Minggu, 01 Oktober 2017

# Kurikulum Belajar

Nature Study

Materi Diskusi LIVE Grup WhatsApp Rumah Main Anak

*Nature Journal*
oleh D. K. Wardhani

InsyaAllah hari ini kita akan membahas tentang Mengenal Alam, Mengenal Sang Pencipta.

*Pengantar*
Jiwa setiap anak –apa pun ras, strata sosial dan gendernya- selalu menunggu untuk digugah. Dan sekali tergugah, mereka akan selamanya terbangun untuk mencintai pengetahuan dan kehidupan. Anak-anak yang seumur hidupnya mencintai proses belajar, yang belajar bukan demi imbalan pujian, gengsi, nilai dan lainnya, melainkan terutama karena kegembiraan dalam belajar itu sendiri.
Mereka tumbuh menjadi pribadi berwawasan luas, penuh ide akbar dengan karakter luhur yang berasal dari tertanamnya kebiasaan yang baik. Tidakkah itu yang dicita-citakan oleh sistem pendidikan?
-CINTA YANG BERPIKIR (Elen Kristi), hal. 5-
Quote di atas benar-benar menggugah saya, saat memulai homeschooling untuk anak kembar kami. Saya terkesan sekali bahwa setiap anak seharusnya cinta pada ilmu dan pengetahuan, sehingga ia ringan saat melangkah tholabul ‘ilmi. Dan semua pengetahuan serta ilmu yang ia miliki bisa mengantarkan dirinya menghamba kepada Allah sang Maha Pencipta.
Ada 3 pengetahuan yang layak dan harus dipunyai setiap anak
Anak harus mengenal Tuhannya
Anak harus mengenal dirinya
Anak harus mengenal alam semesta/lingkungannya
3 hal ini tidak dapat dipisahkan, dan dapat diterjemahkan dalam banyak pendidikan turunannya.
Dalam mata pelajaran yang sekuler 3 aspek tersebut dipisahkan sehingga anak merasa tidak ada hubungannya saya belajar sains, geografi, matematika, bahasa dengan mengenal Tuhan saya, siapa diri saya dan lingkungan saya.
Padahal setiap hal yang anak pelajari seharusnya dapat menambah pengenalannya terhadap Tuhannya-Allah SWT, dirinya dan sekitarnya. Juga membuat dia dapat menempatkan siapa saya? Bagaimana saya harus bersikap dan bertindak?

*Belajar lewat Alam*
Nah, salah satu jalan yang kami tempuh adalah dengan melakukan *nature journalig* atau membuat jurnal alam.
Alam semesta adalah buku pelajaran yang tidak pernah kering. Alam menyimpan rahasia yang menunggu untuk diungkapkan.
Cara terbaik untuk belajar ilmu pengetahuan adalah melaui pengalaman langsung dan pribadi.
Kita seharusnya tidak memisahkan pelajaran apapun (sains, matematika, geografi, biologi) dengan rasa takjub dan minat alamiah anak terhadap alam. Sains seharusnya bukan sesuatu yang ditakuti anak-anak sebagai sebuah mata pelajaran. Juga bukan sebatas menyiapkan anak-anak untuk menjawab serangkaian ujian atau LKS saja agar dapat lulus dan naik kelas. Sains seharusnya menumbuhkan kecintaan anak pada dunia sekelilingnya, memercikkan kekaguman pada keajaiban penciptaan dan kedahsyatan kekuasaan Allah Sang Maha Pencipta.

*Cara-cara sederhana yang kami lakukan di rumah*
*a. Quran Journaling*
Membuka Quran dengan tema tertentu, kemudian menuliskannya kembali dan juga membaca tafsirnya dan kemudian dibahas bersama.

*b. Nature Study dan Nature Journaling*
Mengamati alam secara langsung dan mencatatnya
Belajar di alam, belajar dari alam. Nature study melampaui sekadar menikmati jalan-jalan di alam. Lewat nature study, anak diperkenalkan pada alam dan segala mekanisme hidup yang berlangsung di dalamnya secara nyata dan utuh melampaui sekat-sekat mata pelajaran. Mencintai alam sebagai sumber belajar langsung. Satu-satunya cara melakukan nature study adalah dengan pergi ke alam, bertatap muka, berinteraksi langsung, dan menjalin hubungan intim dengan alam. Nature study itu, sederhananya, adalah ajakan kembali ke alam – first hand – berguru langsung pada ciptaan Tuhan. (source : Lyly Fresthy, http://www.cmindonesia.com/)
Nature study sepenuhnya alami, melatih mata dan pikiran untuk melihat dan memahami apa yang ada di alam. Hasil langsungnya bukanlah tumpukan pengetahuan ilmiah, tapi terbentuknya simpati yang hangat pada segala sesuatu apa adanya.” (What is Nature Study, 1904, Liberty Hyde Bailey)

Beberapa bahan bacaan tentang nature journal
http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-harusnya-tidak-rumit
http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-dari-mana-memulainya
http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-sesederhana-kembali-ke-alam


*c. Menonton Film Dokumentasi/eksperimen*
Anak-anak suka sekali menonton film dokumenter mengenai keajaiban penciptaan hewan
Misalkan:
Burung Hantu ternyata terbang tanpa menimbulkan suara
https://www.youtube.com/watch?v=d_FEaFgJyfA&t=2s
Burung Gagak yang pandai memecahkan masalah
https://www.youtube.com/watch?v=cbSu2PXOTOc&t=51s
Ikan Puffer yang membuat sarang dalam bentuk menakjubkan
A Japanese pufferfish makes an extraordinary sand sculpture to attract and win a mate.
https://www.youtube.com/watch?v=hpdlQae5wP8

*d. Berkegiatan Menjaga Alam*
Sebagai wujud bertanggungjawab dan rasa syukur terhadap amanah Allah.
Untuk kegiatan kami bisa di cek di FP : *Sahabat Alam Cilik*
SAC adalah ruang belajar kami untuk hidup yang selaras dengan alam dengan menghadirkan narasumber, maupun belajar langsung ke pakar (perajin, praktisi hidup ramah lingkungan, dll)
Beberapa kegiatan yang kami lakukan adalah :
- Membuat plastik dari singkong
- Membuat sabut mandi tanpa detergen
- Compost Art
- Membuat keramik
Salah satu contoh videonya https://web.facebook.com/SahabatAlamCilik/videos/1842532825996725/

*e. Lembar kerja Quran Menakjubkan*
Bisa cek di link https://web.facebook.com/dkwardhanidini/media_set?set=a.10153732156166216.1073741860.547146215&type=3
Album tersebut berisi lembar-lembar aktivitas sederhana untuk anak-anak dengan memperkenalkan tema-tema tertentu dalam Al-Quran. Ternyata di dalam Al Quran ada berbagai tema yang berkaitan dengan alam semesta. Free printable ini dikemas dalam bentuk edutivity sehingga anak-anak juga senang berinteraksi dengan lembar kerja ini. Tetap dampingi anak-anak saat mengerjakan, buka terjemahan, cari ayat bersama. Semoga juga bisa memberi ide untuk mengadakan halaqah kecil di rumah ^^.

*F. Field Trip dan Prakarya Dengan Bahan Dan Inspirasi Dari Alam*
Berisi dokumentasi field trip, science day, prakarya dan kegiatan-kegiatan si Kembar selama menjalani pendidikan rumah a.k.a homeschooling. Dalam album ini terdapat beberapa rekomendasi tempat-tempat belajar yang menyenangkan dan terjangkau.

Belajar dimana saja, kapan saja dengan siapa saja. Belajar untuk kehidupan, belajar untuk beramal... bukan sekedar menghafal..
https://web.facebook.com/dkwardhanidini/media_set?set=a.10153649047841216.1073741859.547146215&type=3

Kita pun perlu mengajarkan anak-anak cara mensyukuri karunia Allah berupa keaneka ragaman hayati yang ada di alam. Jangan sampai sains dan agama dianggap sebagai sesuatu yang terpisah. Bentuk rasa syukur yang pertama adalah dengan mengakui kemahabesarannya. Allah lah yang menciptakan bunga beraneka warna dan tersimpan rahasia bahwa warna bunga itu untuk menarik serangga sehingga serangga bisa membantu penyerbukan. Kadang kita ngga terpikir sampai kesana. Allah sudah mengatur semuanya, alam adalah buktinya.
Kita ajak anak berterima kasih atas hal itu, dengan memikirkan setiap detail fakta menakjubkan yang ada di alam. Bagaimana jika lebah punah? Bagaimana jika tidak ada lagi jamur yang tumbuh? Bagaimana jika burung-burung tak lagi punya habitat?
Dan tentunya menjaga apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Menjaga iman, tubuh, alam semua adalah karunia tak ternilai dari Allah untuk kita. Cara terbaik mensyukurinya adalah dengan menjaga dan merawatnya, serta menggunakannya seperti yang Allah kehendaki.

Sekian
🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
Web : rumahmainanak.org
IG : @rumahmainanak
FB : Rumah Main Anak
[27/9 10.16] Bundaranakayy: 1./ Salam kenal Mba Dini! Anak saya pecinta buku Busy Boat-nya lo, terimakasih ya😊
Saya ingin bertanya,
1. Bagaimana Mba Dini dan suami membagi peran dalam menerapkan Nature Journal untuk HS si kembar?
2. Apakah ada jadwal khusus dalam seminggu, untuk si kembar melakukan nature study?lalu, setelah nature study itu adakah evaluasi belajarnya? Bagaimana bentuknya?
Terimakasih sebelumnya mba dini😊
(Julian Firmania, Tangsel, 3y5m, RMA4)
[27/9 10.23] Bundaranakayy: 1. Untuk berbagi peran memang porsi lapangan lebih banyak saya yang pegang karena suami bekerja. Saya dulu pun bekerja, baru resign semester ini. Tidak rutin setiap hari pasti nature journal. Tapi jika ada kesempatan untuk dekat dengan alam, kami manfaatkan untuk belajar sekaligus kami diskusikan ttg Kemahabesaran Allah, kekuasaannya, kasih sayangnya kepada makhluknya dari apa yang kami amati itu.

2. Bagaimanakah mengukur hasil belajar anak? Apakah saat mereka mampu menjawab berapa kaki #belalang? Disebut apakah simetri tubuh #serangga? Termasuk hewan apakah manthis dengan cepat dan tepat?
Atau... Saat mereka menemukan makhluk kecil yang lemah, mereka bisa memperlakukan makhluk itu dengan penuh kasih sayang?
Bukan malah menjadikannya mainan?
Manakah yang kita pilih saat mendidik anak-anak kita? Sejujurnya... masihkah kita mengedepankan nilai dan angka dari pada karakter?
Atau misalkan kami ke kebun raya purwodadi, dan menemukan biji yang bersayap, ada beberapa jenis. Kami tanyakan ke anak-anak kenapa ya kok bijinya bersayap? nanti mereka akan menjawab misalkan supaya bisa terbang, kenapa kok biji terbang? kita diskusi...
Allah menciptakan biji bersayap supaya bisa tersebar jauh dari induknya dan tumbuh di tempat lain. Ternyata sayapnya ada yang tipis ada juga yang berbentuk baling-baling. alam juga menginspirasi manusia ya, manusia jadi meniru bikin baling-baling dari tumbuhan dst. seperti itu contoh yang kami lakukan ✅
[27/9 10.33] Bundaranakayy: 2./ Assalamu'alaikum mbak dini...
Alhamdulillah setelah 3th akhirnya bisa ketemu lg dlm majelis ilmu RMA😊

Mbak saya mau tanya,saya berusaha menjauhkan segala bentuk takhayul dr keluarga saya termasuk dlm mendidik putra saya.Tp yg berkembang di masyarakat kami,seperti pospak,baju yg tdk trpakai,bangkai hewan,dll 'harus di buang kesungai' supaya tdk sakit yg punya 'katanya'.
Saking banyaknya org sekitar yg berperilaku seperti itu,putra sy pun ikut2an.Pospak kalau saya buang ke sampah dia selalu menolak dan minta di buang di sungai.
Pertanyaan saya bagaimana ya mbak dini cara kita menjelaskan masalah ini ke anak yg lbh percaya dgn pengamatannya drpda kata2 saya?

Jazzakillah khoir🙏
(Andika / Daffa 34bln / Pasuruan / RMA4)
[27/9 10.34] Bundaranakayy: Kalau ke putranya mungkin lebih mudah dikomunikasikan, kalau yang diluar lingkaran pengaruh kita ini agak sulit butuh edukasi. Perkuat dulu tauhidnya mbak, akar tahayul ini kan karena ngga tahu bahwa hal-hal tersebut bisa jatuh pada kesyirikan. Kalau untuk tetangga dan kerabat, mungkin sekali-sekali perlu nobar film-film ttg dampak plastik pada lingkungan. Dini DK wardhani: misalkan yang sedotan masuk ke hidung penyu. Sampai berdarah waktu dikeluarkan. Akhirnya kami juga berusaha banget ngga minum pakai sedotan.

[27/9 10.38] Bundaranakayy: 3./ Assalamualaikum Mbak DK, saya sudah pesan ini buku nature journaling nya, 😍 saat ini kami menjalani pula nature journaling namun masih sangat random. Melihat Rana sangat menyukai menggambar ilustrasi, apakah terlebih dahulu yang diperkenalkan ke anak saat ingin membuat jurnal? Apa ada tahapan tersendiri? (Yuli, Rana kayy, 4y3m, Canberra)
[27/9 10.40] Bundaranakayy: Jawab :
Wa'alaykum salam wr wb Mbak Yuli mungkin bisa dibaca tautan ini ya...
▶ http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-dari-mana-memulainya
▶ http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-sesederhana-kembali-ke-alam
▶ http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-harusnya-tidak-rumit
Artikel ini ditulis mbak Lyly yang sangat konsisten melakukan nature study setiap hari di alam. Saya ingin tambahkan sedikit, saya share sedikit soal gambar Keni di bawah ini.
Yang KIRI adalah gambar Keni satu tahun yang lalu saat kami mulai mencoba mulai membuat nature journal.. masih agak kartun :D
Yang KANAN adalah gambarnya saat ini, setelah kurang lebih satu tahun melakukan nature journaling dan ia melakukannya tanpa bantuan ibu ^_^
semoga bisa melihat bedanya ya.. .
Setiap anak akan berproses meskipun perlahan, dan tentu saja skill bukan hasil kerja satu malam. Skill adalah ketrampilan yang perlu jam terbang, perlu selalu diasah.. hasil tidak menghianati ikhtiar insyaAllah.
Yang perlu kita lakukan adalah dekatkan anak pada sumber belajar sesungguhnya, yakni ALAM ciptaan ALLAH. Atas ijin Allah jika memang punya kemampuan, dan dengan KETEKUNAN hasilnya akan nampak.

Les belum tentu jadi solusi, karena berapa banyak saya melihat karya anak yang menjadi seragam setelah keluar dari tempat kursus menggambar... sayang sekali.. anak kehilangan originalitasannya.

Semoga terjawab ^_^

Nb: gambar kanan memang sengaja ngga pakai mata ya.. karena keni sudah belajar haditsnya.
#naturejournal #naturejournaling #homeschooling
[27/9 10.41] Bundaranakayy: 4⃣ Slm kenal mba diniii ^^
Kebetulan kami ada rencana berkegiatan nature walk.
Nah bs tolong dilengkapi kah mba, selama ini bbrp cara sederhana mba & si kembar seperti quran jurnalin dsb itu saat mereka usia brp saja?

Anak sy msh 2,5 thn. Selama ini yg sy tau cuma nature study & nature jurnaling itu saja. Mau bukain qurannya, takut blm waktunya. Mau buka youtube, takut jd addicted & gagal fokus 😅

Mohon pencerahannya mba 🙈
Terima kasih banyaaak 😘

(Aisyah/syakira 33 bulan/jombang/rma 5)
[27/9 10.42] Bundaranakayy: Salam kenal mbak Aisyah... semua ada waktunya mbak. Saya baru mengenalkan nature journaling dan qur'an journaling setelah usia 7th. better late then early jika dipaksakan. Menurut saya, itu bertahap ya.. bisa di cek di imanshomeschool.com atau FP nya. Untuk quran journaling ibunya bikin, dan anak-anaknya tiap jenjang usia juga bikin tapi dengan kedalaman yang berbeda-beda.
jadi anak anak yang sudah sambil buka tafsir, ada yang cuma nggambar bendanya aja, ada yang sambil di dongengin kisahnya dan lain-lain. bisa dilengkapi buku-buku juga.
[27/9 10.47] Bundaranakayy: 5⃣ Assalamualaikum. Saya punya dua balita usia 6 tahun dan 2,10 bulan dan saya hidup di desa yg lebetulan kehidupannya masih asri. Nah saya ingin menanyakan kegiatan apa yg cocok untk kedua anak dalam mengajarkan tentang alam? Apa dengan mengajak anak jalan-jalan sekitar rumah melihat pemandangan itu juga sudah termasuk dalm pengajaran alam?        Usrotul/Madura/usia anak 2,10 bulan.
[27/9 10.49] Bundaranakayy: Wa'alaykum salam wr wb. Sudah mbak. sambil dibaca link yang saya share di atas ya. Selama melihat pemandangan, jangan selesai gitu aja trus pulang, tapi sambil diskusi. Kadang ibu perlu juga memancing, eh ini kok ada sarang laba-laba ya... eh ini bunganya kok unik ya.. dst.. Biarkan anak-anak mblusuk, nyari batu, nyemplung, ngoleksi daun dsb. Nanti bisa dibahas lagi di rumah. Kenapa daunnya beda, batunya ada yang berat ada yang ringan dst. Ide-ide kegiatan sudah saya share di materi ya
 ✅
[27/9 10.50] Bundaranakayy: 6⃣  Di materi dijelaskan tentang 3 hal dasar pengetahuan, yang saya ingin tanyakan tentang pengenalan diri sendiri, dengan cara apakah biasa mbak D.K. Wardhani mengajarkan hal tersebut kepada anak?
Saya mempunyai anak yg berusia 8tahun juga, masih PR untuk saya mengajarkan tentang menerima kekecewaan, saat dia tidak menerima apa yang dia mau, dia masih sering marah, tidak sampai menyakiti diri sendiri, benda atau sekitar sih, apakah ada tips yang bisa saya praktekkan untuk mengatasi hal tsb kepada anak sy yang sulung? Terimakasih. (Sena, anak Kenzo 26m, RMA 3)
[27/9 10.59] Bundaranakayy: Saya bukan psikolog. Nanti takut salah njawab nih ya. Saya coba berdasar pengalaman tapi agak singkat aja ya, nanti bisa didiskusikan dengan yang lebih ahli. Yang 3 hal dasar ini saya sampaikan dalam konteks mengenal diri sendiri sebagai makhluk Allah. Anak diajak untuk memahami, untuk apa dia diciptakan dalam bahasa anak-anak. Dan nantinya dia akan menjadi "siapa" kelak. Bahwa nantinya dia akan menjadi pribadi yang insan kamil, menjadi anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan juga bagian dari umat islam. Memang keliatannya agak rumit, tapi itu saya rasa tugas dan amanah orang tua mendidik anak untuk memenuhi peran-perannya itu.✅
[27/9 11.02] Bundaranakayy: tambahan pertanyaan:

Mbak dini bisa diberi contoh bentuk Quran Journaling yg dibuat seperti apa? Itu yg dikaitkan dengan kegiatan nature jurnal yang kita buat dan anak2 buat ya?
nanti setelahnya bisa belajar anatomy burung dan liat film ttg cara terbang burung
[27/9 11.05] Bundaranakayy: 7⃣ Saya titip pertanyaan yaa. Saya belom buka2 fp sahabat alam cilik tapi penasaran ide kegiatan yg dilakukan dari ide anaknya atau ibunya? Mulai kapan memperkenalkan metode ini ke anak? Sejak usia berapa?
(Dydy, Bandung, usia anak 36bln & 5bln RMA2)
[27/9 11.07] Bundaranakayy: Sahabat alam cilik mulai usia 7,5 th ++ mbak karena memang tujuannya adalah belajar mendalam tentang hidup yang berkelanjutan. Kenapa? karena bumi kita hanya 1 dan anak-anak ini yang akan menjadi leader di masa depan. Kegiatannya macam2 mulai bikin bioplastik, sampai mengenal arsitektur ramah lingkungan.
 ✅
[27/9 11.11] Bundaranakayy: 8⃣  Assalamu'alaykum mb dini, sy penasaran ttg nature journaling yg dilakukan mb bersama ananda, apakah ada urutan kurikulumnya atau cenderung spontanitas? Terima kasih (Tia, mutqin, magelang, 13 bln)
[27/9 11.12] Bundaranakayy: Sudah saya jawab di atas ya, bisa dibaca di link yg saya share.
kalau kami spontan mbak, ngga ada kurikulum, kalau pas diskusi belum paham berarti perlu pengulangan, gitu aja

[27/9 11.13] Bundaranakayy: 9⃣ Bun saya belum terbiasa kotor-kotoran dan dekat dengan serangga..
Jadi anak biasanya saya bebaskan explor di taman atau ke tempat wisata alam saja..
Kalau lihat hewan baru menjelaskan namanya, perilakunya, makanannya, dan sebentar mengamati. Tetep takut deket2 sama hewannya.. hehe

Agar anak sukses belajar dari alamnya, ada tips agar ibunya juga menikmati ngulik hewan & habitatnya bun?

Terima kasih (Nunik, Madiun RMA2)
[27/9 11.14] Bundaranakayy: Kalau anak-anak saya rasa pasti suka dan ngga takut, kitanya memang yang suka ngerem. Ngga ada cara lain kecuali nyemplung bareng anak. Karena beda sih main di taman dengan mblusuk yah, mungkin bertahap, kalau masih takut ke alam liar ya ke kebun raya dulu ✅
[27/9 11.17] Bundaranakayy: 🔟  Mb Dini...apakah untuk nature journal hrs punya keahlian melukis? krn anak2 saya tertarik dgn alam tp sepertinya tidak bakat melukis :D

Apakah kreativitas anak itu bawaan dari lahir ataukah bisa diasah? (Reni_RMA 1 dan 3)
[27/9 11.17] Bundaranakayy: Jawab :  Sudah saya jawab juga ada di atas, di perkembangan gambar keni

[27/9 11.18] Bundaranakayy: Yes...Alhamdulillah sudah semua pertanyyaan terjawab y mimo...

Baramgkali ada yang mau menanggapi??
[27/9 11.20] Bundaranakayy: Tambahan dari mbak Dini : untuk yang mengenal diri sendiri tadi, mungkin anak perlu diajak dan menamai emosinya, itu yang saya tahu, dan kita bisa menanggapinya. Misalkan dia marah-marah, kita perlu menanggapi dengan mengulangi misalkan oh kakak sedang kesal ya?
 biasanya nanti dia akan menceritakan kenapa kesalnya
kalau ngga salah ini ada di buku bahasa ibu atau bahasa bunda

[27/9 11.20] Bundaranakayy: Oiya mbak dini, nature jurnal ini pendekatannya mendekati ke Metode Charlotte Mason ya, seperti link yang mbak dini beri diatas?
[27/9 11.21] Bundaranakayy: sebenarnya nature walk, nature study atau nature journaling ini dilakukan oleh siapa saja. Hanya saja CM memasukkannya sebagai komponen penting dalam pilar pendidikannya
[27/9 11.28] Bundaranakayy: 🌿🌿🌿 Tambahan dari mbak Dini : untuk yang mengenal diri sendiri tadi, mungkin anak perlu diajak dan menamai emosinya, itu yang saya tahu, dan kita bisa menanggapinya. Misalkan dia marah-marah, kita perlu menanggapi dengan mengulangi misalkan oh kakak sedang kesal ya?
 biasanya nanti dia akan menceritakan kenapa kesalnya
kalau ngga salah ini ada di buku bahasa ibu atau bahasa bunda


📝🌿🍂🍁📝
Quote untuk renungan dari narasumber  : Kami ingin melepaskan diri dari ketergantungan pada nilai, angka, transkrip dan sejenisnya, seolah-olah semua itu adalah ukuran paten kecerdasan atau jaminan kesuksesan. Apa gunanya lembar ijazah bertabur nilai-nilai menakjubkan jika setelah lulus pun anak tidak tahu bidang apa yang ia minati? Lebih penting memastikan bahwa anak menjadi pembelajar mandiri, seseorang yang memiliki persahabatan yang menyenangkan dan akrab dengan pengetahuan. Itulah jenis relasi yang akan memberinya kecintaan serta kegembiraan untuk terus belajar sepanjang hayat.
-CINTA YANG BERPIKIR (Elen Kristi), hal. 67-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar