Kamis, 11 Januari 2018

Semua Anak adalah Bintang Day 7

Bismillahirrahmanirrahim..

Alhamdulillah malam kemarin ummi bisa tidur sedikit lebih lama dibanding malam sebelumnya dikarenakan mbak Inay kesulitan untuk tidur dan sering terbangun kemudian sulit untuk tidur kembali. Mungkin ini bagian dari proses penyesuaiannya lepas dari rasa nyaman dan hangat ketika menyusu ke ummi sehingga akhir-akhir ini anak shalihah maunya hanya dekat dengan ummi saja bahkan abi tak boleh mendekat, uti dan tete pun dilarang mendekatinya jika coba-coba ada yang berani mendekat ia akan berteriak "ojok" sambil menggerakkan tangannya pertanda harus segera menjauh dari mbak Inay atau ia akan berteriak serta menangis keras 😥. Bukan perkara mudah memang mengatasi anak yang rewel atau tantrum sangat diperlukan sekali kesabaran dan kontrol emosi yang baik sehingga dapat berakhir dengan fiuhhh lega pada semua pihak😅. Bahwa mbak Inay sedang berada di tahap fase egosentris sehingga ummi dan abi harus banyakin stok sabar untuk mengawalnya kalaupun segala usaha telah kita upayakan maka senjata terampuh kami adalah doa seperti kata Teh Kibar
Jikalau lisan tak lagi mampu menasehatinya maka langsung dengan mengetuk pintu langit
Begitulah kira-kira yang ummi ingat, ketika lisan kita tak lagi mampu maka doa adalah senjata kami sebab Allah adalah Murobbi terbaik. Dan benar pula bahwa menjadi orang tua adalah sebuah pekerjaan tersulit namun dari mendidik ananda sesungguhnya kitalah yang sedang belajar menjadi lebih baik, lebih sabar dan berproses dengan mereka. Terima kasih mbak Inay untuk terus mengajari kami agar senantiasa belajar, belajar dan belajar menjadi orang tua sebagai bekal mendidikmu sayang.

Hari ini pun ummi banyak belajar dan lebih mengenal dirimu nak. Seperti biasa jika tidur larut maka mbak Inay akan bangun siang, kali ini ia bangun pukul 10.30. Karena bangun siang ummi putuskan untuk tidak tidur siang atau sore sama sekali. Bangun tidur ummi ajak berdoa dan ia pun mengikuti akhiran doa bangun tidur kemudian meminta jatah screen timenya, namun ummi menolak memberinya sehingga marahlah ia sambil teriak dan menangis. Ummi alihkan dengan mengajaknya mandi dan bermain air, walau penuh dengan drama akhirnya mbak Inay mau untuk dimandikan. Sambil menunggu mbak Inay berendam ummi menyiapkan sarapan untuknya, selesai mandi mbak Inay kembali meminta jatah screen time dengan bilang "lihat Al-Qur'an mik lihat Ar-Rahmaan mik". Loh padahal khan mau lihat Al-Qur'an kenapa ndak dikasih ummi?? Iya, soalnya mbak Inay mau melihat video walaupun yang didengarnya lantunan ayat suci tapi ia juga ingin menonton videonya padahal khan ummi ingin mengurangi jatah screen time yang berlebih tersebab jadwal tidur mbak yang kacau kemarin sehingga ummi belum menyiapkan aktivitas untuk bermain yang seru, belum lagi pagi harus sudah buka toko dan memasak setelah abi bisa mengantikan ummi bekerja. Yap, inilah tantangan keluarga kami saat ini yaitu bekerja sama mengawal fase egosentris dan fitrah indivualnya, karena pekerjaan kami di rumah banyak tersedia komputer sehingga semakin memancing keinginan mbak Inay untuk melihat video sesering mungkin sehingga tugas ummi harus menyiapkan permainan yang super seru agar bisa mengalihkan screen timenya.

Akhirnya kami banyak menghabiskan waktu untuk permainan yang bersifat open ended play atau pretend play seperti bermain jual-jualan, mbak Inay berperan sebagai penjual sedangkan ummi sebagai pembeli, kemudian menyusun uno stacko, efek domino dari uno stacko yang dijejer, dan yang terfavoritnya adalah main puzzle angka. Saat ini mbak Inay dalam fase sensitif terhadap angka dan berhitung sehingga tiap memasukkan makanan yang ia jual selalu dihitungnya dan paham beberapa angka di puzzle angkanya walau kadang masih suka tertukar. Namun, ummi tak lantas langsung mendrill dengan angka agar ia cepat hafal dan bisa tetapi lebih ke memfasilitasi keinginannya untuk belajar sesuai kemauannya tanpa mengegasnya agar fitrah belajarnya tak terciderai dan dapat tumbuh secara indah dan paripurna.

Saat maghrib sepertinya mbak Inay sudah tak kuasa lagi menahan kantuknya karena tak ingin nanti tidur semakin larut lagi terpaksa ummi bangunkan sambil diputarkan Al-Qur'an favoritnya dengan sedikit menguncangkan badannya agar segera bangun. Alhamdulillah mbak Inay akhirnya terbangun kemudian ummi ajak jalan-jalan menyusuri  sawah di malam hari hehehe demi membuatnya tetap terjaga. Sambil berjalan ummi bercerita dan sembari bertanya kepadanya bunyi apa saja yang terdengar di sawah, mengenalkan Allah sebagai Rabb yang mengatur, memelihara serta menciptakan dengan menumbuhkan imagi positif terhadap Allah, kemudian kami bertemu dengan kunang-kunang serta melihat semakin dekat dan ummi ceritakan sedikit tentang kunang-kunang untuk memperkaya wawasannya. Karena sering berjalan-jalan di sawah mbak Inay jadi hafal kemana arah jalan selanjutnya sehingga ia berbelok ke TPQ Al-Madaniyah untuk bermain prusutan dan ayunan padahal tujuan kita bukan kesitu tapi ke kolam ikan dekat masjid. Akhirnya ummi putuskan untuk mendekat sebentar karena pasti sudah digembok jadinya gak bakalan bisa masuk, ternyata oh ternyata masih ada beberapa anak yang masih menyelesaikan mengaji di dalam sehingga akhirnya masuklah kami dan bermain sebentar di dalam lah kok baru sebentar udah pada selesai ngaji yang lainnya sehingga pintu gerbang ditutup oleh petugasnya. Ummi bujuk dengan strategi komprod tak berhasil membuatnya bergerak dari ayunan akhirnya ummi gendong dan angkat sebab pintunya sudah ditutup akhirnya menangis kencanglah ia dan menolak untuk pulang. Ummi pun mencoba menenangkan diri sejenak dan kembali berbicara dengan nada yang lembut sambil mengajaknya ke kolam ikan dekat masjid untuk melihat ikan dan kodok. Alhamdulillah, mbak Inay pun setuju tapi maunya digendong aja hahaha masih efek ngambek. Begitu hampir dekat kolam ia pun langsung meminta turun, kemudian berlarian sebentar di lapangan sekolah sebelum menghampiri kolam ikan. Saat itu di masjid sedang berjamaah shalat isya' dan membuat mbak Inay ingin ikut shalat juga. Ia pun berlarian ke arah masjid dan ummi pun mengikutinya dari belakang takut akan menganggu shalat. Akhirnya ummi ajak mbak Inay berwudhu untuk shalat isya di masjid sekalian, ia pun langsung sepakat. Alhamdulillah, beberapa gerakan berwudhu mbak Inay sudah bisa melakukannya sendiri. Ummi pun mengajak mbak Inay shalat bersama dan memberikan beberapa tasbih di sebelahnya jikalau ia sudah bosan dengan gerakan shalat, yap itulah mengapa perintah shalat baru dilaksanakan saat usia 7 tahun karena anak2 di bawah 7 tahun belum terlalu menyukai gerakan shalat. Selesai ummi shalat dan melihat mbak Inay mengalungkan beberapa tasbih di lehernya dan bermain dengan kucing kecil yang kebetulan masuk ke dalam masjid. Mbak Inay sangat senang bisa bermain di dalam masjid dan lagi-lagi drama diajak pulangnya 😪. Tepat di samping masjid terdapat taman kanak-kanak yang lengkap dengan permainan di dalamnya begitu melewatinya ia ingin masuk dan bermain, ummi bilang "mbak Inay mau main ya, tapi maaf ya nak ndak bisa pintunya dikunci", lah ternyata kok pagarnya ndak digembok ya sudah masuklah kami untuk bermain didalam sebentar, MasyaAllah mbak Inay jadi supeer happy walau mainannya basah terkena hujan tak menyurutkan semangatnya untuk bermain. Yang pertama kali didatangi adalah prusutan ia berani naik sendiri dengan tangga yang berjarak lebar dan tinggi serta meluncur dengan tawanya yang lebar, kemudian naik tangga menuju ke papan keseimbangan awalnya disini ia takut lalu ummi berikan semangat bahwa mbak Inay bisa dan Alhamdulillah ia bisa melaluinya kemudian meluncur kembali. Mengajak ummi naik ayunan bersama kemudian naik kereta sendiri dan didorong sendiri. MasyaAllah ummi bangga padamu nak. Akhirnya kami pun pulang dan mampir membeli es krim sesuai janji ummi. Belum sampai habis es krimnya mbak Inay sudah tertidur pulas. Alhamdulillah untuk hari ini sayang 😍😍😘.

#Day7
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar