Sabtu, 28 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca 3

Oktober 28, 2017 0 Comments
Malang, 27 Oktober 2017

Bismillahirrahmanirrahim..
Pukul 3 pagi ini mbak Inay sudah bangun dan minta minum susu coklat karena mungkin asinya sudah ndak begitu banyak lagi. Yap mbak Inay sedang menjalani weaning with love, proses yang penuh perjuangan bagi kami berdua. Selesai menghabiskan susu mbak Inay menolak untuk diajak tidur kembali dan memilih membaca buku koksi favoritnya. Buku Koksi ini adalah buku seri yang terdiri dari 3 judul yaitu Aku Kakak yang Baik, Penjaga Lingkungan dan Aku Teman yang baik. Buku ini rekomen banget untuk dibacakan kepada ananda mulai dari mengenal daur hidup koksi dan ummi juga dibuat banyak belajar seperti nama koksi ummi baru tahu biasanya bilang itu kepik, juga tahu ternyata koksi itu memakan wereng untuk membantu petani. #ListeningSkills


Mbak Inay paling antusias kalau membaca buku seri koksi ini. Ia hafal sekali alur cerita setiap buku dari koksi yang harus menjaga telur-telur, daur hidup koksi dari telur, larva, kepompong sampai berubah menjadi koksi. Saat Pak Tani menyemprot koksi yang dikiranya hama, ketika burung mengejar kupu-kupu lalu datanglah koksi menolongnya dengan mengeluarkan bau. MasyaAllah kemampuan berceritanya semakin berkembang 😍😍. #SpeakingSkills

Semoga ummi senantiasa istiqomah ya nak terus semangat menstimulasimu senang akan membaca.

#Day3
#GameLevel5
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeImustChangeFirst

Jumat, 27 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca 2

Oktober 27, 2017 0 Comments
Malang, 26 Oktober 2017

Bismillahirrahmanirrahim..
Malam ini mbak Inay memilih sendiri untuk membaca buku Rahasia Beruang Kutub Bertahan Hidup Seri Allah Maha Pemberi Rezeki. Moment membaca buku saat ini bisa jadi moment kami untuk diskusi, saling tanya jawab dan ngobrol ngalor ngidul. Membaca jadi lebih seru dan asyik ketika Mbak Inay sudah lancar berbicara serta menanyakan banyak hal. Mbak Inay semakin suka memilih sendiri buku yang akan dibaca. #SpeakingSkills

Hampir semua buku yang ada di rumah tak terlewat olehnya, sampai mbak Inay tahu itu buku apa hanya dari melihat punggung buku. Dari buku Rahasia Beruang Kutub Bertahan Hidup yang paling diingatnya adalah  Tokoh Cibi (induk beruang) dengan bulu halusnya. Mbak Inay juga hafal dialog dalam bukunya seperti ketika Cibi meminta Beno untuk menunggunya mencari ikan sambil diikuti menghitung ikan dan berpura-pura menangkap ikan. #ListeningSkills #SpeakingSkills

Selesai membaca kami lanjut membuat origami berbentuk beruang seperti di buku yang kami baca tadi. Mbak Inay ikut membantu ummi membuatnya sambil asyik coret-coret buku tulisnya, "tulis abiya", katanya. Kalau mbak Inay sudah memegang pensil dan buku bisa asyik berlama-lama menulis serta mengammbar sambil bercerita. Kegiatan satu ini yang paling bikin anak sholihah betah berlama-lama dan juga bikin matanya berbinar. #WritingSkills #SpeakingSkills





Sedangkan ummi membaca buku Fitrah Based Education karya Ustadz Harry Santosa. Hmm buku yang jadi PR besar untuk ummi yang belum kelar juga bacanya wkwkwk. Soalnya untuk baca buku ini perlu konsentrasi penuh dan harus sangu stabilo agar dapat menjaga ummi tetap fokus dan ndak ngantuk serta bablas dijadikan bantal hehehe. Yang ummi dapat kali ini adalah ketika Allah berkehendak bagi kita untuk menemukan peran (mission of life) hidupnya untuk mencapai maksud serta tujuan penciptaanNya (purpose of life) sejati yang Dia ciptakan bagi kita dan anak-anak kita lalu mempersembahkan kembali kepadaNya dengan memberikan sebesar-besar manfaat dan rahmat bagi semesta.

Alhamdulillah dengan menjalankan tantangan level ini ummi jadi semakin semangat upgrade ilmu dan mengatamkan buku-buku yang belum terbaca agar tidak sia-sia dan bersikap dzolim terhadap buku tersebut. Bismillah semangat ummi..

#Day2
#GameLevel5
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeImustChangeFirst

Kamis, 26 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca 1

Oktober 26, 2017 0 Comments
Malang, 25 Oktober 2017

Bismillahirrahmanirrahim..
Sebelum tidur seperti biasa kami menjalankan ritual membacakan buku untuk Mbak Inay. Kali ini ummi putuskan untuk membaca "Allah Ciptakan Tubuhku", asli buku karya Teh Amalia Kartika Sari ini keren pisan 2 jempol pokoknya👍. Karena dari buku ini mbak Inay jadi semakin paham proses penciptaan dirinya, proses pertumbuhan dari lahir sampai bisa berjalan, kegunaan setiap anggota tubuh, Allah sebagai pencipta dan bagaimana bersyukur kepada Allah dengan memanfaatkan anggota tubuh untuk kebaikan serta bermanfaat bagi orang lain. Nah, dari buku ini tujuan membaca yang telah kami tetapkan juga tercapai yaitu membaca bukan untuk sekedar bisa melainkan mengenali diri serta Allah.


Ketika ummi membacakan bahwa Allah memberikan kita..., mbak Inay langsung menunjuk gambat anggota tubuh seraya menyebutkan satu persatu seperti mata, hidunh, mulut, telinga, tangan, kaki, jantung dan otak. Tak jarang mbak Inay yang bercerita dengan versinya sendiri dari melihat gambar di buku. #SpeakingSkills #MetodeImersi

Inay: loh, layang-layang terbang
Ummi: oh iya, terbang ya sama seperti apa ini disebelah layang-layang
Inay: burung ummi
Ummi: kalau burung terbangnya gimana nak
Inay: wush...wush (sambil menirukan burung mengepakkan sayap)
Ummi: siapa yang menciptakan burung nak
Inay: Allah
#FitrahKeimanan #ListeningSkills #SpeakingSkills

Untuk ummi kali ini baca buku bunda sayang agar semakin mantap materi tentang menstimulasi anak suka membaca. Sambil ummi bikin mind mappingnya agar semakin paham dan mudah mengaplikasikannya. One bit a time, semoga senantiasa istiqomah dalam mengamalkan ilmu.

#Day1
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#FirstThingstoChangeImustChangeFirst

Rabu, 25 Oktober 2017

Game Level 5 Bunsay

Oktober 25, 2017 0 Comments
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
*Tantangan Level 5*

Iqra! Bacalah! Perintah Tuhan pertama kali ini mengingatkan kita bahwa membaca merupakan sebuah proses penting dalam mengenal diri.

Membaca merupakan jembatan ilmu, makanan bagi otak, dan juga bisa melatih imajinasi. Serta banyak lagi manfaat dari membaca.

Yuk, jadikan diri kita teladan bagi anak dan keluarga!

🌴 *Jadilah teladan*
✅ Jadwalkan _family reading time_, membacalah bersama anggota keluarga

✅ Buatlah pohon literasi untuk masing-masing anggota keluarga, rimbunkan dengan judul buku yang telah dibaca

✅ Diskusikan dengan anggota keluarga tentang buku yang telah dibaca, gunakan untuk menambah pengetahuan dan merekatkan hubungan dengan anggota keluarga lainnya

👨‍👩‍👧‍👦 *Bagi yang sudah memiliki anak*
📖 Jadilah ibu teladan, membacalah bersama anak (sesuai dengan tahapan usia anak).
📷 Dokumentasikan kegiatan membaca anda
📝 Tempelkan judul buku yang telah dibaca pada pohon literasi

👫 *Bagi anda yang belum memiliki anak*
📖 Membacalah!
📷 Dokumentasikan kegiatan membaca anda
💭 Diskusikan dengan suami tentang buku yang sudah dibaca
📝 Tempelkan judul buku yang telah dibaca pada pohon literasi

👰🏻 *Bagi anda yang belum menikah*
📖 Membacalah!
📷 Dokumentasikan kegiatan membaca anda
📝 Rimbunkan pohon literasi dengan buku-buku yang sudah anda baca.


❕Gunakan hashtag
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

❗Bagi anda yang menggunakan blog, tambahkan label
*Bunda Sayang*
*Ibu Profesional*
*IIP*
*For Things To Change, I Must Change First*

⏳ Periode Tantangan:
 26 Oktober - 11 November 2017

Kirimkan tugas anda melalui link http://bit.ly/2h3im2u


🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Cemilan 5.1 Bunsay

Oktober 25, 2017 0 Comments
🍪 Cemilan Rabu ke-1 🍪

Materi 5  *Menstimulasi Anak Suka Membaca*
_Rabu 25 Oktober 2017_


Bagi sebagian orang tua khususnya ibu yang waktunya sebagian besar dihabiskan dengan anak-anak tentu merasakan kebahagiaan luar biasa jika dapat mengajarkan anak-anaknya membaca dan menulis. Keterampilan yang satu ini agaknya menjadi kemampuan yang penting untuk bisa _bertahan_ menghadapi tantangan zaman. Bahkan perintah pertama dari tuhan kepada manusia pun adalah _iqra_ *bacalah*, maka sejatinya mengajarkan dan menstimulus kemampuan membaca bagi anak menjadikannya ladang pahala yang tak ternilai harganya.
Beberapa faktor yang perlu di perhatikan oleh para orang tua sebelum menentukan untuk menstimulus kemampuan membaca seorang anak adalah :

📔 *1. Menentukan tujuan mengenalkan Keterampilan membaca*

Tujuan mengenalkan anak membaca akan mampu memberikan motivasi tersendiri pada orang tua terkait metode dan menjalani setiap orang tua sabar menjalani prosesnya.

📓 *2. Mengenal fitrah anak*

🍀 Kerja otak anak laki-laki dan perempuan

Dalam hal memproduksi dan mengolah kata-kata tentulah memiliki perbedaan, pada otak anak laki-laki pusat kosakata *hanya* terletak pada otak kiri, namun pada anak perempuan lokasi tersebut berada di anatara kedua belahan otak kiri dan kanan. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan dalam menghasilkan produksi kosakata yang berbeda. Laki-laki dalam sehari menghasilkan sekitar 7000 jumlah komunikasi, sementara perempuan mampu menghasilkan sekitar 20.000. Dari hal tersebut alangkah bijaknya kita sebagai orang tua mampu menghadapi kekuatan masing-masing anak. Baik laki-laki atau perempuan.

🍀 Gaya belajar anak yang berbeda

Gaya belajar masing-masing anak yang berbeda tentu diperlukan treatment yang berbeda pula. Type gaya belajar anak pun akan mempengaruhi proses menstimulus kegemarannya terhadap membaca. Gaya belajar anak visual tentu akan menyukai gambar-gambar, ilustrasi, warna, video dan hal-hal yang menarik penglihatan mereka. Anak dengan gaya belajar auditory akan mengandalkan pendengarannya sehingga metode ceramah, mendengarkan musik dan nada akan sangat menyenangkan untuk mereka. Berbeda dengan gaya belajar sebelumnya anak dengan gaya belajar kinestetik kemampuan 'bergeraknya' cenderung akan memotivasi dan memaksa orang tua sebagai fasilitator nya untuk mampu menciptakan kegiatan yang melibatkan diri anak terkait kegiatan fisik dalam menstimulus kegemaran membacanya, misalnya dengan menggunakan metode _*treasure hunt_* atau permainan tradisional yang mengharuskan anak menebak nama-nama binatang dari awalan huruf dan lain sebagainya.

🍀 Rentang konsentrasi anak

Faktor lain yang mampu menunjang ke berhasilan dalam menstimulus kemampuan membaca anak adalah rentang konsentrasinya yang bisa di ukur dengan mengalikan 1 menit dengan usia nya. Misal 1 menit  dikali 5 artinya lima menit rentang konsentrasi anak. Sehingga setiap 5 menit anak berinteraksi dengan kita bisa diselingi dengan kegiatan _penyegaran_ di sela kegiatan utama.

📔 *3. Memperkaya pengetahuan tentang metode dan tehnik membaca untuk anak*

*metode suku kata
Memperkenalkan anak pada suku kata dengan bunyi vokalnya misal ba, ca, da, ka, sa, ra. Kemudian dikaitkan dengan benda yang terbentuk dari suku katanya misal *ka* dengan *kaca*, kemudian *ra* sa.

* metode phonic
Anak dikenalkan dengan _bunyi_ yang dihasilkan dari masing-masing hurufnya misal untuk *a* aaa, untuk *b* beeh dan seterusnya. . .

* metode imersi
Métode ini memperkenalkan anak langsung dengan objek benda nya kemudian dibantu dengan menempelkan tulisan nama pada benda tersebut.

Setiap teknik dan metode memiliki keunggulan masing-masing. Tinggal orang tua yang dapat memilih dan menerapkan metode mana yang paling baik untuk di terapkan pada anandanya masing-masing.
📓 *4. Lakukan!*
- Susun jadwal yang teratur, dengan terlebih dahulu mengenali ritme aktivitas anak,
-siapkan alat peraga semenarik mungkin,
- lakukan bersama dengan orang tua / teman anak-anak,
- berikan motivasi, pujian dan kejutan menyenangkan,
-konsisten, hal yang dilakukan dengan teratur akan menjadi kunci kesuksesan orang tua dalam menstimulus kemampuan anak dalam segala hal tidak hanya membaca.

📔 *5. Terus pupuk minat baca dan kembangkan kemampuan baca anak, di manapun dan kapanpun.*

📓 *6. Meningkatkan kemampuan*
Setelah anak mampu dan mahir membaca, tingkatkan kemampuannya dengan membaca cepat,  membaca dengan suara keras, membaca cerita, dongeng, menulis dan lain sebagainya.

📔 *7. Terus belajar dan bagikan*
Setelah bunda berhasil dengan metode dan téknik yang bunda pilih untuk menstimulus kegemaran ananda terhadap membaca, terus belajar dan bagikan kepada yang lain. Hal ini bisa menjadi sumber belajar bunda untuk berbagi hikmah dan mengajarkan anak terhadap kemulian yang diberikan tuhan bagi orang -orang berlimu dan membagikannya.

*_Terus dorong kemampuan terbaik anak dengan cara yang baik, karena setiap anak adalah istimewa_*



Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang #2/


📚Sumber bacaan:
 Kontributor Antalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gazza Press, 2014.

Materi 5 Bunsay

Oktober 25, 2017 0 Comments
Institut Ibu Profesional, Kelas Bunda Sayang, Materi ke #5

MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA

🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹

Mari  kita mulai dengan bermain peran terlebih dahulu. Bayangkan kita adalah seorang dewasa dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia,   belum pernah mengetahui bahasa mandarin  kemudian tiba-tiba kita diberi Koran berbahasa mandarin dengan tulisan mandarin semua. Apa yang kebayang di benak kita semua?

Pusing?  Tidak tahu maksudnya? Lalu kita hanya melihat-lihat gambarnya saja?

Hal tersebut akan sama halnya dengan anak-anak`yang belum dibiasakan mendengarkan berbagai dialog bahasa ibunya, belum belajar berbicara bahasa ibunya dengan baik, tiba-tiba dihadapkan dengan berbagai cara belajar membaca bahasa ibunya tersebut yang berisi dengan deretan-deretan huruf yang masih asing di benak anak, diminta untuk mengulang-ngulangnya terus menerus dengan harapan anak bisa cepat membaca.

🍒 *KETRAMPILAN BERBAHASA*

Sebelum lebih jauh membahas tentang teknik menstimulasi anak membaca kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.

*Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :*

a. Keterampilan mendengarkan ( _listening skills_ )

b. Ketrampilan Berbicara ( _speaking skills_ )

c. Ketrampilan Membaca ( _reading skills_ )

d. Ketrampilan Menulis ( _writing skills_ )

Keempat tahapan tersebut di atas harus dilalui terlebih dahulu secara matang oleh anak. Sehingga anak yang BISA MENDENGARKAN (Menyimak) komunikasi orang dewasa di sekitarnya dengan baik, pasti BISA BERBICARA dengan baik, selama organ pendengaran dan organ pengecapnya berfungsi dengan baik.

Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang BISA MEMBACA, belum tentu terampil  mendengarkan dan berbicara dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya. Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.

Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal Anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.

Pertanyaan selanjutnya mengapa banyak anak bisa membaca tetapi sangat sedikit yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan, bahkan diantara kita orang dewasapun sangat susah menuangkan gagasan-gagasan kita, apa yang kita  baca, kita pelajari dalam bentuk tulisan?

Padahal  kalau melihat tahapan di atas anak yang BISA MEMBACA dengan baik pasti akan BISA MENULIS dengan baik.

Mengapa? Karena selama ini anak-anak kita hanya distimulus untuk BISA membaca tidak SUKA MEMBACA. Sehingga banyak diantara kita BISA MENULIS huruf ( melek huruf) tetapi tidak bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan (MENULIS KARYA)

Terbukti  berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masayarakat hanya ada satu masayarakat yang memiliki minat baca. Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.

Padahal  program membaca  ini tidak hanya digencarkan oleh pemerintah dalam program literasinya, melainkan juga sudah diperintahkan di dalam salah satu kitab suci agama yang sebagaian besar dianut oleh bangsa Indonesia. Disana tertulis IQRA’ (bacalah), perintah membaca adalah perintah pertama sebelum perintah yang lain turun.

Mengapa kita perlu membaca? Biasanya jawabannya klise yang muncul adalah agar kita bisa menambah wawasan kita, bisa membuka cakrawala dunia dll. Jawaban di atas baik, tapi ada yang kita lupakan tentang tujuan  membaca ini yang jauh lebih penting, yaitu agar anak-anak kita lebih mengenal pencipta nya, karena membaca akan lebih membuat anak-anak  mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.

_MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA_

Sekarang kita akan belajar *bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita SUKA MEMBACA tidak hanya sekedar BISA. Agar ke depannya mereka SUKA MENULIS.*

Kita akan memulai dengan berbagai tahap ketrampilan Berbahasa.

🍒 *TAHAP MENDENGARKAN*

a. Sering-seringlah berkomunikasi dengan anak, baik saat mereka di dalam kandungan, saat mereka belum bisa berbicara dan saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.

b. Buatlah berbagai forum keluarga untuk memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang dewasa di sekitarnya.

c. Setelkan berbagai lagu anak, cerita anak yang bisa melatih ketrampilan mendengar mereka.

d. Bacakan buku-buku anak dengan suara yang keras agar anak – anak bisa melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan maksud gambar tersebut.

e. Sering-seringlah mendongeng/membacakan buku sebelum anak-anak tidur. Jangan pernah capek, meski anak meminta kita mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara menyimak,

🍒 *TAHAP BERBICARA*

a. Di tahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan SUARA ANAK

b. Jadilah pendengar yang baik, disaat anak-anak ingin membacakan buku untuk kita, dengan cara mengarang cerita berdasarkan gambar, apresiasi mereka.

c. Jadilah murid yang baik, disaat anak-anak kita ingin menjadi guru bagi kita, dengan cara membuat simulasi kelas, dan dia menjadi guru kecil di depan.

d. Ajaklah anak-anak bersilaturahim sesering mungkin, bertemu teman sebayanya dan orang lain yang di atas usianya bahkan di bawah usianya untuk mengasah ketrampilan mendengar dan berbicaranya.

🍒 *TAHAP MEMBACA*

a. Tempelkan tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang jelas dan besar di sekitar rumah, terutama tempat-tempat yang sering di singgahi anak-anak

b. Tempelkan tulisan/kata pada benda-benda yang ada, misalnya, tempelkan kata- “televisi” pada pesawat televisi

c. Buatlah acara membaca bersama yang seru, misalnya perpustakaan di bawah meja makan

d. Sekali waktu, ajaklah anak-anak ke pangkalan buku-buku bekas, pameran buku dan toko buku

e. Siapkan alat perekam dan rekamlah suara anak kita yang sedang membaca buku

f. Biasakanlah surat-menyurat dengan anak di rumah. Misalnya, dengan menempelkan pesan-pesan di kulkas atau buatlah parsi (papan ekspresi) di rumah

g. Dorong dan ajak anak kita untuk membaca apapun label-label pada kemasan makanan, papan reklame dan masih banyak lagi

h. Berikan buku-buku berilustrasi tanpa teks.  Warna mencolok dan menarik akan merangsang minat untuk membaca, sekaligus membangkitkan rasa ingiin tahunya. Selanjutnya berikan buku full teks dengan ukuran huruf yang besar-besar.

i. Komik juga menarik sebagai pemancing rasa ingin tahu dan gairah membaca anak (tentunya perlu selektif dalam memilih komik yang tepat)

j. Ajaklah anak bertemu dengan pengarang buku, ilustrator, komikus, penjual buku, bahkan penerbit buku

k. Dukung hobi anak kita dan sangkut pautkan dengan buku. Misalnya, buku tentang perangko untuk anak yang hobi mengkoleksi perangko, buku cerita tentang boneka untuk anak yang suka boneka dan sebagainya

l. Budaya baca bisa ditumbuhkan dari ruang keluarga yang serba ada. Ada buku-buku yang mudah diambil anak,  ada mainan anak,  ada karya-karya anak dalam satu ruangan tersebut.

m. Ajaklah anak untuk memilih bukunya sendiri, tapi tentunya dibawah bimbingan kita agar tidak salah pilih

n. Contohkan kebiasaan membaca dan mengkoleksi buku dengan sungguh-sungguh dan konsisten

o. Buatlah pohon literasi keluarga, dengan cara masing-masing anggota keluarga memiliki pohon dengan gambar batang dan ranting, tempelkan di dinding. Siapkanlah daun-daunan dari kertas sebanyak mungkin, setiap kali anak-anak selesai membaca, tuliskan judul buku dan pengarangnya di daun tersebut, kemudian tempelkan di pohon dengan nama anak tersebut. Cara ini bisa untuk melihat seberapa besar minat baca masing-masing anggota keluarga kita, hanya dengan melihat seberapa rimbun daun-daunan di pohon masing-masing.

🍒 *TAHAP MENULIS*

a. Siapkan satu bidang tembok di rumah kita, tempelkan kertas flipchart besar disana dan ijinkan anak-anak untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan atau coretan.

b. Berilah kesempatan dan dorong anak kita untuk menulis  apapun yang dia lihat, dengar, pegang dan lain-lain

c. Siapkan buku diary keluarga, masing-masing anggota keluarga boleh menuliskan perasaaannya di buku diary tersebut, sehingga akan membentuk rangkaian cerita keluarga yang kadang nggak nyambung tapi seru untuk dibaca bersama.

d. Buat buku jurnal/ buku rasa ingin tahu anak dari kertas bekas,   ijinkan setiap hari anak menuliskan apa yang dia alami apa yang memunculkan rasa ingin tahunya di dalam buku tersebut.

e. Hiraukanlah tanda baca, huruf besar, huruf kecil dll, saat anak-anak mulai belajar menulis. Biarkanlah anak merdeka menuangkan isi pikirannya, hasil bacaannya, tanpa terhenti berbagai kaedah –kaedah menulis yang harus mereka pahami. Setelah anak-anak lancar menulis baru setahap demi setahap ajarkanlah berbagai macam kaedah ini.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang /

Sumber  Bacaan :

Kontributor Anatalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gaza Press, 2014

Pengalaman Bunda Septi dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa di keluarganya, Wawancara, Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, 2017

Andi Yudha Asfandiyar. Creative Parenting Today : Cara praktis memicu dan memacu kreatifitas anak melalui pola asuh kreatif. Bandung: Kaifa. 2012

http://www.supernanny.co.uk/Advice/-/Learning-and-Education/-/4-to-13-years/Help.-My-child-doesn't-like-reading.aspx

Jumat, 06 Oktober 2017

Proses Menyapih Nay

Oktober 06, 2017 0 Comments
Bismillahirrahmanirrahim..

Sudah 2 hari ini kami menjalankan proses wwl mbak inay dengan formasi tim yang lengkap. Terima kasih abi sudah mendukung dan membantu proses menyapih, terima kasih mau berjuang bersama. 3 hari ini mbak Inay diajak abi keluar terus kebetulan harus bantuin pak puh bikin penutup tangga buat mbak Ilma yang sudah mulai naik2 tangga. Sekalian kami memutuskan untuk memulai mengurangi jatah susu mbak Inay secara perlahan. Awalnya ummi berencana siang tidak nen sama sekali baru boleh nen hanya malam hari saja, eh begitu pulang langsung minta jatah nen 😅 yasudah ummi kasih karena tidak ingin terburu2 sambil terus disounding bahwa mbak Inay sudah mau umur 2 tahun yang artinya semakin bertambah besar jadi mimik susu di kotak atau air putih di gelas sebab perintah Allah dalam surat Al-Baqarah menyusui hanya sampai 2 tahun, kita belajar taat sama Allah ya nak, dan jatah susunya juga hampir habis.

Alhamdulillah siang kemarin tidak nyusu sama sekali dan Abi bertugas momong mbak Inay sedangkan ummi yang bekerja, hehehe tukeran peran ya bi 😂😂. Kalau akan bubuk siang abi langsung ngajak mbak Inay jalan2 naik sepeda pulang2 sudah tidur anak sholihah. Sorenya abi ngajak main sambil terus mengalihkan dari ummi dari dibikinkan kacamata dari ring susun sampai bikin tenda di dalam kamar, MasyaAllah super banget pokoknya abi sampai bikin kamar kayak kapal pecah 😂. Malamnya mbak Inay diajak beli buah sama abi lah kok pulang sdh tidur dia, wah padahal belum pipis pasti bentaran lagi bangun. Feeling ibu selalu tepat ndak lama mbak Inay pun bangun minta pipis dan ndak bisa bubuk lagi. Mungkin lapar dan alhamdulillah dikasih sebungkus bakmi sama tetangga sebelah dibuat maem rame2 lanjut maem jagung dan susu 1 kotak. Rencananya malam ini kalau bisa akan ummi coba disapih tapi mbak Inay seperti belum siap malah bilang "mimik ya mik ya" ibu mana yg tak luluh ketika ananda bilang seperti itu yawis ummi kasih, sabar bertahap dulu 😅. Baru minum sebentar tetiba batuk dan langsung muntah jadi sekasur belum lagi kena baju dan celananya. Abi langsung masak air untuk uap, lalu diblonyoi kayu putih seluruh badan dan ndak ketinggalan transpulmin untuk batuknya. Alhamdulillah setelah itu mbk Inay bisa bubuk tanpa batuk walau masih mik nen sampai pagi😓.

Keesokannya alhamdulillah mbak Inay berhasil ndak mik nen sampai malam hari sama Abi diajakin beli sangkar burung dan tidur siang di jalan. Pukul 9 malam mbak Inay sudah kelihatan ngantuk dan minta ke kamar mandi untuk pup sekalian ummi bersihkan badan, tangan serta kaki lalu ganti baju dan minum obat. Maunya dibacakan buku sama Ummi sambil digendong tapi malah ndak bubuk2 mbak Inay akhirnya sama abi diajak jalan2. Alhamdulillah pulang dalam keaadaan tidur, 45 menit kemudian terbangun bismillah ummi coba ndak kasih asinya, ummi tawarkan air putih mbak Inay mau dan diminumnya lalu ummi gendong dan dijelaskan mengapa sudah tidak diberi asi. Alhamdulillah mbak inay langsung tertidur kembali, terima kasih ya Allah telah memudahkan proses menyapih mbak Inay dengan mudah. Karena ummi mengawali menyusii dengan cinta maka ummi akan mengakhiri penyapihannya dengan cinta pula. Teruntuk mbak Inay tersayang ummi sangat bangga kepadamu nak, terima kasih sayang telah bekerja sama dengan ummi melewati proses penyapihan ini. Ummi akan tetap dan selalu sayang sama mbak Inay walaupun mbak sudah ndak menyusu ummi lagi. Terima kasih sayang untuk 2 tahun proses menyusui yang indah ini. Semoga proses ini semakin membuatmu menjadi pribadi yang kuat dan mandiri, pribadi yang taat akan perintah Allah, sholihah muslihah selalu ya nak..

Malang, 6 Oktober 2017
Ummi Nay

Senin, 02 Oktober 2017

Montessori

Oktober 02, 2017 0 Comments
Materi Kuliah WhatsApp Rumah Main Anak

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
PENGENALAN METODA MONTESSORI
Oleh : Ivy Maya Savitri (Rumah Montessori)

❣APAKAH MONTESSORI ITU ?
-Montessori merupakan metode pengajaran yang dipelopori oleh Dr. Maria Montessori.
-Montessori memadukan antara ilmu kedokteran (psikologi perkembangan anak) dengan ilmu pendidikan konvensional.
-Metode Montessori menggunakan peralatan edukatif yang dirancang sesuai kebutuhan anak.
-Metode pendidikan ini khususnya diberikan untuk anak usia 0-12 tahun, meskipun saat ini ada 1 SMP di Bogor yang menggunakan metode Montessori.
-Metode ini bersifat universal (mempelajari seluruh kebudayaan di dunia).
-Metode ini bertujuan untuk membentuk pribadi anak yang mandiri, percaya diri, dan menghargai perbedaan sehingga dapat menjadi warga dunia yang andal.

❣MENGAPA METODE MONTESSORI?
-Metode ini memperhatikan kepentingan/kebutuhan anak secara perseorangan (child centered).
-Memiliki prinsip-prinsip yang terdefinisi dengan jelas sampai ke tata cara pelaksanaannya.
-Dilengkapi dengan peralatan pendidikan yang memiliki fungsi, cara penyampaian, dan kontrol yang jelas.
-Menerapkan pola ajar yang melibatkan anak secara aktif, interaktif, dan bervariasi.
-Melibatkan seluruh indra sehingga sesuai dengan tahap awal pembelajaran anak usia dini yang belajar melalui indra-indra mereka.
❣APA ITU MONTESSORI MODERN? (MONTESSORI IN MODERN APPROACH)
-Montessori merupakan metode yang sudah berumur lama dan masih relevan digunakan sampai sekarang.
-Zaman semakin maju dan terjadi perubahan di berbagai bidang (cara pandang, budaya, kebutuhan di masa mendatang) contoh : zaman sekarang banyak diperlukan orang yang andal untuk bekerja secara tim maupun individu/independen.
-Memadukan, menambahkan kurikulum/metode/cara apapun yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak serta kebijakan pemerintah setempat dengan tidak menghilangkan ‘benang merah’ tujuan dari metode Montessori itu sendiri.

❣SEKILAS RIWAYAT HIDUP DR. MARIA MONTESSORI
Maria Montessori lahir di Chiaravalle-Italia tahun 1870. Ia merupakan dokter wanita pertama di Italia yang menangani anak-anak terlantar dan tertarik pada pendidikan untuk anak dengan keterbelakangan mental dan kesulitan belajar lainnya. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Jean Itard (The Wild Boy of Averyon, Education of The Senses) dan Edouard Seguin (Education of The Movement)  serta para pemikir pendidikan lainnya, seperti Rousseau, Pestalozzi, dan Froebel. Pada tahun 1906 ia mendirikan Casa dei Bambini (Rumah Anak) di Roma untuk anak usia 3-6 th. Peserta didiknya beragam karakter, baik normal maupun anak berkebutuhan khusus, anak-anak dari kaum menengah ke bawah, buruh, dll. Ia menulis buku The Secret of Childhood, The Discovery of the Child. Montessori meninggal dunia di Belanda tahun 1952. Metode Montessori banyak digunakan di seluruh dunia (Asia, Eropa, Amerika) sampai saat ini.

❣FILOSOFI DASAR METODE MONTESSORI

💖BAGAIMANA SEORANG ANAK BELAJAR ?

💖KARAKTERISTIK UMUM ANAK
Montessori percaya bahwa semua anak, dimanapun dan kapan pun pada umumnya :
-Memiliki otak yang menyerap semua informasi (absorbent minds)
-Melalui periode sensitif
-Ingin belajar
-Belajar melalui bermain
-Melalui tahapan perkembangan
-Ingin mandiri

💖APAKAH ABSORBENT MINDS ?
-Menyerap informasi dan belajar dari lingkungan tanpa sadar dengan kecepatan yang tinggi.
-Mempengaruhi perkembangan anak di masa yang akan datang
Terdiri dari dua tahap :
* tahap tidak sadar (0-3 tahun)
* tahap sadar (3-6 tahun)

💖PERIODE SENSITIF
-Merupakan periode sementara dalam kehidupan anak di mana dia sangat sensitif terhadap aspek tertentu.
-Menunjukkan pola tingkah laku :
1. melakukan suatu kegiatan berulang-ulang sampai akhirnya satu keahlian terbentuk (misalnya : jalan).
2. Menunjukkan vitalitas dan kesenangan dalam melakukan kegiatan tersebut.
Beberapa periode sensitif mungkin terjadi bersamaan, sementara yang lain mungkin berurutan.

SENSITIVE PERIODS (Periode Sensitif)
1⃣Sensitive Period of Order (0-3 thn)
2⃣Sensitive Period of Language (0-6 thn)
3⃣Sensitive Period of Walking (1-4 thn)
4⃣Sensitive Period of The Social Aspects of Life (2-6 thn)
5⃣Sensitive Period of Small Objects (1-2 thn)
6⃣Sensitive Period of Learning Through Senses (0-5 thn 9 bulan)

💖ANAK INGIN BELAJAR
-Motivasi bawaan untuk belajar : suatu proses dimana perubahan permanen terbentuk dalam diri seseorang
-Pada usia 3 thn keinginan belajar meningkat
-Suka meniru, eksplorasi dan adaptasi

💖BERMAIN SAMBIL BELAJAR
-Main untuk orang dewasa berbeda dengan main untuk anak
-Pentingnya bermain bagi anak
-> belajar untuk marah, rebutan, mempertahankan diri, berkelahi, berbagi
MAIN = KERJA = BELAJAR (play is work for children because they are learning)

💖TAHAPAN PERKEMBANGAN
TAHAP 1 : 0-6 tahun
TAHAP 2 : 6-12 tahun
TAHAP 3 : 12 – 18 tahun

💖ANAK INGIN MANDIRI
-Kebutuhan bawaan sejak lahir
-Membentuk rasa percaya diri
-Perlihatkan keterampilan yang diperlukan
-Beri mereka waktu
-Orientasi pada proses

💖KARAKTERISTIK LINGKUNGAN KELAS MONTESSORI
1⃣Lingkungan Fisik
Lingkungan Estetika
Lingkungan Intelektual
Lingkungan Sosial dan Emosional

LINGKUNGAN FISIK
-Peralatan  yang disesuaikan dengan ukuran anak (child-size equipment)   agar anak tidak perlu banyak dibantu dalam melakukan kegiatannya (proses untuk mandiri).
-Benda-benda yang nyata di kehidupan sehari-hari(real objects).
-Mudah untuk keluar ruangan kelas (access to garden) untuk kebebasan bergerak dan belajar di alam bebas terbuka.
-Stimulasi  penuh dengan alat-alat yang akan menstimulasi semua potensinya.

2⃣LINGKUNGAN ESTETIKA
-Indah
-Terstruktur dan teratur
-Bersih
-Tenang dan damai

3⃣LINGKUNGAN INTELEKTUAL
-LIMA AREA KURIKULUM : Practical Life, Sensorial, Language, Mathematics, and Cultural.
-Material didaktik : koreksi melekat, masing-masing satu buah.
-Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukkannya, dipelihara, bergiliran dan dikembalikan pada tempatnya.
-Modern Approach : alat dapat dipresentasikan dalam kelompok besar maupun kecil, beberapa alat dapat dimainkan bersama.

4⃣LINGKUNGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
-Kebebasan yang bertanggung jawab -> anak-anak bebas bergerak saat beraktivitas sesuai dengan kenyamanan.
-Kelas lintas usia (vertical grouping) -> usia anak dalam satu kelas dicampur (2-6 th) agar dinamika sosial lebih beragam dan juga untuk stimulasi anak dalam menghadapi teman-teman di berbagai usia.
-Guru sebagai role model   guru/fasilitator yang konsisten, tegas tanpa kehilangan sentuhan individual dalam menangani anak dan kelas. Guru disebut 'directriss'.
-Pendekatan positif

💖CATATAN PENTING DALAM KELAS MONTESSORI
-Kegiatan diperlihatkan secara perlahan dan hati-hati  anak mencermati & menganalisa.
-Minimum percakapan  menjaga konsentrasi.
-Mengenalkan materi (presentasi kegiatan) bertahap sesuai dengan tingkat kesulitannya begitupun dengan mengenalkan bahasa.
-Anak selalu diberi semangat dan dukungan.
-Jangan pernah menyalahkan, mengkritik bahkan membetulkan hasil pekerjaan anak-anak.
-Tunggu sampai kemampuannya tercapai (self learning).
Mengulang presentasi  materi jika diperlukan.

💖GROUND RULES FOR DIRECTRESS
-Menjaga keteraturan, kerapihan, dan kebersihan
-Menerapkan keindahan dan kesederhanaan
-Memastikan adanya rasa saling menghargai
-Jagalah konsentrasi anak
-Perkenalkan & aktifkan anak untuk segera kontak dengan dunia dan kenyataannya
-Selalu siap melayani & menolong anak (help them to do it by themselves)
-Mengamati anak dengan cermat
-NO PUNISH & NO REWARDS  for child’s WORK, but kita boleh memberi ‘konsekuensi’ jika berkaitan dengan behaviour anak.
-Semua benda dalam kelas digunakan sesuai dengan fungsi & peruntukannya
-Tidak membandingkan seorang anak dengan anak lain

Terima kasih

🍃🍂🍃🍂🍃🍃🍂🍃🍂
IG @rumahmainanak
FP FB: Rumah Main Anak
Web: rumahmainanak.com

Tanya Jawab
Wah sy dpt ilmu baruu ini 😍
Setau sy, montessori dimulai dr usia 1,5-5 thn saja 🙈 kebetulan sy suka BERDIY membuat aparatus montessori untuk anak sy sejak dy 1 tahunan, karna harga aparatus asli lumayan kan buu hehe

Nah yg sy tanyakan, bolehkah dishare aparatus montessori untuk usia dibawah 1 tahun dan di atas 5 thn? Apa saja materi yg difokuskan?

Sy pas sdg hamil anak kedua, jd ingin bs stimulus ala montess sejak dy usia 0 bulan 😁
Sejauh ini baru kenal munari mobile saja 🙈 dan sekilas dengar ttg brain games. Apa ya itu dlm montessori?

Hehe maaf nanyanya jd beranak 🙈

(aisyah, syakira 32 bulan, rma 5, jombang)

Jawaban :
Halo..Mba Aisyah. Untuk Montessori for toddler akan saya share beberapa contoh aparatusnya. Untuk Montessori for elementary bisa langsung cek di sini ya Mba.

http://www.montessoritraining.net/diploma-programs/lower-elementary-6-9/curriculum-samples

http://www.cambridgemontessori.org/academics/departments/elementary-curriculum?page=1

Brain game atau senam otak adalah gerakan sederhana dengan menggunakan keseluruhan otak karena merupakan penyesuaian dengan tuntutan sehari -hari sehingga belajar jadi riang dan senang. Brain game ini bukan merupakan bagian dari kurikulum Montessori itu sendiri. Namun, banyak diterapkan juga di sekolah untuk membuat anak-anak lebih rileks saat menerima pembelajaran.✅

*Sensorial*
1. Knobbed Cylinder : Anak memahami konsep besar-kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek. Anak mampu mengurutkan konsep2 tersebut. (alat peraga berbentuk silinder)

2. Pink Tower : Anak mampu memahami konsep besar-kecil, tinggi-rendah, berat-ringan. Alat peraga berbentuk kubus. Anak mampu menyusun menara kubus dr kubus terbesar hingga kubus paling kecil.

3. Brown Stair : Anak mampu memahami konsep besar-kecil, tinggi-rendah. Alat peraga berbentuk balok. Anak mampu menyusun balok secara mendatar dr balok terbesar hingga balok paling kecil.

4. Long Rods : Anak mampu memahami konsep panjang-pendek. Alat peraga berbentuk balok panjang. Anak mampu menyusun balok secara mendatar dr balok paling pendek hingga balok paling panjang.

5. Knobbles Cylinder : Anak mampu memahami konsep besar-kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek. Anak mampu mengurutkan konsep2 tersebut. (alat peraga berbentuk silinder dan tabung).

6. Touch board : Anak mampu memahami konsep kasar-halus.

7. Touch tablets : Anak mampu mengurutkan benda bertekstur dari paling kasar ke paling halus, maupun sebaliknya.

8. Touch fabrics : Anak mampu menyamakan tekstur dua buah kain dari bahan2 yang berbeda (wol, sutra, jeans, dll).

9. Streognostic Bags : Anak mampu mengambil benda yg diperintahkan di dalam tas kecil  tanpa melihatnya.

10. Baric Tablets : Anak mampu membedakan benda yang berat-sedang-ringan.

11. Thermic Tablets : Anak mampu menyamakan tekstur dan suhu dua buah benda dari bahan2 yang berbeda (keramik, kayu, kaca, besi, dll).

12. Smelling Bottles : Anak mampu menebak aroma tertentu di dalam botol, maupun menyamakan aromanya dengan botol aroma yg sama.

13. Tasting Sollution : Anak mampu menebak rasa tertentu di dalam botol, maupun menyamakan rasa dengan botol rasa yg sama.

14. Sound Boxes : Anak mampu  menyamakan 2 botol yang memiliki suara yg sama. Anak mampu mengurutkan botol suara dr suara paling keras hingga paling pelan/sebaliknya.

15. Geometric Presentation Tray : Anak mampu memahami konsep persegi, segitiga, dan lingkaran. Mengurutkan dari yg terkecil-terbesar/sebaliknya. Mengumpulkan benda yg berbentuk persegi, segitiga, atau lingkaran.

16. Geometric Cabinet and Cards : Anak mampu memahami konsep persegi panjang, jajar genjang, trapesium, oval, segienam, segi delapan, dll. Mengurutkan dari yg terkecil-terbesar/sebaliknya. Mengumpulkan benda2 dengan bentuk tsb.

17. Constructive Triangles : Anak mampu menyusun segitiga besar dr beberapa potongan segitiga kecil.

18. Tesselation : Anak mampu membuat gambar tertentu dari block tesselation.

19. Binomial Cube : Anak mampu memahami konsep volume dan bilangan pangkat dua.

20. Trinomial Cube : Anak mampu memgenal konsep volume dan bilangan pangkat tiga.
👆🏼 Aktivitas Montessori di Rumah tidak selalu harus menggunakan aparatus Montessori yg asli. Silakan pahami konsep2nya, lalu sesuaikan dgn bahan2 yg ada di rumah 😊

Semangaaat ✊🏼✊🏼

*Bahasa*
1. Inset for Design/Metal Inset : Anak mampu memegang alat tulis dengan benar, mengembangkan kontrol dan fleksibilitas gerakan

2. Sandpaper Letters : Anak mampu mengenal arah penulisan huruf, mengasosiasikan suara phonic dengan huruf, mengingat bentuk huruf.

3. Large Moveable Alfabet : Mengevaluasi daya ingat anak thdp huruf, anak mampu berlatih menyusun kata.

*Urutan pembelajaran Bahasa Metode Montessori*

Pink Series:
》kata2 yg dikenalkan pada Pink Series bahasa Indonesia adalah kata yg terdiri dari 3-4 huruf dgn suku kata terbuka. Contoh: mata-kuda-kaki, dll).

4. Pink Object Box & LMA : Anak mampu menyusun kata dengan melihat benda 3 dimensinya.

5. Pink Picture Box & LMA : Anak mampu menyusun kata dengan melihat gambarnya.

6. Pink Object Box & Word Tags : Anak mampu meletakkan kartu kata dengan pasangan benda 3 dimensinya.

7. Pink Picture Box & Word Tags : Anak mampu meletakkan kartu kata dengan pasangan gambarnya.

8. Pink Word List : Anak mampu membaca kata-kata yang singkat.

9. Pink Mistery Box : Anak mampu membaca dengan suara yang pelan (kontrol suara).

10. Pink Sight Words : (utk pembelajaran B. Inggris)

11. Pink Sentence Strips (attached) : Anak mampu membaca frase atau kalimat (kalimat dikenalkan jk anak sdh mampu membaca frase) sesuai dengan makna (gambar)nya. Anak belajar mengenal huruf kapital dan tanda titik pada kalimat.

12. Pink Sentence Strips (detached) : Anak mampu mencocokkan frase atau kalimat (kalimat dikenalkan jk anak sdh mampu membaca frase) sesuai dengan makna (gambar)nya. Anak belajar mengenal huruf kapital dan tanda titik pada kalimat.

13. Pink Picture Cards : Anak mampu menyamakan kata pada gambarnya.

14. Pink Reading Books : Mengembangkan kosa kata anak dengan membaca buku yg memiliki kata2 yg singkat.

》Blue Series
kata2 yg dikenalkan pada Blue Series bahasa Indonesia adalah kata2 dengan suku kata tertutup (Contoh: kapak-sakit-keras, dll), serta kata2 yg memiliki 'blending' (Contoh : perang-nyamuk-bandung, amplop, dll)

》Green Series
kata2 yg dikenalkan pada Blue Series bahasa Indonesia adalah kata2 yang mengandung diftong. (Contoh : kerbau, amboi, dll)

Pada tingkat lebih lanjut anak-anak juga dikenalkan dengan kata benda, kata sifat, kata kerja, dan kata depan. Serta belajar membuat kalimat dengan menggunakan Small Moveable Alfabet.

*Matematika*
*Number 1-10*
-Lagu ttg Angka
-Permainan Angka
-Gross Motor : Kuantitas dan Angka

1. Number Rods : mengenal kuantitas 1-10 secara konkrit. Alat peraga berbentuk balok panjang merah-biru. Anak memahami semakin panjang balok maka kuantitasnya semakin besar.

2. Sandpaper Number : Anak mengetahui cara dan arah menulis angka

3. Number Rods dan Kartu : Anak mampu mengasosiasikan benda dengan tulisan angkanya. Anak mampu mengurutkan balok/benda lain dari 1-10.

4. Spindle Box : Anak mengenal konsep *kosong = tidak ada apa2*. Anak mengenal angka 0.

5. Cards dan Counters : Anak mampu mengenal angka ganjil dan genap.

*The Decimal System*
6. The Names of The Power of Ten : Anak mengenal bilangan satuan (1), puluhan (10), ratusan (100), dan ribuan (1000) dengan benda yg konkrit.

7. Menghitung Manik Emas : Anak mengenal konsep bahwasanya 10 satuan=1 puluhan (sepuluh), 10 puluhan=1 ratusan (seratus), dan 10 ratusan=1 ribuan (seribu).

8. Manik Emas-Mengingat Jumlah : Anak mampu mempraktikkan konsep satuan-puluhan-ratusan-ribuan dengan mengambil benda yg sesuai jumlahnya.

9. Belajar Nama-Simbol Tertulis : Anak mengenal simbol angka 1, 10, 100, 1000 dan mampu menuliskannya.

10. Mengingat jumlah : Anak mampu mempraktikkan konsep satuan-puluhan-ratusan-ribuan dengan mengambil benda yg sesuai dengan kartu simbol angkanya.

11. Birds Eye View : sama dengan Mengingat Jumlah (biasanya dilakukan secara kelompok)

12. Kombinasi Kuantitas dan Simbol : sama dengan Mengingat Jumlah (biasanya dilakukan secara kelompok)

*Linear Counting*
13. Pengenalan Short Bead Stair : mengenalkan anak pada manik-manik berjumlah 1, 2, 3, s.d. 9 dan mampu mengurutkannya dari bilangan terkecil-terbesar.

14. Belajar Nama dari Kuantitas 11-19 : Anak mampu mengenal konsep 11-19 melalui benda konkrit (manik puluhan dan manik satuan).

15. Seguin Board A : Belajar Simbol dari Kuantitas 11-19 : Anak mampu mengenal simbol angka 11-19 (abstrak).

16. Seguin Board A : Kombinasi & Simbol 11-19 : Anak mampu mengasosiasikan simbol angka 11-19 dengan bendanya (manik2).

17. Belajar Nama dari Kuantitas 10-90 : Anak mampu mengenal konsep 10-90 melalui benda konkrit (manik puluhan).

15. Seguin Board B : Belajar Simbol dari Kuantitas 10-90 : Anak mampu mengenal simbol angka 10-90 (abstrak).

16. Seguin Board B : Kombinasi & Simbol 10-90 : Anak mampu mengasosiasikan simbol angka 10-90 dengan bendanya (manik2).

17. 100 Beads Chain : Anak mengenal konsep bahwasanya ratusan itu terdiri dari 100 satuan manik2.

18. 1000 Beads Chain : Anak mengenal konsep bahwasanya ribuan itu terdiri dari 1000 satuan manik2.

*Golden Beads Group Operation*
19. Penjumlahan Statis : Memberikan pengalaman konkrit penjumlahan statis (tanpa perubahan angka) pada anak. Contoh: 1234 + 1234 = 2468

20. The Changing Game : Memgenalkan konsep perubahan angka saat mengerjakan penjunlahan. Misal 80+30 maka hasilnya 110 (11 puluhan ditukar menjadi 1 ratusan dan 1 puluhan).

21. Penjumlahan Dinamis : Memberikan pengalaman konkrit penjumlahan dinamis (dengan perubahan angka) pada anak. Contoh : 2127 + 2127 = 4254 (10 satuan ditukar dengan 1 puluhan)

22. Pengurangan Statis : Memberikan pengalaman konkrit pengurangan statis (tanpa perubahan angka) pada anak. Contoh: 4321 - 3210 = 1111

23. Pengurangan Dinamis : Memberikan pengalaman konkrit pengurangan dinamis (dengan perubahan angka) pada anak. Contoh : 6742 - 4831 = 1911 (1 ribuan ditukar dengan 10 ratusan)

24. Perkalian Statis : Memberikan pengalaman konkrit perkalian statis (tanpa perubahan angka) pada anak. Contoh: 1234 x 2 = 2468

25. Perkalian Dinamis : Memberikan pengalaman konkrit perkalian dinamis (dengan perubahan angka) pada anak. Contoh : 1224 x 3 = 3672 (10 satuan ditukar dengan 1 puluhan)

26. Pembagian Statis : Memberikan pengalaman konkrit pembagian statis (tanpa perubahan angka) pada anak. Contoh: 4444 : 4 = 1111

27. Pembagian Dinamis : Memberikan pengalaman konkrit pembagian dinamis (dengan perubahan angka) pada anak. Contoh : 3672 : 3 = 1224 (1 puluhan ditukar dengan 10 satuan)

*Introducing to Recording*
28. Penjumlahan dengan Small Number Rods : Anak mampu mengaplikasikan penjumlahan dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk balok panjang 1-10 berukuran kecil (2 set).

29.  Pengurangan dengan Small Number Rods : Anak mampu mengaplikasikan pengurangan dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk balok panjang 1-10 berukuran kecil (2 set).

30. The Snake Game : Permainan penguatan konsep bilangan 1-9.

31. Penjumlahan dengan Short Bead Stair : Anak mampu mengaplikasikan penjumlahan dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk manik2 1-9 (2 set).

32. Pengurangan dengan Short Bead Stair : Anak mampu mengaplikasikan pengurangan dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk manik2 1-9 (1 set).

33. Perkalian dengan Short Bead Stair : Anak mampu mengaplikasikan perkalian dengan benda konkrit dan menuliskan hasilnya. Alat peraga berbentuk manik2 1-9 (9 set).

*Operation With Boards*
34. Addition Strip Board : Anak mampu mengaplikasikan penjumlahan dengan menggunakan media yg lain (papan penjumlahan).

35. Substraction Strip Board : Anak mampu mengaplikasikan pengurangan dengan menggunakan media yg lain (papan pengurangan).

36. Multiplication Strip Board : Anak mampu mengaplikasikan perkalian dengan menggunakan media yg lain (papan perkalian).

*Individual Operations dan Stamp Game*
37. Penjumlahan Statis
38. Penjumlahan Dinamis
39. Pengurangan Statis
40. Pengurangan Dinamis
41. Perkalian Statis
42. Perkalian Dinamis
43. Pembahian Statis
44. Pembagian Dinamis
》Presentasi sama seperti pada konsep no 19-27 (hanya saja ini dilakukan secara individual dan materialnya abstrak: menggunakan stamp game yang merupakan simbol tulisan).
21. Colour Box 1 : Mengenalkan anak 3 warna primer

22. Colour Box 2 : Mengenalkan anak 11 warna sekunder

23. Colour box 3 : Mengenalkan anak warna tersier. Anak mampu menyusun warna sesuai gradasinya (dari gelap ke terang ataupun sebaliknya)..

*CULTURE*
*Zoology*
1. Koleksi Model Hewan : Mengenalkan hewan secara konkrit (benda/figure hewan 3 dimensi).

2. Keluarga Hewan (Peternakan) : Mengenalkan keluarga hewan (bapak-induk-anak hewan) secara konkrit (benda/figure hewan 3 dimensi).

3. Gambar Besar Hewan : Mengenalkan hewan secara abstrak (gambar).

4. Phylum Cordata : Mengenalkan konsep klasifikasi hewan

5. Pengelompokkan Hewan Secara Luas : Mengklasifikasi kelompok hewan (misal: keluarga mamalia). Mengenal persamaan dan perbedaan hewan.

6. Pengelompokkan Hewan Secara Spesifik : Mengklasifikasi kelompok hewan secara spesifik, misal: keluarga burung yang bisa terbang dengan keluarga burung yg tidak bisa terbang. Mengenal persamaan dan perbedaan hewan.

7. Puzzle Hewan : Mengenal bagian2 tubuh hewan melalui benda konkrit

8. Bagian Tubuh Hewan : Mengenal bagian2 tubuh hewan melalui gambar (kartu nomenklatur)

9. Siklus Hidup Hewan : Mengenal siklus hidup hewan

*Botany*
10. Nature Table : Anak mampu mengamati benda2 alam maupun tumbuhan/binatang.

11. The Sun Game : Anak mampu mengenal fungsi matahari bagi kehidupan makhluk hidup. Anak mengenal konsep herbivora-karnivora.

12. Koleksi Model Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon : Mengenalkan buah/sayur, dst secara konkrit (benda/figure buah/sayur, dst 3 dimensi).

13. Gambar Besar Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon : Mengenalkan buah/sayur, dst secara abstrak (melalui gambar buah/sayur, dst.)

14. Botany Cabinet Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon : Mengenal bagian2 Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon melalui benda konkrit.

15. Bagian dari Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon : Mengenal bagian2 Buah/Sayur/Bunga/Tumbuhan/Pohon melalui gambar (kartu nomenklatur).

16. Cabinet - Daun : Mengenal jenis-jenis daun secara konkrit.

17. Siklus Hidup : Mengenal siklus hidup tumbuhan melalui gambar.

*Geografi*
18. Sandpaper Globe : Mengenalkan anak perbedaan daratan dan lautan (konkrit).

19. Globe-Benua : Mengenalkan anak benua2 yang ada di bumi melalui globe (konkrit).

20. Puzzle Peta Dunia : Mengenalkan anak benua2 yang ada di bumi melalui peta (konkrit).

21. Kartu Benua : Mengenalkan anak benua2 melalui kartu nomenklatur (abstrak).

22. Country Box : Mengenalkan anak suatu negara melalui benda2 khas dari negara tersebut.

23. Country Folder : Mengenalkan anak suatu negara melalui gambar khas dari negara tersebut.

24. Hewan dari Seluruh Dunia : Megenalkan anak asal hewan dari berbagai dunia

25. Bendera : Mengenalkan bendera2 dr seluruh negara (bertahap 2 bendera perpertemuan)

26. Pengantar Tiga Elemen : Mengenalkan anak terkait udara, air, dan tanah serta makhluk hidup yang ada di dalamnya.

27. Bentuk Tanah dan Air : Mengenalkan anak terkait bentuk2 daratan dan perairan (danau, teluk, selat, pulau, dll).

28. Individual Puzzle Maps : Mengenalkan anak puzzle benua2.

29. The Solar System : Mengenalkan anak tata surya melalui kartu nomenklatur.

30. Struktur Bumi : Mengenalkan anak struktur dan bagian2 bumi melalui kartu nomenklatur.

31. Lapisan Gunung Berapi : Mengenalkan anak struktur gunung berapi melalui kartu nomenklatur.

*History*
32. Berlalunya Waktu/Bagian dari Waktu : Mengenalkan anak konsep waktu melalui jam pasir.

33. Timeline dalan Keseharian Anak : Mengenalkan waktu2 aktivitas anak (misal: waktu bangun tidur, waktu mandi, waktu makan, dst hingga tidur kembali).

34. Jam : Mengenalkan konsep jam pada anak.

35. Permainan Ulang Tahun : Mengenalkan kuantitas usia anak dengan cara memberi tahu bahwasanya 1 tahun = 12 bulan. Anak mengitari matahari sambil membawa globe sebanyak bilangan usianya.

36. Berapa Usia Saya dan Keluarga : Mengenal usia anggota keluarga. Mengenal konsep lebih tua-lebih muda, paling tua-paling muda.

37. Timeline dalam Kehidupan Anak : Mengenalka anak perkembangan hidupnya dari lahir sampai sekarang melalui foto2 dirinya sendiri.

38. Timeline Prasejarah : Mengenalkan sejarah pembentukan bumi dan masa2nya.

*Untuk Anak2 Usia Under 2,5y Bisa menyesuaikan kegiatannya dgn kurikulum Montessori 2,5y-6y sesuai dgn kemampuan anak masing2 ya Buibu*

Atau under 2y bisa juga optimalisasi stimulasi indra, bermain puzzle knob, pengenalan object permanence, dll 😊

Nature Study CM

Oktober 02, 2017 0 Comments
📚 *Materi Grup WhatsApp Rumah Main Anak* 📚
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

📝 *PROLOG*

Halo teman teman RMA

Sebelum saya menjelaskan tentang siapa, apa, dan bagaimana metode Charlotte Mason itu, saya punya beberapa pertanyaan yang jawabannya mungkin bisa teman teman pikirkan dan renungi masing-masing.

1. Mengapa teman teman memilih Homeschooling sebagai jalan pendidikan bagi putra putrinya?

2. Apa visi/tujuan dari proses pendidikan yang teman teman ingin capai? Dalam hal ini, manusia dewasa seperti apakah yang anda harapkan anak anda tumbuh kelak?

3. Bagaimana cara anda mencapai tujuan tersebut? Langkah apa saja yang sudah anda ambil dan apa saja yang sudah anda rencanakan?

_"Visi pendidikan yang dipatok orangtua sungguh sangat penting. Sayang sekali masih banyak orangtua yang menetapkan standar pendidikan terlalu rendah, sebatas agar anak bisa cari kerja. Sangat mungkin seorang anak, karena baktinya pada orangtua, bersedia menanggung kejemuan belajar sampai selesai dan memperoleh ijazah meskipun jiwanya tak pernah sekalipun tergetar, tergugah oleh apa yang ia pelajari. Begitu sekolah selesai, ia tak lagi merasa butuh membaca atau belajar, lalu tenggelam dalam rutinitas hidup yang dangkal makna "_ (Charlotte Mason, Parents and Children p. 19, translate by Ellen Kristi)


Memiliki visi yang jelas ditambah rencana cara mencapainya dengan detail, itulah yang akhirnya membuat saya jatuh cinta dengan metode Charlotte Mason. Pendidik dari Inggris ini (lengkapnya siapa itu Charlotte Mason bisa dilihat disini http://www.cmindonesia.com/profilcm.html) menekankan pentingnya bagi kita para orangtua untuk memiliki landasan (dasar pemikiran / filosofi) bagi semua kegiatan yang kita lakukan. Sebab cinta saja tidak cukup untuk mendidik anak anak kita, kita harus berfikir keras tentang bagaimana proses pendidikan ini harus dilakukan.

Kenapa anak harus belajar matematika? Kenapa harus belajar sains? Kenapa harus membaca karya karya sastra? Dalam metode CM semuanya disusun berdasarkan landasan pemikiran yang matang, bukan semata karena itu penting tapi CM meminta kita untuk memiliki visi bukan hanya dalam kerangka besar pendidikan, tp juga dalam setiap subjek atau kegiatan yang kita lakukan.

Prinsip prinsip dasar metode CM bisa dibaca di tautan in :  http://www.cmindonesia.com/filosoficm.html


Jika sudah memahami filosofi dari metode pendidikan CM barulah kita bisa beranjak ke bagaimana keseharian penerapan metode CM. Sebab penerapan metode CM tanpa didasari dengan memahami filosofi nya, menurut ibu CM, tidak akan berhasil. Tapi bukan berarti juga kita harus sepenuhnya memahami dulu baru kemudian mempraktekkannya, ibarat belajar berenang, kalau nggak nyemplung ya kita akan susah memahami dimana letak kesulitan nya. Jadi sambil belajar, sambil praktek, sambil evaluasi terus bisa saja kita lakukan.

Metode CM ini memiliki subjek yang kaya. Anak anak bukan hanya belajar sesuai minat nya tapi belajar banyak sekali pelajaran, mulai dari matematika, sains, sastra, handicraft, sejarah, geografi, puisi, kitab suci, nature study, studi komposer, studi lukisan, bahasa asing sampai olahraga. Loh jadi kayak sekolah dong ya? Bedanya meskipun subjeknya banyak namun semuanya dilakukan dengan prinsip short lesson, alias singkat!

 Untuk tingkat dasar awal biasanya anak anak CMers hanya belajar sekitar 2 jam, dengan perkiraan masing masing subjek sekitar 5-15menit.
Belajarnya pun tidak menggunakan buku teks seperti di sekolah, tapi menggunakan buku-buku hidup yang mampu menggugah jiwa anak.

 Nah ini yang menjadi khas metode CM lagi : living books. Buku jenis ini tidak berisi fakta fakta untuk dihafal, tapi lebih ke arah naratif dan bercerita. Kata CM, anak anak harus diberikan buku buku terbaik yang pernah ada, buku buku yang bisa memantik benaknya untuk berfikir. Sebab pikiran itu seperti tubuh, butuh makanan. Pikiran harus bertumbuh, seperti tubuh yang harus bertumbuh. Dan pikiran hanya bisa tumbuh dengan baik jika kita beri ide ide yang bergiizi, sebab tubuh pun tak akan tumbuh jika diberi makan permen, coklat ataupun chiki-chikian bukan?

Hmm, sebenarnya panjaaang sekali kalau mau bicara soal metode CM ini, sebab beliau sendiri menulis 6 volume buku yang super tebal tebal mengenai metodenya ini. Tapi hal yang juga beliau tekankan adalah, pelajari sedikit demi sedikit. Sama seperti mengunyah makanan, kalau terburu buru bisa menyebabkan tersedak dan makanan tidak terolah dengan baik.

Untuk itu, saya cukupkan saja ya materi pengantar mengenai CM ini. Kita lanjutkan dengan diskusi agar lebih bisa dimengerti nantinya.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴

IG : @rumahmainanak
FP FB : Rumah Main Anak
Web : www.rumahmainanak.org
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Narasumber:

Baik.. Metode Charlotte Mason adalah metode pendidikan karakter yang berbasis pada hukum hukum alam yang terjadi pada manusia.
Metodenya bisa dipakai oleh anak anak yang sekolah maupun hs, karena metodenya universal.
Di Inggris sampai sekarang masih ada sekolah sekolah yang memakai metode Charlotte Mason ini. Seperti sekolah Montessori kalau disini lah.. Sayangnya Charlotte mason belum sepopuler Montessori disini

Pertanyaan 1⃣

1. Apa itu CM ?
(ini mungkin sudah terjawab di atas tadi ya)

2. Bagaimana caranya sy sbagai org tua utk mengajarkan anak dengan metode CM dengan usia anak sy 3th ?

Meivy/ Amira (3th)/ RMA 3


*Jawab*
Kl untuk anak usia dini CM hanya menyarankan anak anak untuk bermain di alam sebanyak banyaknya. Membiarkan mereka mengamati keajaiban yang Tuhan ciptakan. Biarkan rasa ingin tahunya tumbuh dengan mengexplorasi berbagai hal.
Jangan berikan jadwal akademis yg teratur agar dia bisa menumbuhkan inisiatif nya.
Mengenal huruf atau berhitung boleh saja, asal anaknya senang.

Oh ya sama yg paling penting, latihan kebiasaan atau Habit Training. Yang harus mulai dilatih sedini mungkin

Kebiasaan bertanggung jawab, kebiasaan bersih, kebiasaan bicara dengan sopan, dsb

Pertanyaan 2⃣

"Bagaimana contoh praktek kegiatan dengan pendekatan CM? Apakah kurikulum dgn pendekatan CM disusun fasilitator dan harus dilakukan anak, atau mengikuti minat anak pada saat ini?"

Julian Firmania/Tangsel/3y4m/RMA4

*Jawab*
Kurikulum akademis CM baru dimulai sejak usia 6th. Boleh lebih, tidak boleh kurang.

Pemandu:
Emm mungkin bisa diberikan contoh yang akademis seperti bagaimana mba?

Narasumber:
Kurikulumnya mulai dari matematika, nature study, menulis, membaca, sejarah, geografi, sastra, puisi, handicraft, studi komposer, studi lukisan, lagu rakyat, biografi.

Prinsipnya bisa dibaca disini  http://www.cmindonesia.com/filosoficm.html

Pemandu:
Misalnya, jika anak2 mau belajar menulis atas kemauan nya sendiri kurang dari 6th, tetap boleh ya di fasilitasi?

Narasumber:
Boleh saja tp sebisa mungkin sambil bermain ya.. Dan bukan atas inisiatif orangtua.. Harus atas inisiatif si anak

Narasumber:
Sambil cek link ini juga ya.. Beberapa kekhasan metode CM dijelaskan disini : http://www.cmindonesia.com/leksikon.html

Pertanyaan 3⃣
living books yg dimaksud dalam metode ini seperti apa? Terima kasih :)

Nur Aini , Nafis 3y6m, RMA2

*Jawab*
Living books adalah buku bermutu tinggi, umumnya karya sastra, yang tidak mengurangi kualitas hanya karena pembacanya anak anak.

Contohnya misalnya buku buku Beatrix Potter, Margaret Wise Brown, Enid Blyton, dsb.

Narasumber:
Kualitas disini maksudnya adalah cara bicara pada anak anak. Tidak merendahkan atau mempermudah. Sebab menurut CM, benak anak anak tetaplah justru harus dibiasakan dengan hal hal yg menuntut benaknya untuk berfikir.. Mengunyah.. Dan bukan hanya yang sanggup ia telan tanpa mengunyah.

Kebalikan living books adalah buku jenis twaddle.. Yg umumnya berisi fakta demi fakta yang barangkali sesaat setelah kita tutup bukunya sudah lupa kita pada isinya..

Narasumber:
Living books sebaliknya, umumnya berisi cerita. Cerita yang menggugah kita untuk berimajinasi, berfikir, merenung, dsb. Sehingga karena berkesannya, sampai kapanpun kita ingat dengan ceritanya

Pemandu:
Kalau jenis buku ensiklopedi, bagaimana mba?

Narasumber:
Ensiklopedia tinggal dilihat dr cara penggunaan nya ya. Kalau kami biasanya lihat di alamnya dulu, lalu setelah tertarik baru cari tahu faktanya.

Eh tp sekarang banyak ensiklopedia yang naratif.. Bukan hanya menjabarkan fakta..

Pertanyaan 4⃣

1. Kebetulan anak saya sekolah dengan metode sentra,  apakah metode ini bisa dikolaborasikan?
2. Apa yang membedakan metode ini dengan yang lainnya seperti montessori,  sentra,  dll?

Dwi,  Depok, Fatih 4y

*Jawab*
Wah maaf saya sendiri belum pernah dengar metode sentra

Narasumber:
Metode biasanya kan lebih ke cara dalam melakukan sesuatu. Yang penting kita ketahui sebelumnya adalah filosofi dibalik metode itu.

'Apa tujuan pendidikan nya, kenapa harus bertujuan seperti itu, dengan cara apa tujuan itu dicapai.'

Mungkin itulah yang membedakan metode satu dengan lainnya

Pemandu:
Ohya mba Ayu, mungkin bisa diberikan contoh buku yang tidak dianjurkan oleh metode CM ini? Seperti ensiklopedi yang terlalu naratif, yang bagaimana?

Narasumber:
Yang naratif malah bagus.

Contoh nya buku ini nih yg termasuk living books.. Naratif, manis, memorable..
https://youtu.be/9yu_g5x3ZoQ

Pertanyaan 5⃣

Salam kenal mba ayu ^^
Setelah sy baca2, saya jadi jatuh cinta jugaaa ini sama ibu charlotte mason 😍

Mohon diluruskan ya mba.
Jd sepaham sy, metode CM ini klo dlm islam, adalah ortu jd uswatun hasanah. Klo dlm pendidikan, masuk ke teori behavioristik (materi perlu diulang2 untuk menjadi kebiasaan). Dan untuk anak usia under 6y, metode ini intisarinya ada di metode montessori. Jd bs pakai metode montessori utk anak under 6y & metode cm untuk anak usia 6y up. Begitu mba?

Aisyah, syakira 32 bulan, rma 5, jombang

*Jawab*
Salam kenal juga mbak..
Uswatun Hasanah dan behavioristik mungkin iya.. Tapi kalau Montessori berbeda sekali dengan CM.

Montessori menekankan pada sensory play sementara CM lebih ke alam dan living books kalau untuk under 6yo

Pemandu:
Ohya, mba Ayu.

Ada tips khusus kah mengenai cara agar anak2 bisa fokus dalam metode ini?

Karna kalau di link yang diberikan tadi dikatakan, single reading ya, tidak ada pengulangan narasi materi

Narasumber:
Salah satu kekhasan metode CM adalah short lesson.. Nah short lesson itu harus disesuaikan dengan kemampuan fokus anak. Kalau anak baru mampu fokus 5 menit, ya selama itu pula waktu belajarnya untuk mapel tersebut.

Begitu pun dengan materi, kalau anak baru mampu menarasikan 2 kalimat, ya kita bacakan 2 kalimat dulu.. Nanti perlahan seiring tingkat fokusnya bertambah, baru materi ditambah sedikit demi sedikit

Tanggapan member:
Menekankan ke alam itu apakah mirip2 sekolah alam 😆🙏

Narasumber:
Beda mbak.. Kl di CM lebih ke interaksi anak dengan alam secara natural.. CM percaya bahwa anak harus belajar langsung dari ibu alam.. Biarkan ibu alam yang mengajarkan langsung ke anak ttg berbagai keajaiban di alam

Caranya.. Ajak anak ke alam setiap hari.. Ajak dia amati berbagai macam detail

Awalnya mungkin berat, namun lama kelamaan anak anak akan semakin aware dengan hal hal kecil yg mereka lihat di alam

Tanggapan member:
Mba Ayu, alam yang dimaksud di sini lingkungan rumah bukan?

Narasumber:
Apa saja yg memungkinkan mbak..

Idealnya sih semacam tmpt yg alami ya, hutan kota atau lahan yg masih banyak pepohonan nya

Tp kl sulit dijangkau, apapun bisa.. Karena mengamati hal hal kecil pun bisa.. Seperti rumah binatang, daun, serangga, textur pohon, bunga, tanah, dsb

Tanggapan member:
Mba ada rekomendasi rutinitas mengenalkan alamnya kah Mba? Misal jalan2 pagi/sore sekeliling perumahan?

Narasumber:
Bisa.. Apa saja yg memungkinkan
Tanggapan member: Outputnya itu lebih melihat respon anak terhadap alam itu sendiri y Mba?

Narasumber:
Output nya adalah munculnya kecintaan dan ketakjuban anak pada alam
Pemandu:
Baik, karna sudah 14.59, kita cukupkan dulu yaa diskusi siang ini

Mba Ayu, mungkin bisa sampaikan closing statement nya

Narasumber:
Mari kita sama sama jadi orangtua yang terus belajar, memperbaiki diri setiap hari serta sempatkan diri kita untuk memberi makan pada jiwa kita.. Being a mom is a tough job, jadi kita berhak untuk mendapatkan makanan agar jiwa kita tetap sehat..

Jika ingin tahu lebih lanjut ttg metode CM bisa browse cmindonesia.com atau bergabung dengan Komunitas Charlotte Mason Indonesia di facebook.

Mohon maaf atas segala kekurangan nya ya teman teman

Semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan

Pemandu:
Terima kasih banyak mba Ayu atas sharing nya hari ini👍🏻👍🏻

Sebuah metode yang belum familiar di Indonesia, tapi tenryata sangat menarik untuk dicari tau lebih lanjut yaa😃

Minggu, 01 Oktober 2017

Persiapan Membaca Anak Usia Dini

Oktober 01, 2017 0 Comments

Materi Kuliah Grup WhatsApp Rumah Main Anak

*PANDUAN BELAJAR MEMBACA ANAK USIA DINI*
oleh Lita Edia, S. Psi.

Sebelum kita mengetahui bagaimana cara mengajarkan membaca pada anak usia dini. Kita perlu tahu dulu prinsip belajar pada anak Usia Dini.

Belajar pada dasarnya adalah proses pembentukan pengetahuan, keterampilan atau perilaku.
Belajar itu bukan hanya pelajaran sekolah. Ini hal yang mungkin kita sudah sangat memahaminya ya. Hanya dalam prakteknya, tampaknya masih ada beberapa dari kita yang belum “move on”

Kenapa saya katakan belum “move on”? Hal ini untuk anak usia dini, tampak pada pembelajaran di PAUD PAUD yang masih berkutat di area calistung. Anak diajak belajar membaca huruf perhuruf menggunakan buku, lembar demi lembar, maju setiap harinya. Menulispun dengan menggunakan lembar kerja atau buku tulis.

Belajar untuk anak usia dini, dalam pandangan psikologi, meliputi aspek:
1. Motorik, hal hal yang berkaitan dengan fisik. Terbagi dua, motorik kasar dan halus.
2. Kognitif, hal hal yang berkaitan dengan proses berpikir
3. Bahasa
4. Sosial
5. Emosi
6. Sensori. Sensori ini ada 7 macam, dan harus seimbang

Semakin seimbang aspek ini terlibat dalam proses belajar apapun, maka hasilnya akan lebih baik. Termasuk membaca

Hal yang perlu kita pahami juga sebelum kita masuk ke permasalahan belajar membaca adalah prinsip belajar yang selalu berhubungan dengan dua hal yaitu kematangan dan latihan.

Seorang anak usia 6 bulan, jika kita latih untuk berjalan. Apa yang terjadi? Pada umumnya mereka belum siap. Apanya yang belum siap? Otot tubuhnya. Sesering apapun kita melatih mereka, tidak akan membuat mereka bisa berjalan. Ini yang disebut KEMATANGAN. Biasanya sifatnya biologis, seperti otot tubuh atau perkembangan otak. Berkembang alami.

Seorang anak usia 12 tahun, walau ia sudah matang otot tubuhnya untuk berjalan, jika terus terusan kita gendong, relatif kemampuan berjalannya akan lambat. Ini yang dimaksud, anak siap secara biologis (matang) namun kurang latihan, jadi hasilnya tetap tidak tercapai target perkembangannya.

Prinsip lainnya, belajar apapun seorang anak pra sekolah harus dimulai dari hal yanng konkrit, lalu baru semi abstrak dan kemudian abstrak berupa simbol simbol. Hal ini berkaitan dengan tahap perkembangan kognitif anak

*TUJUAN BELAJAR MEMBACA* 📖
Mengapa belajar membaca menjadi fokus para orangtua?
Karena membaca adalah kemampuan dasar yang akan menunjang tugas tugas kita, terutama setelah masuk usia sekolah.
Permasalahannya, ternyata untuk menuntaskan tugas kita yang berkaitan dengan membaca, bukan hanya hal bisa membacanya, tetapi juga minat untuk membaca dan kemampuan memahami isi bacaan.

*BELAJAR MEMBACA* 📖
Berpijak pada perkembangan otak anak, otak yang berhubungan dengan kognitif, baru berkembang di usia 3-4 tahun. Lalu sebelumnya apa yang sudah berkembang, ternyata yang lebih dulu  berkembang adalah bagian otak yang berkaitan dengan emosi.

Jadi jika dilihat sisi kematangannya, kira kira stimulasi apa yang anak sudah siap untuk menerimanya? Apakah belajar cara membacanya atau minat membacanya?

Ya, benar, minat membaca bisa lebih dulu dikembangkan daripada bisa membaca. Minat membaca kontribusinya sangat besar pada perkembangan anak, baik secara kognitif, bahasa, sosial, emosi dan sensori.

Kembali ke materi sebelumnya, semakin banyak aspek yang terstimulasi maka hasilnya terhadap perilaku anak makin baik.

Mengembangkan MINAT membaca, dilakukan dengan MEMBACAKAN BUKU secara NYARING (READ ALOUD), manfaatnya sangat banyak. Selain minat anak untuk membaca, anak juga mendapat begitu banyak kosa kata.

Kosa kata ini akan sangat membantu anak di usia sekolah untuk memahami bacaan. Kosa kata anak menjadi salah satu  indikator apakah anak siap belajar akademik atau tidak

Membacakan buku pada anak, juga bermanfaat untuk melatih anak memahami isi bacaan.

Kemampuan memahami bacaan menjadi pembeda antara kemampuan literasi orang Indonesia secara umum dengan kemampuan masyarakat di luar negeri.

Jadi tahap pertama dari belajar membaca anak usia dini adalah menumbuhkan minat membaca melalui membacakan buku.

Selanjutnya, kita menyiapkan *kemampuan pra baca anak*
1. Mengenal dan membedakan bunyi
2. Mengenal persamaan dan perbedaan. Dengan permaianan mencari bayangan, mencari benda yang sama di antara benda lainnya, memasangkan benda. Mengelompokkan benda benda
3. Mengenal bentuk dasar
4. Mengenal warna
5. Mengenal letak / posisi. Atas bawah, depan belakang, kiri kanan
6. Rentang konsentrasi anak
7. Daya ingat
8. Mengenal huruf dan bunyinya
9. Mengenal hubungan anatara huruf dengan kata
10.Mengenal kata sebagai bagian dari kalimat
11. Belajar membaca, dengan menggunakan berbagai metode, dengan tahapan konkrit - semi abstrak - abstrak

Setiap poin di atas, kita bisa mencari tahu aktivitas apa yang menunjang aspek tersebut berkembang.

Kembali ke prinsip bahwa cara belajar anak itu harus dimulai dari yang konkrit. Maka ketika mengenalkan huruf, sangat baik kita menggunakan peraga. Misal membuat kartu angka dengan menggunakan amplas halus misalnya. Beri kesempatan anak menelusuri (meraba) huruf tersebut. Saat itu, sensori perabanya terstimulasi, pun sensori pendengaran, penglihatannya. Ini sangat baik untuk anak karena melibatkan banyak sensori.

Lalu mengaitkan huruf dengan benda keseharian. Misal ambil huruf a (yang bisa dipegang bentuknya) lalu minta anak mengambil benda benda dari keranjang yang berawalan dengan huruf a.

Di buku Rumah Main Anak 2 yang disusun mba Julia Sarah, memaparkan jenis aktivitas anak tentang huruf ini, sangat bagus untuk diterapkan.

Demikian juga ketika belajar membaca kata, baiknya dengan konkrit, misal memberi label, benda benda yang ada di rumah.

Belajar kalimat dengan meminta anak membaca kalimat mengenai benda di sekitarnya. Ini adalah boneka, misalnya.

Hal di atas adalah contoh belajar membaca dengan cara konkrit. Jika anak tampak sudah tuntas, maka kita akan belajar membaca dengan tahap semi abstrak, yaitu membaca kata yang dihubungkan dengan gambar. (gambar adalah perwakilan dari benda aslinya)

Misal ada gambar apel, dan tulisan apel.

Bisa juga kita mencari buku cerita bergambar dengan kalimat pendek. Lalu kita bacakan buku tersebut dengan menunjukkan kata per kata. Anak akan menghubungkan gambar benda di dalam gambar.

Tahap terakhir adalah abstrak, Setelah anak tuntas tahap konkrit dan semi abstrak. Anak bisa membaca buku tanpa gambar.

Sayangnya, sebagian kita, belajar membaca langsung pada tahap terakhir yaitu abstrak. Anak langsung diminta menghafal huruf dan merangkai huruf per huruf menjadi kata, lalu kata menjadi kalimat.

Catatan terakhir, pastikan sebelum belajar membaca, poin poin pra bacanya sudah tuntas.

Demikian materi ini sebagai pengantar, bagaimana mengajarkan membaca pada anak usia dini, lebih dan kurang saya mohon maaf, jika ada yang mau ditanyakan, dipersilahkan.

📔📓📒📕📗📘📙📓📔📒
IG : @rumahmainanak
FP FB : Rumah Main Anak
Web : rumahmainanak.org
[15/9 13.08] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
‬Selamat datang Mba Lita..
Bagaimana kabarnya Mba Lita?

Perkenalkan saya Rina Mba Lita yang akan memandu diskusi hari ini.. Alhamdulillah banyak sekali yang antusias ya sama materi ini..

Narasumber:
Alhamdulillah baik.
[15/9 13.15] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
Baik karena waktunya sudah berjalan... Kita langsung masuk tanya jawab ya..

Pertanyaan pertama y Mba Lita.. 🌷🌷

1⃣ (Paula, RMA 3, Jakarta, 30 bulan)

Selamat pagi mba..
Yang ingin saya tanyakan :
1. Apakah semakin anak besar, rentang konsentrasinya dapat semakin kecil. Dulu sewaktu masih usia 1tahunan, anak saya bisa bertahan lama duduk diam utk membaca buku, tetapi belakangan ini (sudah usia 2 tahunan), anak saya sudah tidak bs duduk berlama2 untuk membaca buku, baru beberapa menit sudah kabur. Bagaimana caranya supaya anak saya bisa betah lagi untuk duduk membaca buku dlm jangka waktu yg tidak sebentar?
2. Untuk pengenalan fonik, apakah ada satu website / link / mungkin youtube yang dapat digunakan sebagai sarana utk mengenalkan suatu fonik kepada anak?
Terimakasih banyak ya Mba

Narasumber:
1. Coba dicermati apakah tampak rentang konsentrasi jadi lebih kecil itu di semua aktivitas atau hanya saat membaca buku?
Secara umum biasanya bertambah besar bukan bertambah kecil.
Jika hanya saat membaca buku saja, berarti bukan menjadi lebih kecil, hanya perubahan minat.

Mungkin dia sedang berminat dalam aktivitas lain.

2. Saya tidak ada rekomendasi khusus.

[15/9 13.22] Bunda Tyas: Tanggapan member:
Sama seperti fatih (4y) Mungkin lagi bosan aktivitas membaca buku,  tetep saja setiap hari rutin kami bacakan,  tetapi banyak hal lain yg saat ini membuatnya lebih tertarik. Kalau saya ikuti saja, sambil tetap ada rutinitas.  Pilihkan buku yg anak suka 😉

Narasumber:
Iya benar. Stimulasi itu seperti menyajikan  makanan. Kita siapkan makanannya, selanjutnya mana yang anak akan pilih, beri kesempatan anak untuk memilih.

Kalau untuk 2 tahun, pilihkan bukunya yang kalimatnya sedikit saja. Lebih banyak gambar yang bisa dilihat.

Sebelum membaca, bisa di lakukan aktivitas lain yang disukai anak.

Yang harus kita jaga, anak bahagia. Kalau target target stimulasi itu mengalir, siapkan tapi nantinya cenderung mengikuti anak.

[15/9 13.35] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
Baik, kita lanjut ya.. ke pertanyaan kedua..

2⃣ (Hikma, RMA 2, 22bulan, Depok)

Assalamu'alaikum Mba Lita, salam kenal😀 dalam materi disebutkan aspek belajar anak usia dini dalam pandangan psikologi ada 6 poin, salah satunya sensori, ada 7 macam. Sensori apa sajakah yang dimaksud dalam 7 macam sensori tersebut? Dan boleh ya minta tips untuk menyeimbangkannya, terima kasih Mba Lita 🙏🏻😊

Narasumber:
Wa'alaikumussalam
1. Sensori penglihatan
2. Sensori pendengaran
3. Sensori pengecapan
4. Sensori penciuman
5. Sensori peraba
6. Sensori vestibular
7. Sensori proprioseptif

Mengembangkannya dengan memperbanyak aktivitas yang melibatkan ke 7 indera ini.

Biasanya yang belum familiar itu sensori vestibular dan proprioseptif.

Sensori vestibular berkaitan dengan gravitasi, pergerakan dan keseimbangan. Aktivitasnya seperti meluncur, berjalan di jalan setapak, berjalan di titipan, main enggrang.

Sensori proprioseptif, berkaitan dengan kesadaran tubuh, memberi informasi tentang posisi anggota tubuh, kekuatan yg harus dikeluarkan saat bergerak. Aktivitasnya seperti tarik tambang, berkebun, memasak, Dll


[15/9 13.37] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
Ada yg mau menanggapi? Kalau tidak ada kita lanjut yaa..

3⃣  (Nidia/Bogor/RMA 5)
Nisa sudah hafal huruf. Sudah hafal nama dia dan bisa mengeja dua penggal kata dengan vokal sama. Ba-ba menjadi Baba.
Utk minat baca, sudah dengan read aloud. Dan melalui WA. Hehe
Kalau dia mau kirim voice note atau emot banyakk, saya minta dia baca tulisan Papah.

Tapi saya coba untuk ke pembacaan dengan vokal berbeda, anak seperti tidak paham sama sekali.

Utk pembacaan, metode yang baik apa ya bun?
Pengejaan B-A BA B-E BE  (BABE)
atau
Penghafalan kata bila ada B dan E dibaca BE.
Atau
Ada metode lain bun yg lebih disarankan?

Terimakasih banyak bun dan admin.

Narasumber:
Baik mba Nidia, usia Nisa berapa tahun?
[15/9 13.51] Bunda Tyas: Narasumber:
Kalau usianya di bawah 5 tahun, mungkin memang logikanya belum sampai, dan kita bersabar menunggu.

Kita perbanyak aktivitas pra bacanya dulu.

Metode belajar membaca, boleh dicoba mana yang cocok dengan  anak.
Toh kita tidak terburu buru agar anak bisa kan.
Kalau saya pribadi lebih memilih mengejar atau metode fonik.

Yang penting prosesnya diperhatikan  konkrit, abstrak, semi abstrak.

Untuk usia 4 tahun karena belum matang secara biologis dalam arti perkembangan otak.

Sama seperti berjalan ya, harus tengkurap dulu, duduk, merangkak, merambat.

Membaca juga kalau sudah matang biologisnya, cepet untuk bisa, kecuali ada masalah khusus.

Berbeda beda setiap anak. Tergantung kematangannya.

Sama seperti berjalan  ada yang berjalan di usia 9 bulan, ada yng 15 bulan.
Semuanya dalam kategori normal saja.

Untuk membaca paling lambat kurang lebih usia 7-8 th.

[15/9 13.56] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
Terima kasih Mba Lita.. kita lanjut ke pertanyaan berikutnya ya..

4⃣ (Aisyah/syakira 33 bulan/jombang/RMA 5)
Terkait dg kemampuan pra baca anak, apakah yg ada di daftar mengenal & membedakan bunyi dsb itu merupakan urutan yg hrs dipelajari terlebih dulu?
Bila ada tahap yg dilewati atau langsung loncat ke tahap di bawahnya dulu, misal lgsg mengenal huruf dsb, apakah ada dampaknya?
Terima kasih ^^

Narasumber:
Baik bunda Aisyah, analoginya seperti kita ajak anak belajar berjalan, padahal dia belum bisa duduk.

Ketika melatih anak yang belum matang biologisnya itu seperti "memaksa" akibatnya anak akan merasa tidak nyaman.

Karena tujuan besarnya anak itu nyaman, bahagia dunia akhirat. Jadi penting untuk menyesuaikan latihan dengan kematangan anak.

[15/9 14.22] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
5⃣ (Endah Reni, RMA 4, Khalila 3y4m)

Anak saya 3y4m suka membaca dan mendengarkan cerita namun belum begitu tertarik untuk mengenal huruf. Saya tidak ingin memaksa jika dia belum tertarik. Apakah hal itu normal untuk anak anak?
Terimakasih.

Narasumber:
Normal mba Endah. Usia 3 th, otak yang berperan di proses kognitif baru saja berkembang

Fokus di pra baca saja terlebih dahulu. Kalau semakin diperdalam, pra baca itu banyak sekali aktivitasnya.


Pemandu diskusi:
Ada yang mau menanggapi? Sepertinya memang kita jangan terfokus melulu soal anak bisa baca ya Mba.. mesti juga ni menikmati proses belajar anak2 kita..

Narasumber:
Betul... Terutama di proses memahami bacaan ya dan menjadikan bacaan itu sebagai sesuatu yang menghibur
[15/9 14.25] Bunda Tyas: Tanggapan member:
Mba Lita, anakku lg tergila2 dengan mesjid, semua nama mesjid yg dilewati dia tanya namanya apa, lalu tanya huruf apa Mi? Ku eja hurufnya satu2, tepatkah mba? Usianya 4thn 5bln.

Narasumber:
Oya ngga apa apa, diikuti saja. Jadi prinsip stimulasi itu follow the child. Anak minta beraktivitas huruf misal, mama ini bacanya apa, huruf nya apa aja. Ikuti saja.
[15/9 14.43] Bunda Tyas: 6⃣ (Arifah, RMA 4, Azmi 3y5m)
1. Anak saya ketika di rumah suka membaca, tapi ketika saya sedang ada acara diluar, tidak bminat membaca.
Kenapa ya mb? Dan usia brpa sebaiknya anak dikenalkan huruf?
2.Anak saya 3y5m suka membaca dan mendengarkan cerita dan sudah mulai mengenal huruf, sudah mulai suka mengeja huruf per huruf. Nah, Klo saya lanjutkan mengeja 2 huruf. Terlalu dini tidak ya?
Terimakasih.

Narasumber:
Ya bun Arifah, wajar ya, aktivitas ini kan banyak, bukan hanya membaca. Jadi saat di luar ia menaruh minat ke yang lain wajar. Apalagi usianya masih 3th.

3 th biasanya lebih suka mengaduk aduk, menuang nuang, bermain air. Kalau di montessori namanya area practical life

Coba ikuti saja kalau anak minta mengeja. Kalau anak belum siap, akan tampak dia tidak tertarik.
Follow the child yah

[15/9 14.47] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
7⃣ (Laila, Sidoarjo, Ahnaf 3y, zayyan 13m, RMA2)
 Assalamu'alaikum mbak Lita, Saya mau tanya bagaimana caranya mengajari membaca pada anak usia 8 tahun yg belum mengenal huruf dan angka?
Sebenarnya saya khawatir dia termasuk disleksia (semoga tidak), karena setiap hari saya harus mengulang huruf yg sama. Misal hari ini sudah bisa, besok sudah lupa. Begitu juga dg angka. Sampai saat ini dia masih bingung dg semua huruf dan angka kecuali huruf a, angka 1 dan 2. Apakah sama caranya dg anak usia dini seperti yg sudah mbak jelaskan?
Jazakillah atas jawabannya mbak Lita.

Narasumber:
Jika sudah 8 tahun baiknya mengikuti pemeriksaan psikologi Bun Laila. Untuk diketahui kendalanya di mana.
Apakah di kecerdasan atau disleksia.

Jika tidak ada masalah di kecerdasan dan di disleksia, mungkin di stimulasinya belum optimal.

[15/9 14.58] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
Kita lanjut ya karena waktunya tinggal sedikit.

8⃣RMA2/yanti/tegal/46m
Bagaimana cara terbaik mengajarkan ana membaca ketika sudah mengenal huruf alfabet, krn pengalaman ibu belajar membaca cukup ringkas yaitu ketika hurup a betemu huruf b maka di baca ab dan ketika di tambah huruf a jadi aba, jadi saya bingung ketika harus mengajarkn anak dgn belajar membaca sampe ada 4 jilid, apakah memang idealnya harus  mengeja dl sesuai buku2 panduan membaca?

Narasumber:
Kembali ke tahapan tahapan membaca Bunda. Seperti dalam materi. Untuk belajar cara membaca, bisa dicari paling mudah dipahami anak. Yang penting selalu diawali dengan cara konkrit.

[15/9 14.59] Bunda Tyas: Pemandu diskusi:
Karena waktunya tinggal 5 menit lagi.. mohon maaf ya Buibu kita tutup sesi tanya jawabnya..

Terima kasih banyak ya Mba Lita atas waktu dan ilmunya.. ini bermanfaat sekali buat kami..

Sebelum kita pamitan ada yg mau disampaikan Mba sebagai penutup untuk materi kali ini..

Narasumber:
Alhamdulillah, mohon maaf atas segala kekurangan.

Nature Study

Oktober 01, 2017 0 Comments
Materi Diskusi LIVE Grup WhatsApp Rumah Main Anak

*Nature Journal*
oleh D. K. Wardhani

InsyaAllah hari ini kita akan membahas tentang Mengenal Alam, Mengenal Sang Pencipta.

*Pengantar*
Jiwa setiap anak –apa pun ras, strata sosial dan gendernya- selalu menunggu untuk digugah. Dan sekali tergugah, mereka akan selamanya terbangun untuk mencintai pengetahuan dan kehidupan. Anak-anak yang seumur hidupnya mencintai proses belajar, yang belajar bukan demi imbalan pujian, gengsi, nilai dan lainnya, melainkan terutama karena kegembiraan dalam belajar itu sendiri.
Mereka tumbuh menjadi pribadi berwawasan luas, penuh ide akbar dengan karakter luhur yang berasal dari tertanamnya kebiasaan yang baik. Tidakkah itu yang dicita-citakan oleh sistem pendidikan?
-CINTA YANG BERPIKIR (Elen Kristi), hal. 5-
Quote di atas benar-benar menggugah saya, saat memulai homeschooling untuk anak kembar kami. Saya terkesan sekali bahwa setiap anak seharusnya cinta pada ilmu dan pengetahuan, sehingga ia ringan saat melangkah tholabul ‘ilmi. Dan semua pengetahuan serta ilmu yang ia miliki bisa mengantarkan dirinya menghamba kepada Allah sang Maha Pencipta.
Ada 3 pengetahuan yang layak dan harus dipunyai setiap anak
Anak harus mengenal Tuhannya
Anak harus mengenal dirinya
Anak harus mengenal alam semesta/lingkungannya
3 hal ini tidak dapat dipisahkan, dan dapat diterjemahkan dalam banyak pendidikan turunannya.
Dalam mata pelajaran yang sekuler 3 aspek tersebut dipisahkan sehingga anak merasa tidak ada hubungannya saya belajar sains, geografi, matematika, bahasa dengan mengenal Tuhan saya, siapa diri saya dan lingkungan saya.
Padahal setiap hal yang anak pelajari seharusnya dapat menambah pengenalannya terhadap Tuhannya-Allah SWT, dirinya dan sekitarnya. Juga membuat dia dapat menempatkan siapa saya? Bagaimana saya harus bersikap dan bertindak?

*Belajar lewat Alam*
Nah, salah satu jalan yang kami tempuh adalah dengan melakukan *nature journalig* atau membuat jurnal alam.
Alam semesta adalah buku pelajaran yang tidak pernah kering. Alam menyimpan rahasia yang menunggu untuk diungkapkan.
Cara terbaik untuk belajar ilmu pengetahuan adalah melaui pengalaman langsung dan pribadi.
Kita seharusnya tidak memisahkan pelajaran apapun (sains, matematika, geografi, biologi) dengan rasa takjub dan minat alamiah anak terhadap alam. Sains seharusnya bukan sesuatu yang ditakuti anak-anak sebagai sebuah mata pelajaran. Juga bukan sebatas menyiapkan anak-anak untuk menjawab serangkaian ujian atau LKS saja agar dapat lulus dan naik kelas. Sains seharusnya menumbuhkan kecintaan anak pada dunia sekelilingnya, memercikkan kekaguman pada keajaiban penciptaan dan kedahsyatan kekuasaan Allah Sang Maha Pencipta.

*Cara-cara sederhana yang kami lakukan di rumah*
*a. Quran Journaling*
Membuka Quran dengan tema tertentu, kemudian menuliskannya kembali dan juga membaca tafsirnya dan kemudian dibahas bersama.

*b. Nature Study dan Nature Journaling*
Mengamati alam secara langsung dan mencatatnya
Belajar di alam, belajar dari alam. Nature study melampaui sekadar menikmati jalan-jalan di alam. Lewat nature study, anak diperkenalkan pada alam dan segala mekanisme hidup yang berlangsung di dalamnya secara nyata dan utuh melampaui sekat-sekat mata pelajaran. Mencintai alam sebagai sumber belajar langsung. Satu-satunya cara melakukan nature study adalah dengan pergi ke alam, bertatap muka, berinteraksi langsung, dan menjalin hubungan intim dengan alam. Nature study itu, sederhananya, adalah ajakan kembali ke alam – first hand – berguru langsung pada ciptaan Tuhan. (source : Lyly Fresthy, http://www.cmindonesia.com/)
Nature study sepenuhnya alami, melatih mata dan pikiran untuk melihat dan memahami apa yang ada di alam. Hasil langsungnya bukanlah tumpukan pengetahuan ilmiah, tapi terbentuknya simpati yang hangat pada segala sesuatu apa adanya.” (What is Nature Study, 1904, Liberty Hyde Bailey)

Beberapa bahan bacaan tentang nature journal
http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-harusnya-tidak-rumit
http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-dari-mana-memulainya
http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-sesederhana-kembali-ke-alam


*c. Menonton Film Dokumentasi/eksperimen*
Anak-anak suka sekali menonton film dokumenter mengenai keajaiban penciptaan hewan
Misalkan:
Burung Hantu ternyata terbang tanpa menimbulkan suara
https://www.youtube.com/watch?v=d_FEaFgJyfA&t=2s
Burung Gagak yang pandai memecahkan masalah
https://www.youtube.com/watch?v=cbSu2PXOTOc&t=51s
Ikan Puffer yang membuat sarang dalam bentuk menakjubkan
A Japanese pufferfish makes an extraordinary sand sculpture to attract and win a mate.
https://www.youtube.com/watch?v=hpdlQae5wP8

*d. Berkegiatan Menjaga Alam*
Sebagai wujud bertanggungjawab dan rasa syukur terhadap amanah Allah.
Untuk kegiatan kami bisa di cek di FP : *Sahabat Alam Cilik*
SAC adalah ruang belajar kami untuk hidup yang selaras dengan alam dengan menghadirkan narasumber, maupun belajar langsung ke pakar (perajin, praktisi hidup ramah lingkungan, dll)
Beberapa kegiatan yang kami lakukan adalah :
- Membuat plastik dari singkong
- Membuat sabut mandi tanpa detergen
- Compost Art
- Membuat keramik
Salah satu contoh videonya https://web.facebook.com/SahabatAlamCilik/videos/1842532825996725/

*e. Lembar kerja Quran Menakjubkan*
Bisa cek di link https://web.facebook.com/dkwardhanidini/media_set?set=a.10153732156166216.1073741860.547146215&type=3
Album tersebut berisi lembar-lembar aktivitas sederhana untuk anak-anak dengan memperkenalkan tema-tema tertentu dalam Al-Quran. Ternyata di dalam Al Quran ada berbagai tema yang berkaitan dengan alam semesta. Free printable ini dikemas dalam bentuk edutivity sehingga anak-anak juga senang berinteraksi dengan lembar kerja ini. Tetap dampingi anak-anak saat mengerjakan, buka terjemahan, cari ayat bersama. Semoga juga bisa memberi ide untuk mengadakan halaqah kecil di rumah ^^.

*F. Field Trip dan Prakarya Dengan Bahan Dan Inspirasi Dari Alam*
Berisi dokumentasi field trip, science day, prakarya dan kegiatan-kegiatan si Kembar selama menjalani pendidikan rumah a.k.a homeschooling. Dalam album ini terdapat beberapa rekomendasi tempat-tempat belajar yang menyenangkan dan terjangkau.

Belajar dimana saja, kapan saja dengan siapa saja. Belajar untuk kehidupan, belajar untuk beramal... bukan sekedar menghafal..
https://web.facebook.com/dkwardhanidini/media_set?set=a.10153649047841216.1073741859.547146215&type=3

Kita pun perlu mengajarkan anak-anak cara mensyukuri karunia Allah berupa keaneka ragaman hayati yang ada di alam. Jangan sampai sains dan agama dianggap sebagai sesuatu yang terpisah. Bentuk rasa syukur yang pertama adalah dengan mengakui kemahabesarannya. Allah lah yang menciptakan bunga beraneka warna dan tersimpan rahasia bahwa warna bunga itu untuk menarik serangga sehingga serangga bisa membantu penyerbukan. Kadang kita ngga terpikir sampai kesana. Allah sudah mengatur semuanya, alam adalah buktinya.
Kita ajak anak berterima kasih atas hal itu, dengan memikirkan setiap detail fakta menakjubkan yang ada di alam. Bagaimana jika lebah punah? Bagaimana jika tidak ada lagi jamur yang tumbuh? Bagaimana jika burung-burung tak lagi punya habitat?
Dan tentunya menjaga apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Menjaga iman, tubuh, alam semua adalah karunia tak ternilai dari Allah untuk kita. Cara terbaik mensyukurinya adalah dengan menjaga dan merawatnya, serta menggunakannya seperti yang Allah kehendaki.

Sekian
🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
Web : rumahmainanak.org
IG : @rumahmainanak
FB : Rumah Main Anak
[27/9 10.16] Bundaranakayy: 1./ Salam kenal Mba Dini! Anak saya pecinta buku Busy Boat-nya lo, terimakasih ya😊
Saya ingin bertanya,
1. Bagaimana Mba Dini dan suami membagi peran dalam menerapkan Nature Journal untuk HS si kembar?
2. Apakah ada jadwal khusus dalam seminggu, untuk si kembar melakukan nature study?lalu, setelah nature study itu adakah evaluasi belajarnya? Bagaimana bentuknya?
Terimakasih sebelumnya mba dini😊
(Julian Firmania, Tangsel, 3y5m, RMA4)
[27/9 10.23] Bundaranakayy: 1. Untuk berbagi peran memang porsi lapangan lebih banyak saya yang pegang karena suami bekerja. Saya dulu pun bekerja, baru resign semester ini. Tidak rutin setiap hari pasti nature journal. Tapi jika ada kesempatan untuk dekat dengan alam, kami manfaatkan untuk belajar sekaligus kami diskusikan ttg Kemahabesaran Allah, kekuasaannya, kasih sayangnya kepada makhluknya dari apa yang kami amati itu.

2. Bagaimanakah mengukur hasil belajar anak? Apakah saat mereka mampu menjawab berapa kaki #belalang? Disebut apakah simetri tubuh #serangga? Termasuk hewan apakah manthis dengan cepat dan tepat?
Atau... Saat mereka menemukan makhluk kecil yang lemah, mereka bisa memperlakukan makhluk itu dengan penuh kasih sayang?
Bukan malah menjadikannya mainan?
Manakah yang kita pilih saat mendidik anak-anak kita? Sejujurnya... masihkah kita mengedepankan nilai dan angka dari pada karakter?
Atau misalkan kami ke kebun raya purwodadi, dan menemukan biji yang bersayap, ada beberapa jenis. Kami tanyakan ke anak-anak kenapa ya kok bijinya bersayap? nanti mereka akan menjawab misalkan supaya bisa terbang, kenapa kok biji terbang? kita diskusi...
Allah menciptakan biji bersayap supaya bisa tersebar jauh dari induknya dan tumbuh di tempat lain. Ternyata sayapnya ada yang tipis ada juga yang berbentuk baling-baling. alam juga menginspirasi manusia ya, manusia jadi meniru bikin baling-baling dari tumbuhan dst. seperti itu contoh yang kami lakukan ✅
[27/9 10.33] Bundaranakayy: 2./ Assalamu'alaikum mbak dini...
Alhamdulillah setelah 3th akhirnya bisa ketemu lg dlm majelis ilmu RMA😊

Mbak saya mau tanya,saya berusaha menjauhkan segala bentuk takhayul dr keluarga saya termasuk dlm mendidik putra saya.Tp yg berkembang di masyarakat kami,seperti pospak,baju yg tdk trpakai,bangkai hewan,dll 'harus di buang kesungai' supaya tdk sakit yg punya 'katanya'.
Saking banyaknya org sekitar yg berperilaku seperti itu,putra sy pun ikut2an.Pospak kalau saya buang ke sampah dia selalu menolak dan minta di buang di sungai.
Pertanyaan saya bagaimana ya mbak dini cara kita menjelaskan masalah ini ke anak yg lbh percaya dgn pengamatannya drpda kata2 saya?

Jazzakillah khoir🙏
(Andika / Daffa 34bln / Pasuruan / RMA4)
[27/9 10.34] Bundaranakayy: Kalau ke putranya mungkin lebih mudah dikomunikasikan, kalau yang diluar lingkaran pengaruh kita ini agak sulit butuh edukasi. Perkuat dulu tauhidnya mbak, akar tahayul ini kan karena ngga tahu bahwa hal-hal tersebut bisa jatuh pada kesyirikan. Kalau untuk tetangga dan kerabat, mungkin sekali-sekali perlu nobar film-film ttg dampak plastik pada lingkungan. Dini DK wardhani: misalkan yang sedotan masuk ke hidung penyu. Sampai berdarah waktu dikeluarkan. Akhirnya kami juga berusaha banget ngga minum pakai sedotan.

[27/9 10.38] Bundaranakayy: 3./ Assalamualaikum Mbak DK, saya sudah pesan ini buku nature journaling nya, 😍 saat ini kami menjalani pula nature journaling namun masih sangat random. Melihat Rana sangat menyukai menggambar ilustrasi, apakah terlebih dahulu yang diperkenalkan ke anak saat ingin membuat jurnal? Apa ada tahapan tersendiri? (Yuli, Rana kayy, 4y3m, Canberra)
[27/9 10.40] Bundaranakayy: Jawab :
Wa'alaykum salam wr wb Mbak Yuli mungkin bisa dibaca tautan ini ya...
▶ http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-dari-mana-memulainya
▶ http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-sesederhana-kembali-ke-alam
▶ http://www.cmindonesia.com/praktikcm/nature-study-harusnya-tidak-rumit
Artikel ini ditulis mbak Lyly yang sangat konsisten melakukan nature study setiap hari di alam. Saya ingin tambahkan sedikit, saya share sedikit soal gambar Keni di bawah ini.
Yang KIRI adalah gambar Keni satu tahun yang lalu saat kami mulai mencoba mulai membuat nature journal.. masih agak kartun :D
Yang KANAN adalah gambarnya saat ini, setelah kurang lebih satu tahun melakukan nature journaling dan ia melakukannya tanpa bantuan ibu ^_^
semoga bisa melihat bedanya ya.. .
Setiap anak akan berproses meskipun perlahan, dan tentu saja skill bukan hasil kerja satu malam. Skill adalah ketrampilan yang perlu jam terbang, perlu selalu diasah.. hasil tidak menghianati ikhtiar insyaAllah.
Yang perlu kita lakukan adalah dekatkan anak pada sumber belajar sesungguhnya, yakni ALAM ciptaan ALLAH. Atas ijin Allah jika memang punya kemampuan, dan dengan KETEKUNAN hasilnya akan nampak.

Les belum tentu jadi solusi, karena berapa banyak saya melihat karya anak yang menjadi seragam setelah keluar dari tempat kursus menggambar... sayang sekali.. anak kehilangan originalitasannya.

Semoga terjawab ^_^

Nb: gambar kanan memang sengaja ngga pakai mata ya.. karena keni sudah belajar haditsnya.
#naturejournal #naturejournaling #homeschooling
[27/9 10.41] Bundaranakayy: 4⃣ Slm kenal mba diniii ^^
Kebetulan kami ada rencana berkegiatan nature walk.
Nah bs tolong dilengkapi kah mba, selama ini bbrp cara sederhana mba & si kembar seperti quran jurnalin dsb itu saat mereka usia brp saja?

Anak sy msh 2,5 thn. Selama ini yg sy tau cuma nature study & nature jurnaling itu saja. Mau bukain qurannya, takut blm waktunya. Mau buka youtube, takut jd addicted & gagal fokus 😅

Mohon pencerahannya mba 🙈
Terima kasih banyaaak 😘

(Aisyah/syakira 33 bulan/jombang/rma 5)
[27/9 10.42] Bundaranakayy: Salam kenal mbak Aisyah... semua ada waktunya mbak. Saya baru mengenalkan nature journaling dan qur'an journaling setelah usia 7th. better late then early jika dipaksakan. Menurut saya, itu bertahap ya.. bisa di cek di imanshomeschool.com atau FP nya. Untuk quran journaling ibunya bikin, dan anak-anaknya tiap jenjang usia juga bikin tapi dengan kedalaman yang berbeda-beda.
jadi anak anak yang sudah sambil buka tafsir, ada yang cuma nggambar bendanya aja, ada yang sambil di dongengin kisahnya dan lain-lain. bisa dilengkapi buku-buku juga.
[27/9 10.47] Bundaranakayy: 5⃣ Assalamualaikum. Saya punya dua balita usia 6 tahun dan 2,10 bulan dan saya hidup di desa yg lebetulan kehidupannya masih asri. Nah saya ingin menanyakan kegiatan apa yg cocok untk kedua anak dalam mengajarkan tentang alam? Apa dengan mengajak anak jalan-jalan sekitar rumah melihat pemandangan itu juga sudah termasuk dalm pengajaran alam?        Usrotul/Madura/usia anak 2,10 bulan.
[27/9 10.49] Bundaranakayy: Wa'alaykum salam wr wb. Sudah mbak. sambil dibaca link yang saya share di atas ya. Selama melihat pemandangan, jangan selesai gitu aja trus pulang, tapi sambil diskusi. Kadang ibu perlu juga memancing, eh ini kok ada sarang laba-laba ya... eh ini bunganya kok unik ya.. dst.. Biarkan anak-anak mblusuk, nyari batu, nyemplung, ngoleksi daun dsb. Nanti bisa dibahas lagi di rumah. Kenapa daunnya beda, batunya ada yang berat ada yang ringan dst. Ide-ide kegiatan sudah saya share di materi ya
 ✅
[27/9 10.50] Bundaranakayy: 6⃣  Di materi dijelaskan tentang 3 hal dasar pengetahuan, yang saya ingin tanyakan tentang pengenalan diri sendiri, dengan cara apakah biasa mbak D.K. Wardhani mengajarkan hal tersebut kepada anak?
Saya mempunyai anak yg berusia 8tahun juga, masih PR untuk saya mengajarkan tentang menerima kekecewaan, saat dia tidak menerima apa yang dia mau, dia masih sering marah, tidak sampai menyakiti diri sendiri, benda atau sekitar sih, apakah ada tips yang bisa saya praktekkan untuk mengatasi hal tsb kepada anak sy yang sulung? Terimakasih. (Sena, anak Kenzo 26m, RMA 3)
[27/9 10.59] Bundaranakayy: Saya bukan psikolog. Nanti takut salah njawab nih ya. Saya coba berdasar pengalaman tapi agak singkat aja ya, nanti bisa didiskusikan dengan yang lebih ahli. Yang 3 hal dasar ini saya sampaikan dalam konteks mengenal diri sendiri sebagai makhluk Allah. Anak diajak untuk memahami, untuk apa dia diciptakan dalam bahasa anak-anak. Dan nantinya dia akan menjadi "siapa" kelak. Bahwa nantinya dia akan menjadi pribadi yang insan kamil, menjadi anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan juga bagian dari umat islam. Memang keliatannya agak rumit, tapi itu saya rasa tugas dan amanah orang tua mendidik anak untuk memenuhi peran-perannya itu.✅
[27/9 11.02] Bundaranakayy: tambahan pertanyaan:

Mbak dini bisa diberi contoh bentuk Quran Journaling yg dibuat seperti apa? Itu yg dikaitkan dengan kegiatan nature jurnal yang kita buat dan anak2 buat ya?
nanti setelahnya bisa belajar anatomy burung dan liat film ttg cara terbang burung
[27/9 11.05] Bundaranakayy: 7⃣ Saya titip pertanyaan yaa. Saya belom buka2 fp sahabat alam cilik tapi penasaran ide kegiatan yg dilakukan dari ide anaknya atau ibunya? Mulai kapan memperkenalkan metode ini ke anak? Sejak usia berapa?
(Dydy, Bandung, usia anak 36bln & 5bln RMA2)
[27/9 11.07] Bundaranakayy: Sahabat alam cilik mulai usia 7,5 th ++ mbak karena memang tujuannya adalah belajar mendalam tentang hidup yang berkelanjutan. Kenapa? karena bumi kita hanya 1 dan anak-anak ini yang akan menjadi leader di masa depan. Kegiatannya macam2 mulai bikin bioplastik, sampai mengenal arsitektur ramah lingkungan.
 ✅
[27/9 11.11] Bundaranakayy: 8⃣  Assalamu'alaykum mb dini, sy penasaran ttg nature journaling yg dilakukan mb bersama ananda, apakah ada urutan kurikulumnya atau cenderung spontanitas? Terima kasih (Tia, mutqin, magelang, 13 bln)
[27/9 11.12] Bundaranakayy: Sudah saya jawab di atas ya, bisa dibaca di link yg saya share.
kalau kami spontan mbak, ngga ada kurikulum, kalau pas diskusi belum paham berarti perlu pengulangan, gitu aja

[27/9 11.13] Bundaranakayy: 9⃣ Bun saya belum terbiasa kotor-kotoran dan dekat dengan serangga..
Jadi anak biasanya saya bebaskan explor di taman atau ke tempat wisata alam saja..
Kalau lihat hewan baru menjelaskan namanya, perilakunya, makanannya, dan sebentar mengamati. Tetep takut deket2 sama hewannya.. hehe

Agar anak sukses belajar dari alamnya, ada tips agar ibunya juga menikmati ngulik hewan & habitatnya bun?

Terima kasih (Nunik, Madiun RMA2)
[27/9 11.14] Bundaranakayy: Kalau anak-anak saya rasa pasti suka dan ngga takut, kitanya memang yang suka ngerem. Ngga ada cara lain kecuali nyemplung bareng anak. Karena beda sih main di taman dengan mblusuk yah, mungkin bertahap, kalau masih takut ke alam liar ya ke kebun raya dulu ✅
[27/9 11.17] Bundaranakayy: 🔟  Mb Dini...apakah untuk nature journal hrs punya keahlian melukis? krn anak2 saya tertarik dgn alam tp sepertinya tidak bakat melukis :D

Apakah kreativitas anak itu bawaan dari lahir ataukah bisa diasah? (Reni_RMA 1 dan 3)
[27/9 11.17] Bundaranakayy: Jawab :  Sudah saya jawab juga ada di atas, di perkembangan gambar keni

[27/9 11.18] Bundaranakayy: Yes...Alhamdulillah sudah semua pertanyyaan terjawab y mimo...

Baramgkali ada yang mau menanggapi??
[27/9 11.20] Bundaranakayy: Tambahan dari mbak Dini : untuk yang mengenal diri sendiri tadi, mungkin anak perlu diajak dan menamai emosinya, itu yang saya tahu, dan kita bisa menanggapinya. Misalkan dia marah-marah, kita perlu menanggapi dengan mengulangi misalkan oh kakak sedang kesal ya?
 biasanya nanti dia akan menceritakan kenapa kesalnya
kalau ngga salah ini ada di buku bahasa ibu atau bahasa bunda

[27/9 11.20] Bundaranakayy: Oiya mbak dini, nature jurnal ini pendekatannya mendekati ke Metode Charlotte Mason ya, seperti link yang mbak dini beri diatas?
[27/9 11.21] Bundaranakayy: sebenarnya nature walk, nature study atau nature journaling ini dilakukan oleh siapa saja. Hanya saja CM memasukkannya sebagai komponen penting dalam pilar pendidikannya
[27/9 11.28] Bundaranakayy: 🌿🌿🌿 Tambahan dari mbak Dini : untuk yang mengenal diri sendiri tadi, mungkin anak perlu diajak dan menamai emosinya, itu yang saya tahu, dan kita bisa menanggapinya. Misalkan dia marah-marah, kita perlu menanggapi dengan mengulangi misalkan oh kakak sedang kesal ya?
 biasanya nanti dia akan menceritakan kenapa kesalnya
kalau ngga salah ini ada di buku bahasa ibu atau bahasa bunda


📝🌿🍂🍁📝
Quote untuk renungan dari narasumber  : Kami ingin melepaskan diri dari ketergantungan pada nilai, angka, transkrip dan sejenisnya, seolah-olah semua itu adalah ukuran paten kecerdasan atau jaminan kesuksesan. Apa gunanya lembar ijazah bertabur nilai-nilai menakjubkan jika setelah lulus pun anak tidak tahu bidang apa yang ia minati? Lebih penting memastikan bahwa anak menjadi pembelajar mandiri, seseorang yang memiliki persahabatan yang menyenangkan dan akrab dengan pengetahuan. Itulah jenis relasi yang akan memberinya kecintaan serta kegembiraan untuk terus belajar sepanjang hayat.
-CINTA YANG BERPIKIR (Elen Kristi), hal. 67-