Minggu, 29 April 2018

Day 77

Bismillahirrahmanirrahim..

Hari ini seperti biasa kami menjalankan home education dengan jadwal yang telah saya dan suami sepakati bersama. Bahwa peran pendidik terbesar adalah kita sebagai orang tua mereka harus saling bersinergi sehingga tugas mendidik ananda bisa maksimal dan menghasilkan mutiara peradaban yang perannya dapat menguncang dunia yang setiap lakunya adalah dalam rangka menolong agama Allah. Sesungguhnya home education bukanlah hal yang luar biasa namun menjadi luar biasa karena pada saat ini tidak semua orang mau menjalankannya. Bagi kami dengan home education membuat semakin paham akan peran orangtua sebagai fasilitator. Abi yang bertugas sebagai kepala sekolah dan Ummi sebagai guru serta pelaksana harian yang segala penerapan kurikulum belajar kami adalah atas persetujuan abi. Home education membuat belajar makin menyenangkan bahwa belajar tak harus dengan buku bahwa belajar bisa dimana, kapan saja dan dengan siapa saja. Dari bantuin ummi masak mbak Inay bisa mengenal berbagai jenis sayur dan buah, menakar serta menuang ada konsep matematika di dalamnya. Bantu Ummi cuci baju pun bisa belajar seperti mengangkat air sehingga paham konsep berat, menuang dan menakar sabun cuci. Biasanya sekitar pukul 10.00 kami baru memulai aktivitas terjadwal seperti sorting warna, sorting bentuk dan crafting. Dan sore harinya jika tidak hujan adalah jadwal kami outing.



Alhamdulillah sore ini tak hujan jadi kami bisa belajar dan observasi di sawah. Dari Alam kami banyak belajar, melihat serta menemukan berbagai hewan yang ada di sawah seperti koksi, laba-laba, belalang, wereng, kupu-kupu, katak dan burung. Merasakan bulir-bulir padi, mencabut rumput liar sambil review warna hijau, meletakkan air di atas daun talas yang bikin mbak Inay nagih lagi lagi karena seru dan airnya tidak menempel pada daun, melihat aliran air sungai, merasakan dinginnya air sungai dan melempar bebatuan ke sungai sambil belajar konsep tenggelam dan terapung. Dan yang paling terpenting dari alamlah proses menyemai fitrah keimanan agar semakin kokoh dan bertumbuh. Menanamkan imagi positif tentang Allah kepada anak bahwa Allah Keren dan Maha Besar dalam penciptaanNya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk-Nya. Ananda pun semakin paham bahwa Allah-lah pencipta segalanya (Allah Al-Khaaliq). Bahwa benarlah alam adalah guru terbaik yang banyak mengajarkan tanpa mengurui.

Malam harinya ummi mengajak mbak Inay ke Mbah Tini (dokter) untuk periksa karena batuknya yang tak kunjung sembuh selama 1 bulan ini. Padahal biasanya dengan bantuan herbal mbak Inay sudah agak baikan, tapi tidak kali ini. Saya pun bukan ibu yang anti obat kimia jika memang dibutuhkan. Biasanya ketika batuk ummi buatkan kencur + madu, dan jika disertai demam maka ummi buatkan kunyit + madu. Namun, jika dalam 3 hari panas tidak turun atau batuk tak kunjung sembuh selama hampir sebulan barulah kami mengambil tindakan  ke dokter. Saya pun ingin mengajakarkan kepada ananda bahwa alam telah menyediakan berbagai keperluan untuk kita serta agar ananda terbiasa mengonsumsi obat herbal jika sakit. Alhamdulillah sebelum berangkar ummi sudah sounding ke mbak jika kami akan ke Mbah Tini untuk periksa. Sesampainya disana mbak Inay langsung mendapat giliran periksa tanpa arahan ia langsung menuju kasur periksa dan minta tidur disana. Alhamdulillah selama diperiksa ia pun begitu ceria dan bersemangat, Ummi menunggu obat mbak Inay bermain ayunan bersama abi  sambil bernyanyi dengan riang sekali. Selesai bermain ayunan seperti biasanya ia akan mengeksplor tempat baru kesana-kemari tersenyum pada banyak orang. MasyaAllah nak, barakallah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar