Ngobrol adalah hal paling mudah ketika dilakukan seorang ibu, lantas bagaimana dengan seorang ayah yang kadang terkesan irit bicara. Walaupun berbeda karakter alhamdulillah kami mampu bersinergi satu sama lain dengan peran unik masing-masing. Kalau dari perjalanan selama 10 hari pertama di kelas pendampingan BPA kami diharuskan menuliskan kelebihan diri, pasangan, ananda, tempat tinggal dan jurnal syukur. Perjalanan kali ini diwarnai dengan sinergi asa dan rasa bersama yang artinya harus banyakin ngobrol bareng untuk menyamakan suhu dan frekuensi kami. Wah, seru seru syedapp tantangan kali ini pun makin menantang mengingat jadwal ngobrol dengan suami harus dibuat senyaman mungkin dikarenakan suami full bekerja. Dari tantangan di awal membuat saya semakin mengenal sosok imam dalam keluarga kami, makin mengenal pula cara untuk melakukan pendekatan pada teman hidup ini.
Awalnya syusah sekali langsung ngajak ngobrol paksu ke hal mendetil seperti kurikulum keluarga dan konsep lainnya. Karena beliau selalu sepakat dengan rancangan pendidikan untuk ananda hampir seluruh proposal saya tak pernah ditolaknya. Sampai pada suatu saat saya mengamalkan mantra ajaib dari Pak Dodik untuk membuat suami semakin paham peranannya sebagai kepala sekolah di rumah. Yaitu dengan berbagi kebahagiaan dengannya bukan berbagi beban. Semenjak saat itu saya mencoba untuk membicarakan kebahagiaan ketika membersamai ananda. Alhamdulillah, suami pun sedikit demi sedikit mulai menunjukkan peranannya. Mulai dari membantu membuat mainan untuk ananda sampai menjadi fasilitator ketika bermain.
Maka, dari waktu ke waktu saya bisa meningkatkan taraf ngobrol bareng suami. Ngobrolpun semakin paham sela masing-masing. Seperti beberapa waktu lalu kami membicarakan konsep home education, namun perbincangan ini saya kemas dengan sedemekian rupa menyesuaikan pemahaman suami. Setelah ngobrol ngalor ngidul ala saya 😂😂 akhirnya masuk ke tahap rencananya ke depan untuk ananda. Awalnya saya mengungkapkan ingin menerapkan homeschooling untuk ananda, akhirnya setalah ngobrol panjang dengan suami. Kami berdua sepakat untuk menerapkan home education bagi ananda baik schooling maupun homescholing nantinya. Dan hari minggu lalu bertepatan saya ada acara kajian di Masjid Al Ghifari dan secara tak langsung mengenal Kuttab Al-Fatih, entah mengapa setelah banyak ngobrol pasca dari sana kami pun berencana mendaftarkan ananda kelak disana ketika pilihannya nanti jatuh pada bersekolah. Semoga Allah senantiasa meridhoi langkah kami sebagai ikhtiar untuk mengawal dan menuntaskan fitrah ananda serta menemukan peran spesifik hidupnya.
#day11
#22Februari2018
#Malang(PondokUmmi)
#27m
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
#PekaAkanUnikAnak
Maka, dari waktu ke waktu saya bisa meningkatkan taraf ngobrol bareng suami. Ngobrolpun semakin paham sela masing-masing. Seperti beberapa waktu lalu kami membicarakan konsep home education, namun perbincangan ini saya kemas dengan sedemekian rupa menyesuaikan pemahaman suami. Setelah ngobrol ngalor ngidul ala saya 😂😂 akhirnya masuk ke tahap rencananya ke depan untuk ananda. Awalnya saya mengungkapkan ingin menerapkan homeschooling untuk ananda, akhirnya setalah ngobrol panjang dengan suami. Kami berdua sepakat untuk menerapkan home education bagi ananda baik schooling maupun homescholing nantinya. Dan hari minggu lalu bertepatan saya ada acara kajian di Masjid Al Ghifari dan secara tak langsung mengenal Kuttab Al-Fatih, entah mengapa setelah banyak ngobrol pasca dari sana kami pun berencana mendaftarkan ananda kelak disana ketika pilihannya nanti jatuh pada bersekolah. Semoga Allah senantiasa meridhoi langkah kami sebagai ikhtiar untuk mengawal dan menuntaskan fitrah ananda serta menemukan peran spesifik hidupnya.
#day11
#22Februari2018
#Malang(PondokUmmi)
#27m
#KelasPortofolioAnakbyGPA
#GriyaPortofolioAnak
#MengikatMaknaSepenuhCinta
#PekaAkanUnikAnak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar