berbeda. Suami biasanya menggunakan bahasa indonesia sedangkan saya sehari-hari sunda. Sebenarnya suami bisa bahasa sunda namun bahasa sunda yang kasar. Saya jadi bingung

yang dimaksud dengan bahasa ibu itu bagaimana?
bagaimana cara menumbuhkan fitrah bahasa ibu murni bagi anak?
Kalau dibaca lagi sepertinya bukan hanya mengenai keterampilan berbicara dan berbahasa..  Dan usia 0-7 pengenalan angka dan huruf adalah lewat sastra
bila anak sendiri yang meminta diajarkan mengenai angka dan huruf bagaimana?
Saya juga pernah membaca sekilas tentang penyimpangan mendidik pada usia 0-7 tahun salah satunya adalah "mengajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibu tuntas".
Kriteria bahasa ibu yang tuntas itu bagaimana?
Dengan target anak pandai beberapa bahasa, apa boleh dari kecil, anak dibiasakan mengenal beberapa kata dengan makna yang sama?
Terimakasih πŸ™πŸ»πŸ˜


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

1⃣Bunda Ayu, bunda Lulu, bunda Revika yang baik,

Bahasa Ibu (mother tounge) adalah bahasa native ayah dan ibu, dimana keduanya adalah penutur asli bahasa ini dan fasih menggunakannya.

Tentu jika bahasa  ayah dan bahasa ibu berbeda, disepakati mana yg paling fasih utk berkomunikasi di keluarga. Intinya inilah "bahasa resmi" di rumah kita.

Diantara pentingnya bahasa ibu ini, kita jumpai dalam sirah Nabawiyah, bahwa hikmah dititipkannya Nabi Muhammad SAW kepada Bani Sa'diyah adalah karena bahasa Arab suku di luar kota Mekkah masih murni. Karena kemudian kita mengenal Rasulullah SAW sebagai orang yg halus tuturnya dan juga budi pekertinya. Bahasa menunjukkan Adab (Kebangsawanan atau Martabat) seseorang.

Bahasa bukan hanya ttg berkomunikasi, tetapi bagaimana mengekspesikan gagasan dan perasaan dgn utuh dan jernih. Jadi Bahasa Ibu ini penting utk dituntaskan. Para psikolog menyebut indikator bahwa usian3 tahun ananda setidaknya menguasai 5000 kosa kata. Saya lebih suka dgn ukuran kualitatif, yaitu anak mampu mengekspresikan atau menangkap gagasan dan perasaannya dgn baik. Tiap anak tentu berbeda, tdk perlu panik, yg penting teruslah ajak ananda berkomunikasi.

Pada fitrahnya, tiap anak sudah diinstal bahasa sejak lahir (fitrah bahasa). Para pakar menyebut bahwa sintax sebenarnya sudah diinstal, hanya saja masih konsep, sehingga diperlukan bahasa ibu kedua orangtuanya utk mengaktifasi kemampuan berbahasanya. Hal yg tdk ada dalam dunia hewan dan tumbuhan.

Bahasa kedua, sebaiknya diajarkan setelah bahasa ibu utuh, ini sangat makesense. Anak anak yg terlalu cepat diajarkan bahasa kedua, sebelum bahasa ibunya utuh, akan mengalami resiko Mental Block. Ini jauh lebih buruk dari tdk bisa bicara, krn menyangkut kegagalan dalam mengekspresikan gagasan dan perasaan yg menyebabkan gangguan kejiwaan.

Dalam kasus lain, anak yg terlalu cepat diajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibunya utuh, akan mengalami "bingung bahasa", silahkan disearch di youtube, therapy anak anak yg mengalami bingung bahasa.

Para pakar banyak menganjurkan bahasa kedua sebaiknya di usia 8 tahun ke atas, setelah bahasa ibu benar benar berkembang baik sampai ke derajat bukan hanya bertutur indah, namun mampu menulis tulisan bersastra baik

Jadi, tetaplah rileks dan optimis, banyaklah berdialog dengan seru menggunakan bahasa yang kita fasih menggunakannya. Bangsa Jepang, Jerman dll bisa maju tanpa harus memaksakan Bahasa Inggris kok.

Catatan, symbol sebaiknya mulai dikenalkan setelah usia 6 tahun ✅



2⃣ *Imaji Positif dan Imaji Negatif*

_*Bunda Ani Ch – Sidoarjo*_
_*Bunda Vevi Avivah – Bandung*_
_*Bunda Atik – Tanjungbalai*_

Assalamu’alaikum.

Kita mengenal upaya pemberian imaji positif dan menghindari imaji negatif,

✔ apakah itu artinya kita akan 'menuruti' semua yang diminta anak?

Beberapa permintaan anak ada yang sulit dipenuhi, karena orangtua tidak mampu, tidak sesuai norma, atau tidak adil menurut orangtua. Misal, tiap hari minta mainan, memaksa minta mainan anak tetangga, makan selalu minta disuapi, tidak mau makan sendiri, minta mainan hape terus, kalau tidak dituruti akan menangis, dan sejenisnya. Sepertinya, tidak menuruti yang semacam ini akan malah mendidik anak,

✔ tapi apakah tidak 'mencederai' fitrah anak, terutama fitrah individualitas.?

✔ bagaimanakah pembagian peran masing2 ayah dan ibu dalam konsep pendikan usia 0-7 th, sehingga dapat menumbuhkan  imaji2 positif yg sinegi sesuai fitrah anak? adakah konsep/kurikulum baku yg bisa d jadikan panduan?

✔ apakah contoh imaji2 negatif serta luka persepsi itu ustadz?

Terima kasih.


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

2⃣bunda Ani Ch, bunda Vevi Avivah, bunda Atik yg baik,

Apapun di muka bumi pasti ada sunnatullahnya, ada prosesnya, ada tahapannya. Begitupula fitrah anak anak kita, yg sering diibaratkan sbg benih, tentu memerlukan tahapan perkembangan.

0-6 tahun adalah tahap penguatan KONSEPSI, melalui imaji imaji positif shg menimbulkan kesan mendalam dan kecintaan atau ghairah anak.

Misalnya Fitrah Iman di tahap ini adalah penguatan Konsepsi Allah sebagai Robb, melalui imaji keindahan ttg Allah dalam keseharian. Metodenya keteladanan dan atmosfir keshalihan. Sholat di tahap ini belum diperintah, namun bukan tidak dididik, artinya sholat diperkenalkan sebagai sesuatu yg berkesan indah, bukan tertib waktu, tertib gerakan dan tertib bacaan, tetapi ghairah cintanya pada Allah. Tidak ada paksaan di usia ini yg menyebabkan anak membenci sholat, tetapi kisahkan Maha Rahman dan Rahimnya Allah ketika anak merasa nyaman dan tenang.

Fitrah Bakat di tahap ini adalah penguatan konsepsi keunikan diri, melalu imaji positif ttg diri, dengan memberi ruang berkespresi sesuai keunikannya tanpa dibenturkan dengan adab/akhlak. Beberapa sifat unik sering muncul dalam perilaku yg nampak tdk berakhlak, misalnya sifat unik suka memerintah akan nampak keras kepala, sifat unik suka berkomunikasi akan nampak cerewet dstnya.

Dalam prakteknya, di usia 0-6 tahun, tentu tidak memperturutkan yang berbahaya dan bukan sesuatu yg manfaat, misalnya jajan, bangak main gadget, dll. Kasih harus dibarengi sayang. Sayang memfilter apakah baik atau buruk. Kasih memberi ruang utk berekspresi. Keduanya perlu seimbang dan tepat waktu serta tujuan.

Di tahap ini Ego Sentris juga sedang puncaknya, sehingga muncul dalam bentuk tdk suka berbagi dll. Tidak memaksanya berbagi ketika tdk mau berbagi, jika memaksanya akan menciderai egonya, yg berakibat buruk di masa mendatang seperti peragu dan lambat mengambil keputusan. Tetapi bacakanlah kisah2 indahnya berbagi, ajaklah makan bersama dan berbagi di panti asuhan dll. Lahirkan idea2 hebat utk berbagi, ini jauh lebih amazing dan sehat buat hubungan anak dan orangtua.

Peran orangtua di tahap ini lebih banyak menghadirkan cinta dan mengobservasi lewat kegiatan2 bersama yg seru. Ayah mensuplai ego dan percaya diri, Bunda mensuplai empati dan cinta. ✅


3⃣ *Menumbuhkan Fitrah Keimanan*

_*Ita – Sampang*_
_*Eko Purwati – Cepu*_
_*Sri Herlina – Jambi*_
_*Farhah – Surabaya*_
_*Ayah Ari – Pangkep Sulawesi*_
_*Wahyuni Sahidin – Sulawesi*_

Assalamu’alaikum Ustadz,

1. Bagaimana membangun fitrah keimanan bayi usia sekitar 1 bulan?

2. Apakah salah bila orang tua menyerahkan tugas penumbuhan  dan pengembangan fitrah keimanan , belajar ,dsbnya pada guru lesnya? Alasan nya karna sibuk bisnis, tidak paham , tdk sabaran juga disebabkan oleh anak yg enggan/ bersikap ogah2an bila dibimbing olehnya orang tuanya..

3. Anak sy perempuan umur 6,5thn. setelah memperhatikan bersama istri, fitrah keimanannya blum tumbuh maksimal. Anak sudah senang membaca tapi untuk takjub ataupun sifat yg mengarah ke mencintai Allah, rasul dan al quran blum ada. Bagaimana memperbaikinya? Terkendala dengan pengetahuan saya sendiri bersama istri bisa dibilang sangat sedikit mengenai ilmu agama. Terimakasih


4. Terkait dgn memberikan imaji positif kpd anak 1y5m. Misalnya dlm sholat, knp harus dibiarkan mereka mengganggu ketika orang di sekitarnya sholat bukankah dari kecil mmg sdh harus ditanamkan bahwa ketika orang sholat tidak boleh diganggu.

5. Saya sering membiarkan anak saya (laki-laki, 3y6m) bermain di masjid rumah kami ba'da isya. dia biasanya bermain kejar-kejaran di masjid dengan tetangga yang selesai jamaah isya. saya biasanya hanya mengawasi dari jauh. karena sy ingin membangun imaji positif mengenai masjid dan sholat. biasanya anak saya bermain di masjid hingga pukul 20-21 untuk kemudian sy ajak pulang dan tidur. yg ingin sy tanyakan apakah yg saya lakukan ini sudah tepat? krn kemarin ibu mertua memarahi sy karena membiarkan anak sy bermain di masjid hingga malam (pukul 20.30).


6. 0-7 th bila fitrah keimanannya berkembang sempurna maka anak2 akan sholat dg sendirinya tanpa disuruh apalagi dipaksa.. Kedua anak sy 11 th & 9 th msh disuruh sholatnya.. apa lg subuh  hrs ekstra membangunkan mereka.. Buku2 yg membangkitkan image positif ttg Allah, Rasulullah&sahabat di rmh tersedia dlm bentuk yg mudah msk dlm dunia anak2..komik, cerita bergambar.. Dialog ttg kebaikan Allah jg sering kami lakukan.. Kalau anak2 lg asyik bermain maka sholatnya akan terlupa.. Yg paling lumayan susah ..sholat subuh..

✔ Bgm upaya yg baik spy anak bs sholat tanpa disuruh..apalagi dimarahi..

✔ Spesial sholat subuh..bgm pula upaya penanaman&pembiasaannya..

terima kasih atas jawaban nya πŸ™πŸ»


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

3⃣ bunda Ita, bunda Eko Purwati, bunda Sri Herlina, bunda Farhah yang baik,

1. Memberikan ASI eksklusif, tanpa menyambi, menatap penuh cinta, menyentuh, memeluk hangat dstnya adalah pendidikan fitrah keimanan pertama.

Mengapa bayi menangis ketika lahir? Para ulama mengatakan krn bayi mencari Robb nya, dan sosok Ibu sementara waktu menggantikan kerinduan pada sosok Robb sbg Pemberi Rezqi, Pemelihara dsrnya.

Banyak riset membuktikan bahwa yg dibutuhkan bayi bukan sekedar nutrisinya tetapi kelekatannya (attachment). Cinta knilah fondasi dasar keimanan

2. Salah. Amanah fitrah ada pada kedua orangtuanya tdk bisa didelegasikan kpd siapapun kecuali uzur atau wafat. Ketika Allah mengamanahkan anak berarti Allah Maha Tahu bahwa orangtuanya mampu, sepanjang menyambut panggilan fitrah keayahan dan fitrah keibuannya.

3. Mendidik fitrah keimanan, bukan mengajarkan mendetail rukun Iman dan mengajarkan ilmu agama yg berat. Sederhana saja, bangkitkan saja gairahnya pd Allah, pd Rasulullah SAW, pd Islam dan kebaikan2nya, melalui kisah2 yg seru, keteladanan dalam kegiatan langsung, suasana keshalihan yg menyenangkan di rumah dstnya.

Kontekskan semua peristiwa dengan Allah dalam keseharian. Jika bawa oleh2, katakan dgn antusias ini dari Allah, ketika menunggu kereta api ajak dgn antusias doa bersama, ketika pohon berbuah lebat ceritakan betapa baiknya Allah dan indahnya syurga dstnya. Sederhana bukan?

3. Sholat diperintahkan kpd orangtua utk menyuruh anaknya pd usia 7 tahun bukan sejak dini, Maha Suci Allah dari kelalaian. Apa maknanya? Tidak ada anak yg suka gerakan formal dan kaku, sementara sholat adalah gerakan formal. Ada waktu selama 6 tahun, agar anak ditumbuhkan cintanya dahulu kpd Allah sebelum diperintah sholat pd usia 7 tahun. Cinta sebelum Islam.

Secara perkembangan ananda usia 0-6 tahun belum punya tanggungjawab moral apalagi sosial, jadi jika mau menanamkan adab di usia ini bukan dengan perintah apalagi beban tanggungjawab, tetapi melalui kesan2 indah. Bukankah Rasulullah SAW membiarkan cucunya bermain kuda2an di punggung beliau? Ini semata2 agar cucunya punya kesan indah ttg Sholat, ttg Islam.

Tahukah anda, bertahun2 kemudian, Hussein RA ketika menjadi pemuda diberi gelar AsSajaad, atau pemuda yg cinta sujud kpd Allah. Para ulama mengatakan, jangan2 peristiwa berkesan indah ketika bermain kuda2an di punggung Kakeknya yg mulia, membuatnya begitu terkesan dan mencintai sujud.

Lihatlah, berapa banyak orangtua, yang tergesa ingin anak batuta nya segera shalih, lalu memaksanya ini dan itu, kemudian ketika pemuda, banyak yg meninggalkan syariahnya. Barapa banyak kita yg keluar taring dan tanduknya ketika jam jam sholat tiba? Mereka membuat anak mereka membenci sholat sepanjang hidupnya.

5. Sangat baik membuat anak akrab dengan masjid, walau bentuknya bermain2 dan berlari2 di Masjid. Sangat baik lagi jika pengurus Masjid mulai merancang Masjid Ramah Anak. Di Turki beberapa masjid mulai memasang PlayGround di shaff paling belakang tempat anak anak batuta bermain di dalam masjid. Ini sebenarnya hanya masalah teknis saja dan kepedulian kita agar generasi anak anak kita mencintai masjid

6. Bisa jadi cintanya tumbuh kpd Allah dan Rasulullah SAW dengan baik pd usia 0-6 tahun, namun penguatan konsepsi Rubbubiyah ini tidak segera ditumbuhkan dan disadarkan menjadi potensi keimanan berupa ketaatan melalui aktifititas dan nalar pd kehidupan nyata.

Fase usia 7-10 tahun sudah berbeda, bukan lagi imaji2 positif tetapi bergerak kpd aktifitas2 produktif, misalnya aktif di kegiatan masjid, proyek2 utk tadabur alam yg seru yg membuatnya bersegera di pagi hari dstnya. Bisa jadi lingkungannya kurang semarak suasana keshalihannya atau tradisi di rumah yg tdk terbiasa bangun subuh sejak anak anak kecil.

Pembiasaan bangun Subuh tdk selalu permanen, karenanya lebih baik membangun kesadaran anak di usia 7-10 tahun dgn aktifitas2 keimanan yg relevan dgn sifatnya, misalnya terlibat dalam kegiatan masjid yg sesuai bakatnya. Kitalah sebaiknya yg memakmurkan masjid utk anak anak kita apabila masjidnya sepi dari kegiatan anak.

Cara lain adalah menghomestay kan anak di keluarga shalih selama beberapa hari atau pekan, dalam banyak hal keteladanan di luar rumah bisa membekas mendalam apabila berkesan. Mengikutkan pesantren kilat yg fokus pd membangkitkan ghirah keimanan juga bisa dipertimbangkan ✅



4⃣ *Belajar Bersama Alam*

_*Cut Hadiatul Husna –Banda Aceh*_
_*Sari Masyita – Aceh*_

Assalamualaikum Ustadz,

1. Saya masih kurang konkret membedakan antara aktivitas dialam untuk anak 0-7thn dengan aktivitas project 7-10thn. Anak Sy umur 4th (lk) dan 5th (pr). Jika ada 10 kategori karakter maka mereka akan punya karakter 5:5. Satunya usil satunya seriusan, satunya tukang atur, satunya tidak bisa follow the rule😞 jadi mmng sepertinya mustahil berkegiatan bersama dalam satu waktu.

2. Mengenai kegiatan anak 2-7 tahun harus lebih banyak belajar di alam, nah bagaimana kalau linkungan tempat tinggal kami tidak mendukung hal tersebut karena letak rumah berjejer dengan toko dan dekat dengan jalan raya,,,jadi biasanya bermain didalam rumah saja, apakah hal ini akan menyebabkan anak susah bersosialisasi kedepan ?

Terima kasih Ustadz πŸ™πŸ»


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

4⃣bunda Cut Hadiatul Husna, bunda Sari yang baik,

1. Aktifitas di usia 0-6 tahun adalah berkegiatan biasa saja, yang sering dilakukan sehari hari, bisa juga yang dianggap seru walau sederhana, misalnya masak bareng, jalan ke pantai, memberi makan ikan, mandi hujan, membuat perahu dari batang pisang dll. Berkegiatan di usia ini tujuannya adalah selain penguatan konsepsi semua aspek fitrah anak anak, juga mengobservasi aspek fitrahnya masing masing. Ibarat benih, di awal kita tidak tahu, benih apakah ananda? Maka inilah masa mengamati dgn penuh empati, benih fitrah apakah anak anak kita.
Di usia ini, memang anak anak belum bisa bekerja sama atau bermain bersama, mereka masih sama sama kerja dan sama sama main. Ingat kita baru mengenal permainan benteng, galasin, tak umpet dll yg memerlukan kerjasama setelah usia 6 tahun. Anak usia ini memang belum follow the rule, mereka belum paham konsep keteraturan dan tdk menyadari perlunya teratur. Disampaikan boleh, dipaksa akan sia sia.

Jadi rencanakan saja kegiatan seru ananda bersama, jika mereka punya karakter berlawanan, tdk mengapa dibenturkan dalam kegiatan bersama agar mereka mengenal saudaranya dgn baik. Adik Kakak yg tdk puas mengenal saudaranya (diantaranya dgn berantem) maka kelak akan tdk pernah akur. Berkelahi, sepanjang tdk bahaya tdk mengapa, mereka pd saatnya bisa kerjasama kok. Malam hari bacakan indahnya punya saudara dan sepinya dunia tanpa suadara.

2. Anak anak usia 2-7 tahun memang memerlukan ruang gerak yg bebas, satu anak setidaknya 6 m2. Ini penting utk motorsensoriknya dsbnya. Perlu dicari tempat2 yg aman dan nyaman di luar pemukiman yg padat. Namun sesekali anak anak perlu juga menyapa dan belajar dgn tukang sayur keliling, tukang ikan, berkunjung ke toko tetangga dll ✅

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

πŸ”– Catatan, *sosialisasi terbaik anak usia 0-6 tahun adalah dgn ayah ibunya*


5⃣ *Potensi Unik, Fitrah Belajar, Dan Intellectual Curiousity*

_*Bunda Revika – Banda Aceh*_
_*Bunda Ani Ch – Sidoarjo*_
_*Wahyuni Sahidin – Sulawesi*_
_*Juwi – Surabaya*_

Assalamu’alaikum Ustadz,

1. Potensi unik anak itu, apakah bisa dkelompokkan?bila iya, dibagi menjadi berapa bagian? Apa saja?

2. Pada dasarnya semua anak punya fitrah belajar, apa yg hrs dilakukan ketika fitrah belajar itu tdk nampak, seperti banyak terlihat pada kasus anak terlambat perkembangan. Apakah pada ABK (anak berkebutuhan khusus) masih bisa menerima penerapan FBE?

3. Terkait dgn fitrah belajar. Bgaimana menumbuhkan fitrah belajar anak 1y5m.

4. Utk membangkitkan intelectual curiosity anak2 seusia 2-3thn itu caranya bgmn ya? pernah saya coba terapkan dg menanggapi suatu hal yg membuat mrk tertarik dg 5w1h. tp saya merasa kok mrk tertariknya sampai batas 1w yaitu sampai pertanyaan "itu apa?" saja. kalau mulai diarahkan ke tahap selanjutnya  yg lebih dalam yaitu 4w1h, seringnya mrk melengos, ngelantur, dan akhirnya beralih ke topik yg lain yg tdk berhubungan dg topik sebelumnya. shg saya pun tdk melanjutkan pembahasan, krn jg takut nantinya malah jd "menjejalkan".

Terima kasih


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

5⃣bunda Revika, bunda Ani Ch, bunda Juwi yang baik

1. Potensi unik itu kami sebut dengan fitrah bakat. Diawali dgn sifat unik (suka....) pd usia 0-6 tahun, kemudian berkembang menjadi potensi unik pd 7-10 thn berupa aktifitas yg sangat menyenangkan dan relavan dgn sifat unik, dan diharapkan potensi unik ini kelak menjadi peran dalam berbagai profesi maupun bidang kehidupan pd usia 11 tahun ke atas.

Klasifikasinya biasanya menjadi empat, pertama potensi terkait otak kiri (analyzer, learner, ...), terkait otak kanan (designer, visioner...) , terkait interpersonal (communicator, commander...) dan terkait teknis (operator, engineer...). Silahkan lihat photo di bawah.

2. Allah takdirkan sebagian kita tdk punya kecerdasan intellectual, tetapi digantikan dgn kecerdasan yg lain. Fitrah Belajar n Bernalar anak, akan sangat relevan dengan fitrah bakatmya. Anak Down Syndrom misalnya, Allah takdirkan IQ nya tdk lebih dari 70, namun mereka dikenal sbg orang yg paling ikhlash dan emphaty, jadi lebih dominan tak pakai otak dalam belajarnya, tetapi interpersonal sejajarnya.

Begitupula anak anak Autis tertentu yg memang cerdas tertentu, misalnya Asperger Syndrom, yg sangat hebat di visual dan audial, namun sekaligus kelemahannya.

Kecuali anak anak yg mengalami mental illness, ketidakmampuan bicara dll, maka ini perlu diterapi dulu sehingga berada pada kondisi siap dikembangkan.

3. Usia 0-6 tahun adalah masa pemeliharaan dan penguatan konsepsi fitrah. Pada dasarnya anak lahir sudah punya konsepsi belajar dan bernalar. Mereka sangat "curios" sebagai bekalnya menjadi khalifah yg dimanahi bumi dan langit. Mereka memang bodoh dari pengetahuan baru di muka bumi, namun pokok pokok pengetahuan sdh mereka dapatkan sejak lahir, misalnya pengetahuan Zat Yang Maha Hebat, pengetahuan Prima Causa, pengetahuan Syntax Bahasa (yg diperkuat bahasa ibu), pengetahuan indah dan buruk, pengetahuan jijik dan nyaman dll.

Di usia ini ananda pada puncak abstraksi dan imajinasi, bukan kognisinya, krnnya simbol sebaiknya belum diajarkan, permainan kognitif diganti dgn permainan imajinatif spt bermain kuda2an, dokter2an dll.

Jadi tugas orangtua di tahap ini bukan banyak mengajarkan tetapi memberikan ruang sebebasnya utk eksplorasi mengembangkan imaji dan abstraksinya juga senso motoriknya dengan aman dan nyaman tanpa over stimulus atau stimulasi berlebihan atau belum waktunya, spt flash card, cognitive play dstnya.

4. Don't too much teaching. Dont too much asking. 5W, 3H bukan mendikte pertanyaan utk dijawab. Hindari suasana formal atau mendikte, krn membuat stress anak dan orangtua. Biasa saja seamless, seperti berdialog seru saja. Belajar di usia ini adalah proses berinteraksi, berimajinasi menyenangkan tanpa terasa belajar, misalnya bermain atau berkegiatan seru. Berkegiatan atau bermain adalah proses belajar juga. Berkegiatanlah yang seru, maka rasa ingin tahu akan terinpiirasi hebat.



6⃣ *Melatih Kemandirian, Reward or Punishment*

_*Bunda Ani Ch – Sidoarjo*_
_*Frida – Trenggalek*_
_*Bunda Izzah M – Gresik*_

Dalam materi disebut perumpaman tentang petani yang tidak boleh menyeragamkan perlakuan pada tanaman. Bagaimana jika petani menemukan 'keterlambatan perkembangan pada tanamannya'? Tanaman sekitarnnya sudah berdaun ini belum, yang lain berbunga ini belum, yang lain berbuah ini belum. Dalam pandangan perkembangan anak yang umum, kita mengenal target perkembangan,

✔ apakah yang semacam ini tidak boleh?

Misal ada target perkembangan seperti, setahun bisa jalan, 2 tahun bisa bicara, 3 tahun tidak boleh ngompol, 4 tahun bisa makan sendiri, 5 tahun bisa mengendalikan keinginan, dll.

✔ Kalau anak belum bisa atau tidak mau, melakukan hal tersebut apa yang harus dilakukan? membiarkan dulu atau bagaimana?
✔ Bagaimana cara memberi jalan anak2 agar bisa belajar mandiri untuk usia 3-6 th?
✔ Hal2 apa saja yang sejatinya dapat merusak fitrah anak di usia 0-7 tahun?
✔ Bagaimana menurut ust harry tentang konsep reward and punishment bagi anak usia 0-7 tahun?


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

6⃣bunda Ani Ch, bunda Frida, bunda Izzah yang baik,
Perbedaan tumbuh pada tanaman perlu dilihat apakah terjadi pada tanaman yang sama? Secara fisik biologis maupun perkembangan kejiwaan manusia tentu punya target perkembangan yang sama, namun dalam potensi keunikannya (fitrah bakat) manusia berbeda karena sesungguhnya tiap anak adalah tanaman yang berbeda.

Beberapa anak yang kurang gizi, melompat tahapan perkembangan fisik, lambat bicara atau mengalami mental illness dll tentu perlu dinormalisasi dulu sebelum bicara pengembangan potensi uniknya. Namun dalam keadaan normal, maka semua anak sebaiknya tumbuh sesuai potensi uniknya masing masing tanpa target.

Misalnya kecepatan anak mengafal berbeda satu sama lain, ini tidak bisa diseragamkan targetnya. Gaya belajar anak berbeda satu sama lain, ini tidak bisa disamakan Passion atau strength anak juga berbeda satu sama lain, ini juga tida mungkin ditargetkan seragam.

Kalau bicara mental illness atau juga bicara keterlambatan perkembangan bahkan kecepatan perkembangan pasti pendekatannya terapi dan terapi adalah upaya normalisasi. Ini pendekatan menurut psikologi negatif atau disebut weakness based education.

Dalam keadaan normal tentu pendekatannya psikologi positif atau disebut strength based education. Fitrah based sebenarnya lebih dekat kepada cara pandang psikologi positif..

Anak usia 3-5 tahun belajarnya dengan banyak bergerak dan berkegiatan bukan duduk diam. Bermainnya pun lebih banyak imajinative play (bermain peran dll) bukan cognitive play. Dalam pandangan fitrah based semua anak suka belajar sejak lahir, tentu saja peran orangtua penting namun bukan banyak mengajar atau over stimulus tetapi lebih kepada memfasilitasi gairah belajarnya dgn memberikan idea menantang dan inspirasi hebat beserta akses belajarnya.

Hal yang merusak fitrah anak di usia 0-7 tahun adalah obsesi orangtuanya sehingg ingin digegas semua hal melampaui kebutuhannya, atau pesimis orangtuanya sehingga diabaikan semuanya tak sesuai kebutuhannya. Ingat bahwa ada 8 aspek fitrah yang perlu dirawat dan diperkuat konsepsinya  bukan hanya fitrah belajar

Konsep pendidikan fitrah menolak semua bentuk extrinsic motivation atau cara cara behavioristik spt reward n punishment, drilling, over stimulus, mass conditioning dll. Psikologi hari ini sudah bergeser dari ilmu jiwa menjadi ilmu perilaku, karena psikologi modern menolak jiwa manusia. Padahal yang menggerakan perubahan perilaku atau motif adalah jiwa manusia atau aspek internal. Kajian kajiannya disebut intrinsic motivation atau dalam Islam disebut niat.

Untuk memotivasi dari dalam yg membuat orang mau bergerak atau berperilaku setidaknya adalah 3R, yaitu Relevant dengan fitrah, Relation/cinta yang kuat dan Reason atau alasan yang mengakar ✅



7⃣ *Ragam Kegiatan Membersamai*

_*Bunda Teni – Banjar, JABAR*_
_*Agie – Bandung*_
_*Erna – Pontianak, KalBar*_
_*Bunda Revika – Banda Aceh*_
_*Ari – Makassar*_
_*Ummu Rif'an – Surabaya*_

Bismillah

1. ustadz, kalau boleh saya minta penjelasan konkrit atau contoh praktek membersamai ananda di usia 0-7 tahun. misal, dalam mengenal bilangan atau mengenal huruf, bolehkah menggunakan buku panduan yg lajim beredar di pasaran ..?


2. Ustadz, Bagaimana memfasilitasi anak untuk bereksplorasi sementara lingkungan sekitar rumah kita kurang baik? Misal anak anaknya bertutur kata kurang baik, tetangga yang saling menggunjing, dsb.


3. Untuk anak 0-7, memberi jadwal waktu main, keluar rumah (gaul dengan temannya) apakah itu mengekang, atau sebaiknya dilepas semaunya selama masih bisa dipastikan aman?


4. Apa kriteria kegiatan sederhana utk usia0-7thn? Poin/unsur apa saja yang penting dimasukkan dalam menyusun kurikulum itu?


5. Salah satu cara menanamkan fitrah belajar kpd anak khususnya usia 7th adl mengenalkan beragam aktivitas kpd ananda. Kami sbg org tua, bersemangat ingin mengenalkan byk aktivitas kpd ananda. Namun seringkali menolak ajakan kami utk meng-eksplore aktivitas2 tsb. Kami coba gali kenapa tdk tertarik. Alasan yg diberikan macam2, spt : tdk suka, atau terlalu kawatir akan sesuatu. Biasanya ktk mau mengajak berkegiatan, kami sdh sampaikan bbr hari sblmnya. Kami jelaskan juga bgmn akivitas tsb, dan  terkadang disertai dg video. Tetapi srg kali jg tetap menolak, jika pun ikut maunya hanya menonton. Bgmn menyiasati kondisi tsb nggih ustadz ?

6. Kadang orang tua dalam mencari kegiatan untuk anak, tidak benar-benar memperhitungkannya scr holistik dari sisi si anak. Misal, ada kegiatan prakarya di tempat yg agak jauh dari rumahnya. Tapi karena atas nama agar anak berkegiatan, tetap berangkat, tanpa org tuanya tidak memperhitungkan lama perjalanan yg harus ditempuh dan bagaimana proses perjalanannya (karena semua 12 indera anak sgt sensitif, sehingga akan terstimulasi secara berlebihan ketika melakukan perjalanan dan jadi lelah fisiknya), anak lelah, tidak mood ketika sampai. Atau tidak memperhitungkan temperamen alami sang anak, cocok atau tidak dengan jenis kegiatannya, tidak menyiapkan perbekalan makanan, sehingga pada akhirnya jajan makanan yang belum jelas kehalalan dan kethayyibannya. Gimana caranya agar orang tua tidak hanya sekedar mencari segala bentuk kegiatan untuk anak, tapi benar-benar memilih dan mempersiapkan dengan baik, dgn memperhitungkan dari sisi sang anak.


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

 7⃣bunda Teni, Agie, bunda Erna, bunda Revika, Ari , Ummu Rif'an yang baik,

1. Dalam fitrah perkembangan, usia 0-6 tahun adalah tahap penguatan dan perawatan konsepsi semua aspek fitrah bukan hanya penguatan konsepsi fitrah belajar dan bernalar. Fokusnya bukan pada konten yang dipelajari tetapi konsep anak ttg fitrah dirinya, misalnya konsepsi Allah utk fitrah imannya, konsepsi identitas gender utk fitrah seksualitasnya, konsepsi keunikan diri utk fitrah bakatnya, konsepsi bahasa ibu utk fitrah bahasanya, konsepsi estetika secara imaji dan inderawi utk fitrah estetikanya, konsepsi ego utk fitrah individualitasnya, konsepsi pola gerak dll utk fitrah jasmaninya dstnya.

Jadi jangan terjebak pada konten yang harus diajarkan  tetapi kegiatan2 seru dengan penuh imaji2 positif yang akan menguatkan dan merawat konsepsi fitrah di atas. Contoh konkretnya berbeda untuk tiap fitrah. Misalnya, fitrah keimanan dengan banyak membuat ananda antusias kpd Allah dgn kisah2 indah ttg Maha Rahimnya Allah, mengkontekskan seluruh peristiwa sehari2 ttg kebaikan Allah, berwajah sumringah dan antusias dalam melakukan kebaikan dstnya.

 Secara fitrah perkembangan, merekognisi symbol sebenarnya baru dimulai setelah usia 7 tahun, di bawha 7 tahun ananda lebih banyak kepada penguatan konsepsi dengan imaji2 positif.

2 dan 3.
Anak di bawah 7 tahun sebaiknya jangan terpapar lingkungan yang buruk, fitrah mereka belum kuat untuk terpapar. Selalu dampingi dan segera netralisir jika terpapar yang kurang baik sbg bentuk imunitas. Upayakan dgn sungguh sungguh kelekatan pada anak shg kitalah yang menjadi rujukan kebenarannya. Sosialitas anak usia 0-6 tahun sesungguhnya berada pada orangtua dan keluarga besarnya, mereka masih belum menyadari sosial dan ego sentrisnya masih tinggi.

4. Kriteria kegiatan sederhana adalah peristiwa sehari2 yang berseliweran, istilahnya learning through living. Misalnya tiba tiba ikan mas kesayangan mati, dan kita lihat ananda sangat terkesan, maka itulah tema berkegiatan hari itu. Kita bisa buka ensiklopedia atau majalah national geographic  ttg ikan, membuka alQuran atau alHadits ttg ikan dan kehidupan, siang hari berkunjung ke peternakan ikan, membahas seru mengapa dan bagaimana memelihara ikan dstnya. Nah, dalam berkegiatan itu rencanakan semua aspek fitrah bisa "digairahkan atau dikeluarkan"

Kurikulum bukan lesson plan kegiatan sepanjang pekan apalagi jadwal dan checklist, tetapi kerangka kerja mendidik anak sesuai tahapan usia dan masing2 aspek fitrah yang selaras dengan misi keluarga, keunikan alam tempat tinggal, kearifan masyarakat, dan Kitabullah.

5. Hal yang sering kita lupakan adalah mengamati tanda tanda antusias dan bahagia anak dalam setiap berkegiatan. Makin lama kita akan memahami karakter uniknya atau fitrah bakatnya. Tiap anak suka belajar dan berkegiatan sepanjang itu relevan dengan fitrahnya baik fitrah perkembangannya maupun fitrah bakatnya.

Terus saja mencoba, barangkali ananda belum menemukan minatnya, atau coba diingat ingat apakah pernah mengalami trauma pada belajar sebelumnya misalnya orangtua agak menekan tanpa sadar, menuntut hasil segera sehingga anak merasa enggan jika bersama orangtuanya dll.

6. Di masa awal berkegiatan maka lakukan saja kegiatan yang sederhana, sesederhana apapun, tidak menunggu semua ada, mulai dari yang ada sehari hari, tidak mengada ada. Yang penting seru melakukannya. Jangan lupa buat jurnal kegiatan yang berisi dokumentasi kegiatan serta catatan catatan antusiasnya, sikap yang didapat, fitrah fitrah yang digairahkan dll.

Lalu rancang kembali kegiatan sesuai catatan2 pd jurnal sebelumnya, lalu lakukan lagi dokumentasi. Begitu seterusnya, makin lama makin tajam, makin mengenal ananda sampai bertemu dengan pola fitrah ananda. Nah kalau sudah bertemu polanya kita akan lebih mudah merancang kegiatan bahkan kurikulum personal karena semakin tajam rancangannya sesuai kebutuhan ananda ✅



 8⃣ *Adab dan Parameter Pra Aqil Baligh*

_*Beti – Arizona*_
_*Ayah Ari – Pangkep Sulawesi*_

1. Usia 0-7thn adab apa saja yang harus ditularkan ke anak

2. Bagaimana mempersiapkan anak usia 4 tahun untuk menghadapi masa aqil balighnya nanti?

3. apa yang harus dilakukan ortu agar anak dapat melewati masa pra aqil baligh dengan baik?

4. apa parameternya, anak telah melewati pra aqil dengan baik?


πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

8⃣ Bunda Beti, ayah Ari yang baik,
1. Adab mulai diperintah sejak usia 7 tahun bersamaan dengan perintah Sholat (Adab kpd Allah). Di bawah 7 tahun Adab diimajikan positif shg ananda bergairah melakukannya.
Adab bukan sebatas etika atau disiplin, tetapi perbuatan yang berderajat dan bermartabat sesuai tahap perkembangannya. Jadi di bawah 7 tahun, adab lebih kpd gairah gairah utk melakukan sesuatu yang ma'ruf (amal baik yang dikenal) sesuai tahapannya dan tdk dituntut sempurna.

2. Tumbuhkan saja semua aspek fitrahnya sesuai tahapannya (lihat framework FBE), kelak ananda akan siap memasuki fase pre aqilbaligh maupun aqilbaligh

3. Pre AqilBaligh bisa di usia 0-14 tahun, bisa di tahap kritis pd usia 10-14 tahun.
Ortu sesungguhnya hanya melakukan sesuai kerangka kerja (framework) FBE dengan mengkontekskan pada keunikan ananda dan keluarga.
Di tahap 0-6 tahun orangtua berperan sebagai fasilitator utk menguatkan konsepsi fitrah.
Tahap 7-10 tahun orangtua berperan sebagai guide utk menumbuhkan potensi fitrah
Tahap 11-14 tahun orangtua berperan sebagai coach utk menguji dan mengokohkan potensi menjadi peran

4. Parameternya secara umum adalah semua aspek fitrah telah menjadi potensi dan siap dikembangkan menjadi peran.
Fitrah keimanan, telah menguat menjadi potensi utk bertauhid secara totalitas dan menjadi peran menyeru Tauhidullah.
Fitrah belajar dan bernalar, telah menguat menjadi potensi untuk melakukan inovasi dan peran innovator utk memakmurkan alam
Fitrah bakat, telah menguat menjadi potenei kekuatan utk melahirkan karya dan peran spesifik dalam bidang kehidupan
Fitrah seksualitas, telah menguat menjadi potensi keayahan bagi anak lelaki dan potensi keibuan bagi anak perempuan untuk menjalani peran keayahan dan peran keibuan sejati ✅


 9⃣ *Menyamakan Frekuensi*

_*Bunda Revika - Banda Aceh*_
_*Bunda Sifa - Makassar*_
_*Sari Masyita – Aceh*_
_*Ana – sidoarjo*_
_*Bunda Izzah M – Gresik*_

Assalamualaikum

1. Untuk ibu yang bekerja, Adakah efek negatif menitipkan anak di bawah umur 7 tahun di sekolah yang hanya terkonsentrasi pada hafalan quran selama 3 jam perhari (metode talaqi)? Atau tempat penitipan seperti apa yang ideal? Terima kasih Ustadz..

2. Bagaimana cara kita memaksimalkan membersamai anak ketika anak tersebut harus diasuh oleh  neneknya? sementara kesempatan bertemu hanya sekali tiap minggu nya. Dukungan dari suami pun krg ada, beliau blm sepenuhnya sadar akan pentingnya pendidikan berbasis HE.

3. Keluarga dengan latar belakang divorce, mau tidak mau akan berdampak pada tumbuh kembang anak khususnya secara psikis. Bagaimana memfilter fitrah anak agar tetap dapat berkembang secara baik meskipun dengan keluarga yg tidak utuh.

4. Jika pada usia 0-7 tahun anak terlanjur mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari ortu/sekitar (overprotektif) sehingga potensi ke arah jouvenile itu terlihat, bagaimana ortu mensikapinya ustadz? anak terlanjur memiliki memori masa lalu yang kurang menyenangkan. terimakasih 😊

5. mau bertanya, sistem HE apa yang bisa dan baik diterapkan untuk anak usia menjelang 3tahun? dan bagaimana cara mengajak suami untuk turut andil dalam mendidik anak-anak?syukran. Terimakasih


6. bagaimana caranya mendiskusikan kepada suami ttg HE sedangkan suami belum paham sama sekali ttg konsep HE , suami juga terlalu sibuk bekerja jadi pulang kerumah istirahat dan sudah ga sanggup untuk sekedar berdiskusi ttg pendidikan anak. Terima kasih Ustadz πŸ™πŸ»

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*

 9⃣ bunda Revika, bunda Sifa, bunda Sari Masyita, bunda Ana, bunda Izzah yang baik,
1. Tempat penitipan tidak ada yang ideal untuk anak di bawah 7 tahun, karena semua aspek fitrah memerlukan kehadiran ayah dan bunda. Aspek fitrah bukan bicara apa yang harus diisi atau distimulus, tetapi bicara konsepsi fitrah yg harus dirawat dan dikuatkan melalui imaji2 positif dan kelekatan ayah dan ibu. Upayakan saja quality time utk kelekatannya atau lebih baik sebenarnya jika menitipkan anak pada keluarga shalih yg bisa menggantikan sosok ayah dan sosok bunda

2. Lihat no 1
3. Ini pentingnya berkomunitas, jadi bisa mendapatkan sosok ayah dan sosok ibu secara bergantian dalam konsep berjamaah. Sosok ayah dan sosok ibu harus hadir

4. Kalau sampai mental illness ya harus diterapi. Dalam konsep fitrah, prosesnya perkembangan fitrahnya harus diulang. Gunakan cara2 alamiah dan hindari cara2 shortcut  spt hypnitisme dll

5. Silahkan lihat framework FBE. Usia 3 tahun masuk dalam tahap usia 0-6 tahun untuk penguatan konsepsi. Suami yg tdk mau terlibat biasanya suami yg punya masalah dengan dirinya atau tidak selesai dengan dirinya, maka bantu suami2 demikian utk menemukan dirinya. Memang menjadi kerja ganda ya, tetapi inilah jalannya. Dan ingat bahwa kita mendidik anak bukan karena suami, tetapi karena Allah SWT. Namun tetap upayakan utk membantu suami dengan mengantarkannya pd penemuan dirinya.

6. Para ayah adalah makhluk konseptual, mereka umumnya tidak suka dengan yg terlalu teknis. Maka ajak saja untuk misalnya membuat misi keluarga atau membuat narasi2 ttg keluarga mau dibawa kemana baik di dunia maupun di akhirat, meminta nya menjadi konsultan pendidikan di rumah dll lalu bunda asik dan seru membersamai anak, semoga membuatnya cemburu pd kedekatan bunda dgn anak anak


====================
*Penutup* :
====================

πŸ‘³πŸ» *Ustadz Harry*:

Intinya usia 0-6 tahun adalah masa merawat dan menguatkan konsepsi semua aspek fitrah. Tahap ini fitrah ananda sedang baru mekar indah, memerlukan full cinta. Tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, utamakanlah yang memberi dampak (anak cinta) bukan apa yg nampak (anak bisa), berikan yg anak butuh sesuai tahapnya bukan yg anak mampu.

Penguatan konsepsi ini adalah dengan membangkitkan imaji2 positif dan keindahan sehingga anak cinta dan antusias dengan apa apa yg ada pada fitrah dirinya.

Percayalah, anak yg kuat konsepsi fitrahnya, akan menyambut semua aktifitas kebaikan termasuk adab pada usia 7-10 tahun.

Tetaplah syukur pd fitrah diri dan fitrah ananda, sehingga kita senantiasa rileks (ithminan) dan optimis (rojaa') dalam merawat dan menumbuhkan fitrah ananda, dan menghantarkannya pada peran peradaban terbaik dengan adab mulia.

Salam Pendidikan Peradaban

Waswrwb πŸ™πŸ˜Š