Jumat, 01 Juni 2018

Fitrah Seksualitas 9

Bismilahirrahmanirrahim..


Pendidikan seks bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih terlalu tabu untuk dibicarakan, seringnya topik ini muncul ke permukaan saat sudah terlambat. Anak-anak, tentu masih sangat rentan terhadap semua jenis kekerasan karena ketidakberdayaan mereka dan ketergantungan pada orang dewasa, serta kurangnya pengetahuan mereka tentang bahaya dan cara perlindungan diri. Untuk mengajarkan anak secara efektif, orangtua harus mempersenjatai diri sendiri dengan informasi yang tepat mengenai dampak kompleks pelecehan seksual pada anak-anak dan fakta-fakta penting lainnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan, angka kasus kekerasan seksual pada 2015 cukup tinggi. Kemudian tahun 2016 dan 2017 turun drastis. Namun di awal tahun 2018 kembali tinggi, bahkan naik drastis. KPAI menyatakan saat ini anak laki-laki sama rentannya dengan anak perempuan. Ini membuat paradigma perlindungan yang dulu menganggap anak perempuan saja yang jadi korban perlu diubah. Saat ini anak laki-laki juga butuh perlindungan.

Tahukah bunda?
• Pelecehan seksual bisa terjadi pada semua anak baik laki-laki maupun perempuan.
• Celakanya, pelecehan seksual justru sering terjadi di tempat yang kita pikir aman seperti sekolah bahkan rumah!
• Pelakunya kadang dari kalangan yang tak kita sangka sebelumnya seperti teman anak, guru, tetangga, keluarga, bahkan orangtua.
• Pelecehan seksual tak melulu harus seekstrem perkosaan. Semua bisa berawal dari gestur sederhana.

Pelecehan seksual adalah pelecehan seksual merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang disampaikan melalui kontak fisik maupun non-fisik, yang menyasar pada bagian tubuh seksual atau seksualitas seseorang (komnas perempuan).

Macam pelecehan seksual ringan berbentuk kontak fisik, antara lain:
• Sentuhan / rangkulan / tepukan di tangan, bahu, paha, pinggang
• Pijitan
• Bergulat dengan maksud bercanda
• Gelitikan
• Jarak wajah yang terlalu dekat
• Usapan di kepala
Hal tersebut di atas merupakan cara predator untuk menilai korbannya akan menuruti "keinginan" mereka atau tidak. Selain itu pelecehan seksual ringan juga bisa terjadi lewat non-fisik, antara lain:
• Siulan
• Main mata
• Celetukan seperti "cantik, entar malem ngopi yuk"
• Komentar / ucapan / lelucon humor bernuansa seksual

Korban pelecehan seksual ringan kadang tak sadar bahwa dirinya sudah jadi korban. Korban yang sadar dan melapor pun seringkali diabaikan, bahkan disalahkan atas perbuatan yang menimpa dirinya. Mereka dibombardir dengan pertanyaan yang terkesan memojokkan seperti baju yang dipakai terlalu terbuka, cara biacara yang genit, dan sebagainya. Hal tersebut membuat korban pelecehan memilih bungkam, malu, dan takut melapor.

Bentuk-bentuk pelecehan seksual sedang, antara lain:
• Pelukan yang terlalu erat
• Sentuhan di area pribadi tubuh

Bentuk-bentuk pelecehan seksual berat, yaitu:
• Perkosaan
• Sodomi

Efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain depresi, stres, gelisah, kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa, dan cedera fisik untuk anak. Korban kekerasan seksual juga membutuhkan waktu pemulihan yang tidak sebentar dan harus berkelanjutan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta tahun 2017,  sebanyak 35,44% korban anak berperangai pendiam, mudah menangis dan pemalu. Sementara, 24,05%bersifat hiperaktif dan bandel. Sebanyak 13,92% korban juga diketahui senang berpakaian minim. Dilihat dari status keluarga, baik pelaku atau korban, 55 persen dari mereka masih tinggal dan didampingi kedua orangtua. Adapun sebanyak 45 persen adalah anak yang orangtuanya bercerai atau meninggal.

Luka sebagai korban pelecehan seksual tidak akan pernah sembuh sempurna, rasa sakit masih akan mereka tanggung sampai entah berapa lama, memori buruk itu tak akan pernah selesai menghantui mereka. Sehingga sangat penting bagi orangtua untuk selalu mengawasi anak. Utamanya meluangkan waktu bagi anak untuk curhat mengenai segala hal yang terjadi di keseharian mereka, atau jika mereka memiliki pertanyaan tertentu, atau jika mereka merasa seseorang membuat mereka merasa tidak nyaman. Selalu ingatkan anak bahwa ayah dan ibu mereka adalah tempat terbaik untuk bercerita.

#Day9
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitas
#LearningbyTeaching
#Level11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar