Jumat, 28 Juli 2017

Camilan 3 Level 2 Bunsay

Juli 28, 2017 0 Comments
🍓🍉🍒🍐🍇🍍
Cemilan Rabu 3

🍒MENDIDIK KEMANDIRIAN EMOSI🍒

Seorang lelaki duduk beristirahat dibawah pohon. Matanya menatap seksama kepompong kecil yang tergantung di cabang pohon tempatnya berteduh. Kepompong itu bergerak-gerak, nampaknya ada yang berusaha keluar dari dalam kepompong itu. Sungguh kesempatan langka, pikir si lelaki. dan iapun memperhatikan dengan lebih seksama. Cukup lama juga, kepompong itu terus bergerak-gerak, hingga akhirnya sedikit tersobek di salah satu sisinya. sobekan itu masih sangat kecil, belum cukup untuk pintu keluar bagi si penghuni kepompong. Maka iapun masih terus mengeluarkan tenaga, yang menyebabkan kepompongnya terus berguncang.

Lama kelamaan, si lelaki merasa jatuh kasihan, begitu banyak tenaga sudah dikeluarkannya, belum juga si penghuni berhasil keluar. Dilihatnya kepompong itu lebih dekat. Rupanya sobekannya masih juga terlalu kecil. Akhirnya diambilnya inisiatif untuk menolong si penghuni itu untuk bisa segera keluar. Segera diguntingnya kepompong tersebut sehingga terbuka lebar sisinya, agar si calon kupu-kupu bisa segera keluar.

Tapi sungguh diluar dugaan, yang keluar dari kepompong itu bukanlah kupu-kupu cantik, tetapi kupu-kupu dengan bentuk aneh. Kepala dan perutnya besar, sementara sayapnya lemah tak bisa terentang. Kupu-kupu cacat itu langsung terjatuh ke tanah, dan hanya bisa menggelepar-gelepar tak berdaya.

Ternyata tindakan si lelaki untuk menolong dengan menggunting kepompong itu yang justru menyebabkan cacatnya kupu-kupu itu. Sesungguhnya susah payahnya si kupu-kupu keluar dari kepompong, termasuk proses akhir pertumbuhan bandannya. Melalui kerja kerasnya mengguncang kepompong sampai tersobek itulah yang justru akan mengecilkan kepala dan badannya hingga ke ukuran yang pas. Sementara otot sayapnya menjadi kuat sehingga cukup kuat untuk mengepakkan sayapnya.

Tetapi campur tangan seseorang mengeluarkannya terlalu cepat, maka proses pertumbuhan terakhir itu tak sempat dilewatinya. Yang terlahir adalah kupu-kupu berkepala dan badan yang bengkak, dengan sayap yang loyo tak berkekuatan.

🍒CAMPUR TANGAN YANG MERUSAK🍒

Seperti kupu-kupu itu pulalah nasib anak-anak kita, jika orang tua terlalu banyak ikut campur tangan dalam pembentukan kemandirian emosi mereka. Ketika anak sudah sampai pada tahap pengendalian diri maka hampir seluruh upaya mereka lakukan sendiri. Orang tua hanya berperan sebagai fasilitator saja.

Saat anak berupaya mengendalikan emosi kemarahan, kesedihan atau kekecewaan yang menyerang dirinya, maka ayah ibu hanya bisa memotivasi saja, sementara si anaklah yang harus memutuskan sendiri, apakah ia akan lakukan atau tidak. Jika orang tua memberikan campur tangan dan bantuan untuk menyelesaikan masalah anak, maka anak tidak akan memperoleh pembelajaran hidup.

Ketika dua orang anak bertengkar, bukanlah tugas orang tua untuk melerai dan memutuskan siapa yang bersalah dan harus minta maaf. tetapi semestinya anak-anak itu sendirilah yang menyelesaikannya. Yang bisa dilakukan orang tua adalah memotivasi kedua anak yang sedang berseteru untuk berempati satu sama lainnya, sehingga perseretuan bisa diakhiri. Masing-masing bisa menghormati hasil fikiran temannya serta saling menghormati.

Bisa saja orang tua memaksa salah satu pihak yang dianggapnya salah untuk mengaku  salah dan minta maaf, tetapi bukannya menyelesaikan masalah, justru akan memperburuk masalah. Bukannya empati yang timbul dihati anak tapi justru rasa iri, merasa dipojokkan , pilih kasih  yang menimbulkan rasa dendam.

Disinilah orang tua belajar tega untuk tidak buru-buru menolong anak yang sedang berjuang menempuh ujian kehidupan. sehingga orang tua tidak terlibat dalam campur tangan yang merugikan. Sepintas nampaknya menolong anak keluar dari kesulitan yang dihadapi, akan tetapi justru menggagalkan pengembangan kemandirian emosi anak.

Salam ibu profesional
/Tim Fasilitator Bunsay 2/

Sumber Inspirasi
    Istadi, Irawati. Melipat Gandakan Kecerdasan Emosi Anak. Bekasi. Pustaka Inti:2006

Camilan 2 Level 2 Bunsay

Juli 28, 2017 0 Comments
🍓🍇 Cemilan Rabu #2 🍇🍓

CIRI ANAK MANDIRI DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN

Kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja ataupun orang dewasa. Jika pengertian mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah kemampuan yang disesuaikan dengan tugas perkembangan.

Adapun tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini antara lain belajar berjalan, belajar makan, berlatih berbicara, koordinasi tubuh, kontak perasaan dengan lingkungan, pembentukan pengertian, dan belajar moral.

Empat ciri kemandirian anak yang perlu diketahui:
1. Anak dapat melakukan segala aktivitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa.
2. Anak dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan, pandangan itu sendiri diperolehnya dari melihat perilaku atau perbuatan orang-orang di sekitarnya.
3. Anak mampu bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu ditemani orang tua.
4. Anak bisa mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain.

Lima tahapan perkembangan kemandirian anak yaitu:
1. Anak mampu mengatur kehidupan dan diri anak sendiri, misalnya: makan, ke kamar mandi, mencuci, membersihkan diri, dan memakai pakaian sendiri.
2. Anak bisa melaksanakan ide-ide anak sendiri dan menentukan arah permainan.
3. Anak bisa mengurus hal-hal yang ada dalam rumah dan bertanggung jawab terhadap sejumlah pekerjaan domestik, mengatur bagaimana menyenangkan dan menghibur diri sendiri dalam alur yang diperbolehkan, dan mengelola uang saku sendiri.
4. Anak bisa mengatur diri sendiri di luar rumah, misalnya di sekolah, menyelesaikan pekerjaan rumah, menyiapkan segala keperluan kehidupan sosial di luar rumah.
5. Anak mampu untuk mengurus orang lain baik di dalam rumah maupun di luar rumah, misalnya menjaga adiknya ketika orang tua sedang mengerjakan sesuatu yang lain.

Dalam mendidik anak mandiri ini dibutuhkan kesabaran dan pengetahuan yang cukup.  Jangan lupa bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa.  Oleh karena itu anak tidak boleh dituntut menjadi orang dewasa sebelum waktunya.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚 Sumber bacaan :
http://www.al-maghribicendekia.com/2013/09/ciri-anak-mandiri-dan-tahapan

Minggu, 23 Juli 2017

Challenge 2 Day 10

Juli 23, 2017 0 Comments
Malang, 22 Juli 2017

Ummi mendapat undangan rapat di sekolah Tete, karena undangannya pagi Ummi pun berencana sekalian  mampir ke Wilis dan Gajayana untuk mencari buku, tabung reaksi, pipet dan bahan penunjang lainnya untuk belajar di rumah. Alhamdulillah ketika dibangunkan Mbak Inay kooperatif sekali tanpa rewel dan langsung mengangkat kedua tangannya untuk berdoa  bangun tidur, padahal kemarin malam ia tidur larut sekali. #FitrahKeimanan

Sesampainya di sekolah Ummi langsung menuju ruang rapat, Alhamdulillah Mbak Inay bersedia menunggu di luar bersama  Tete tanpa menangis ketika Ummi tinggal. Mbak Inay dengan antusias mengajak Tete untuk melihat mas-mas bermain bola basket. Ummi bisa mengikuti rapat dengan tenang selama 2 jam, tanpa khawatir akan Mbak Inay, padahal ia fans beratnya Ummi yang paling gak bisa ditinggal sama Ummi tetapi sedikit demi sedikit kamu mulai mandiri dan berani tanpa Ummi nak karena tak selamanya Ummi bisa mendampingimu.

Menunggu Ummi 2 jam membuat Mbak Inay kehausan dan sedikit merengek karena ngantuk juga. Digendong Ummi langsung berhenti tangisannya. Kami pun berjalan ke arah Wilis dan mampir dulu untuk sarapan soto. Perut kenyang kami siap mencari buku. Mbak Inay begitu antusias berjalan sendiri dan memilah-milah buku. Tak hentinya ia berjalan kesana kemari untuk melihat tumpukan buku. Ummi pun pilihkan beberapa buku fabel dengan cerita yang menarik dan menanamkam budi pekerti seperti Lebah Si Gudang Madu, Gajah dan Festival Layang-Layang, dan Pipit yang Tak Pernah Putus Asa. Mbak Inay sangat senang ketika Ummi melihatkan isi bukunya. Mbak Inay menceritakan apa saja yang ia lihat di dalam buku tersebut. #FitrahBelajardanBernalar

Selesai belanja buku kami pun melanjutkan ke Gajayana untuk mencari alat sains. Mbak Inay yang sudah lelah tidur dengan nyenyaknya sampai di rumah. Alhamdulillah terima kasih sayang sudah menemani Ummi dan menjadi pribadi yang berproses mandiri.

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Jumat, 21 Juli 2017

Challenge 2 Day 9

Juli 21, 2017 0 Comments
Malang, 21 Juli 2017

Hari ini Mbak Inay masih agak rewel efek gigi 3 tumbuh sekaligus. Giginya gak pernah santai tiap tumbuh lansung rombongan. Maunya nyusu Ummi terus, kalau dilepas langsung nangis drama. Hehehe padahal kurang 3 bulan lagi Mbak Inay harus belajar disapih. Bangun nangis, mau mandi nangis, pakai baju juga nangis hmmm sabar namanya juga dia sedang ndak nyaman dengan giginya. Jurus-jurus komprod harus senantiasa diaplikasikan. Tetap tenang, rileks dalam membersamai si kecil insyaAllah hasil tidak akan menghianati proses.

Setelah bangun dari tidur pagi, Alhamdulillah mood Mbak Inay kembali membaik. Saat bangun Ummi suruh doa langsung mengangkat kedua tangannya sambil Ummi bacakan doa bangun tidur. Ummi ajak ke depan untuk menemani bekerja sekaligus Mbak Inay makan sayur asam dan tahu. Ia makan sendiri dengan tawa yang bahagia. Padahal sedari pagi nangis terus, Alhamdulillah mau makan dan bercerita dengan Ummi. Saat makan Uti datang, Mbak Inay senang sekali dengan kehadiran Uti. Uti mengajak Mbak Inay melihat burung di depan rumah sambil menunggu angkutan yang lewat.

Sambil menemani Ummi bekerja, Mbak Inay bermain pasir buatan dari tepung kanji, baby oil, pewarna makanan dan sedikit air. Mbak Inay asyik bermain pasir bersama Uti. 

Jurnal Kegiatan Mbak Inay
Fasilitator: Ummi

Bermain Pasir Buatan

Menyentuh tekstur pasir, menyentuh dan merasakan tekstur kerang, membentuk pasir, memindahkan pasir dari satu wadah ke wadah lain dengan bantuan sendok #FitrahBelajardanBernalar

Mengenalkan Allah sebagai pencipta kerang dan pasir, menumbuhkan imagi postif kepada Allah #FitrahKeimanan
Membantu Ummi bekerja dengan bermain sendiri.


Membuka Es Cream Sendiri


Berusaha membuka es cream sendiri walaupun sedikit sulit baginya
Merasakan sensasi dingin, mengenal konsep dingin #FitrahBelajardanBernalar

Ummi: Mbak Inay bisa buka sendiri
Mbak Inay: Abisa..abisa (aku bisa aku bisa) sambil menarik bungkus es cream sekuat tenaga lalu berkata kuat..kuat
Ummi: Oh Mbak Inay kuat buka sendiri
Mbak Inay: Iya, kuat

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Challenge 2 Day 8: Aku Berani Sendiri Ummi

Juli 21, 2017 0 Comments


Malang, 20 Juli 2017
Dang..ding..dung.. suara pengamen yang menabuh gendangnya, Mbak Inay langsung berlari keluar mencari asal usul suara setelah berhasil menemukan asal suara pengamen tersebut yang masih agak jauh dari rumah Mbak Inay kembali masuk ke dalam rumah dan mengambil uang koin di dalam laci.
Mbak Inay: Uan (uang)
Ummi: Buat apa nak
Mbak Inay: Kasik orang
Ummi: iya boleh, mbak kasih sendiri nggih
Mbak Inay: Iya

Sambil menunggu pengamen di depan rumah Mbak Inay sudah siap dgn uang koin yg akan diberikan kepada pengamen tersebut. MasyaAllah fitrah anak-anak memang suci dan baik, mereka pun menyenangi kebaikan untuk berbagi terhadap sesama. Semoga Ummi senantiasa istiqomah menjaga fitrah baikmu nak.

Akhirnya pengamen tersebut bernyanyi di depan rumah kami. Mbak Inay lansung menghampiri pengamen tersebut dan memberikan koinnya. Tak terlihat rasa takut diwajahnya berinteraksi dengan orang asing malah Mbak Inay semakin senang dan tertawa-tawa. Shalihah selalu ya sayangku.

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Challenge 2 Day 7

Juli 21, 2017 0 Comments
Ummi Aku Suka Makan Sendiri







Malang, 19 Juli 2017
Hari ini Mbak Inay masih demam karena giginya akan bertambah lagi. Kali ini giginya langsung 3 numbuhnya yang bikin Mbak Inay GTM makannya. Hanya mau dengan nasi atau mie bihun saja, makannya cuma dicemilin, karema sakit Ummi pingin suapin aja walau agak malas makan tapi tiap sendok yang masuk agak banyak. Eh dia bilang emoh, maunya makan sendiri.

Ummi: Mbak, ummi suap ya nak badannya khan masih ndak enak
Mbak Inay: moh, abisa abisa (aku bisa aku bisa)
Ummi: Iya sayang ndak apa..

Alhamdulillah, walau sakit tidak mengurangi kemandiriannya dalam beraktifitas. Walau makannya ndak banyak tetapi Mbak Inay sudah berproses untuk mandiri. Terima kasih sayang sudah bekerjasama dengan Ummi. Ya, karena mendidik anak sama dengan mendidik diri sendiri maka saya pun sebagai orang tua juga berproses untuk membersamaimu dalam kemandirian sayang.

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Challenge 2 Day 6

Juli 21, 2017 0 Comments
Aku bisa Gosok Gigi Sendiri


Malang, 18 Juli 2017
Pagi ini Mbak Inay bangun pagi sekali jam 4 sudah bangun dan minta jalan-jalan. Ummi jelaskan bahwa langitnya masih gelap sayang, kita jalan-jalannya selepas shubuh ya. Setelah sholat shubuh, Mbak Inay sudah geger minta jalan-jalan lagi. Umik, jala-jala katanya. Mbak Inay suda siap dengan memakai jaket dan jilbabnya. Baiklah kita jalan-jalan sekalian belanja ke pasar yuk nak. Alhamdulillah pasarnya dekat dengan rumah kami, jadi dengan jalan kaki sudah bisa ke pasar. Selama perjalanan pulang pergi dari pasar Mbak Inay berjalan sendiri tanpa minta gendong sedikitpun. MasyaAllah sampai ibu-ibu yang menjumpai kami di setiap perjalan sampai kagum dengan Mbak Inay. Anakku begitu cepatnya engkau mandiri nak.

Sepulang dari pasar Mbak Inay sarapan dan lanjut gosok gigi dan mandi. Mbak Inay sudah terbiasa menggosok giginya sendiri, lagi-lagi gak mau digosokin sama Ummi. Ya Allah nak, cepat sekali engkau mandiri. Namun, setiap kali gosok gigi Ummi harus bernyanyi lagu favoritmu. Lagu ini yang dulu Ummi sering nyanyikan untuk melatih Mbak Inay senang gosok gigi. Hehe.. Mbak Inay baru berlatih gosok gigi di usia 12 bulan karena giginya baru tumbuh pertama kali di usia tersebut dan langsung 4.

Ummi: Mbak, gosok gigi dulu ya nak..
Mbak Inay: ya, sisik (gosok gigi)
Ummi: Ini sayang sikat giginya
Mbak Inay: Nyanyi..nyanyi..

Ini dia lagu pengantar gosok gigi Mbak Inay

Ayo rajin sikat gigimu
Kita usir semua kuman
2 kali pagi dan malam sebelum tidur dan sesudah makan

Ayo ambil sikat gigimu
Beri pasta gigi secukupnya
Lalu rapatkan gigimu
Tunjukkan senyum lebar ceria

Gosok gigi depanmu
Arah atas bawah dan berputar
Jangan lupa gigi belakang
Gigi bersih sehat ceria

Dan Mbak Inay pun sikat gigi dengan happy-nya. Shalihah selalu ya nak..

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Senin, 17 Juli 2017

Challenge 2 Day 5

Juli 17, 2017 0 Comments
Malang, 17 Juli 2017

Proses TT tetap berlanjut walaupun hasilnya sama seperti kemarin namun banyak sisi positif dan hikmah yang bisa diambil. Mengembalikan fitrahnya akan kebersihan, membantu menjaga lingkungan dengan mengurangi pemakaian pospak, dan bekerja sama dengan Abi.

Hari ini seperti biasa setiap selesai mandi Mbak Inay minta dibelikan susu di Budhe Ndari. Mbak Inay sudah paham ketika membeli harus membawa uang, selesai membeli ia membuka susunya sendiri dan mengocoknya sebelum diminum. Setelahnya kami asyik bermain tuang menuang air dari botol ke dalam gelas, mengambil kerang di dalam air dan diakhiri dengan menyiramkan air ke jalan. Semua dilakukan Mbak Inay sendiri sambil ditemani Ummi sebagai fasilitator saja. Mbak Inay pun membantu Ummi membereskan mainannya.Ummi belum bisa mendokumentasi kegiatan Mbak Inay beberapa hari ini karena kalau ketahuan pegang hp langsung direbut minta lihat video di youtube sama si anak visual ini. 

Saat Ummi bekerja Mbak Inay membantu Ummi dengan memberikan kembalian kepada pelanggan. Dan Mbak Inay bermain sendiri di dekat kami ketika Ummi dan Abi sedang sibuk bekerja. Mbak Inay juga sudah bisa dimintai tolong ini dan itu oleh Ummi. Berusaha melakukannya sendiri walau terasa sulit baginya sambil berkata, "abisa..abisa". (Aku bisa aku bisa).

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Challenge 2 Day 4

Juli 17, 2017 0 Comments
Malang, 16 Juli 2017

Proses Toilet Training hari ini hampir sama dengan sebelumnya. Mbak Inay masih belum bisa menahan pipisnya sebelum sampai di kamar mandi. Tantangan bagi Ummi kali ini mungkin karena terbiasa menggunakan pospak Mbak Inay jadi sedikit melenceng dari fitrah kesucian, sehingga ketika celananya basah terkena pipis atau pup Mbak Inay tidak begitu risih. Ini PeeR besar buat Ummi untuk mengembalikan fitrahnya senang akan kebersihan, kadang untuk membasuh bekas pipis dan pupnya ia ndak mau.

Selain fokus pada toilet training, Ummi melihat Mbak Inay sudah mandiri di hal yang lain seperti saat akan memakai sandal atau sepatu ia memutuskan untuk memakainya sendiri, membuang sampah pada tempatnya, berbicara dengan jelas ketika menginginkan sesuatu, meminta tolong ketika membutuhkan bantuan, makan sendiri, minum dengan memegang gelas sendiri. MasyaAllah rasanya begitu cepat sekali engkau besar nak, sedikit demi sedikit menjadi pribadi mandiri dan tak lagi memerlukan bantuan Ummi untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Terima kasih sayang sudah menjadi guru kecil bagi Ummi..
Menjadikan Ummi terus memperbaiki diri demi mendidikmu..
Menjadikan Ummi berani melangkah terus ke depan..
My Sholihah My Sunshine..

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Challenge 2 Day 3: Toilet Training

Juli 17, 2017 0 Comments
Malang, 15 Juli 2017

Perkembangan Toilet Training Mbak Inay
Ummi lebih semangat dan insyaAllah sudah stok sabar lebih banyak.
2 Jam sekali baru pipis dan setiap pipis masih lupa bilang ke Ummi, tapi Ummi tetap sounding terus dengan diikuti Mbak Inay kalau mau pipis kemana nak, kalau mau pipis bilang ya sayang nanti.

Sore hari saat Ummi menyiapkan air untuk mandi Mbak Inay tiba-tiba ia berkata, "Mik, pipis" saya pegang celananya masih kering berarti ia sudah paham langsung saya bantu melepas celana tiba-tiba belum sampai lepas eh sudah curr duluan. Hehehe, mungkin Mbak Inay belum mampu untuk menahan rasa ingin pipisnya. Sabar ya Ummi..

Malam hari pun begitu Mbak Inay lupa bilang lagi, baju Ummi yang basah diompolin. Semangat semangat insyaAllah Mbak Inay semakin berproses menuju bisa. Terus berusaha sayang, insyaAllah suatu saat kamu mampu..

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Challenge 2 Day 2: Toilet Training

Juli 17, 2017 0 Comments
Malang, 14 Juli 2017

Melatih kemandirian anak sama dengan berlatih keluar dari zona nyaman kita. Ketika Mbak Inay masih menggunakan pospak, Ummi mah bisa santai selonjoran gak takut najis, gak perlu ngepel sering2, gak harus nyuci baju tiap hari. Tetapi ketika Ummi membiasakan dirimu berlatih toilet training, maka Ummi harus siap dengan semua konsekuensi yang harus diterima. Harus siap ngepel setiap saat, cuci baju setiap hari, menanyai Mbak Inay tiap jamnya, mengganti sprei yang basah kena ompol dan ganti baju setiap akan sholat. Ya melatih anak sama dengan melatih diri sendiri, walau menantang, walau tidak butuh waktu yang sebentar insyaAllah berbuah manis dengan melihat si kecil bertumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Ya karena menjadi orang tua pastilah lelah, maka biarlah lelah ini bernilai pahala di mata Allah. Semangat Ummi..

Proses Toilet Training Mbak Inay
Pukul 10.00
Selesai mandi Ummi pakaikan Mbak Inay celana dalam khusus TT yg terdapat plastik di dalamnya dan ditambah popok kain. Sebelumnya sudah Ummi sounding bahwa pipis di kamar mandi ya nak, kalau mau pipis Mbak Inay bilang ya nak. Iya, jawabnya. 
Tiap jam Ummi tanya Mbak mau pipis..

Pukul 12.00
Saat makan siang tiba-tiba Mbak Inay bilang, "Mik, pipis". Begitu mau diajak ke kamar mandi, eh ternyata sudah basah. Sabar namanya juga sedang latihan, Ummi sounding kembali nak kalau mau pipis bilang ya sayang.
Ummi sudah siap dengan alat tempur pel-pelan.

Pukul 13.00
Mbak Inay teriak "Mik, basah (sambil menginjakkan kakinya di atas pipisnya)".
Ya Ummi telat lagi..

Siang - Sore hari aman karena Mbak Inay bobok dan belum pipis

Pukul 17.00
Celana sudah basah tapi Mbak Inay tidak memberi kode ke Ummi

Pukul 20.00
Basah lagi dan Ummi ndak dikasih kode

Karena akan tidur Ummi ganti celana dalamnya dengan pospak agar bertahap toilet trainingnya. Bismillah besok harus lebih semangat lagi walaupun hari ini belum berhasil, namun Mbak Inay sudah bisa memberitahukan ketika ia pipis. Semangat mengembalikan fitrahnya kepada kebersihan.

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Jumat, 14 Juli 2017

Challenge 2 Day 1: Toilet Training

Juli 14, 2017 0 Comments


Malang, 13 Juli 2017

Game Tantangan kali ini di kelas Bunda Sayang tentang “Melatih Kemandirian Anak” hal yang juga sudah Ummi terapkan kepada Mbak Inay sejak usia 8 bulan dengan belajar makan sendiri. Saat itu saya berencana mengajarkan toilet training pada usia 18 bulan, namun belum Ummi lakukan mengingat pada waktu itu Mbak Inay belum menunjukkan kesiapan seperti bisa membedakan pipis dan pup. Menginjak usianya sekarang 20 bulan Mbak Inay sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk toilet training seperti sudah bisa membedakan pipis dan pup, mengenal konsep basah ketika pipis, mengenal konsep bau ketika pup, serta pospak yang dipakainya sering kering dalam kurun waktu 2 jam. Ditambah lagi adanya game level 2 yang memberikan tantangan kepada Ummi untuk melatih kemandirian anak, aha ini bisa jadi langkah awal untuk memulai toilet training Mbak Inay yang juga bertepatan dengan kesiapannya.

List Kemampuan yang ingin Ummi latihkan kepada Mbak Inay adalah Toilet Training. Untuk makan sendiri karena Mbak Inay sudah bisa semenjak usianya 8 bulan, waktu itu Ummi juga melatihnya secara bertahap dari yang makanan berceceran kemana-mana, dibuat mainan, dihambur-hamburkan, lengket dimana-mana, sampai bisa makan sendiri dengan rapi dengan bantuan tangan dan sendok. Proses yang begitu indah ketika diingat, bukan hasil agar anak cepat mandiri dan bisa ini itu sendiri melainkan melalui proses inilah Mbak Inay belajar untuk mandiri dengan kemampuannya sesuai tahap tumbuh kembangnya.

Tantangan yang mungkin akan Ummi jumpai ketika melatih Mbak Inay toilet training adalah harus siap mengepel lantai sesering mungkin, mencuci baju setiap hari. Bismillah insyaAllah Ummi siap untuk melatih Mbak Inay berproses menuju kemandirian. Walau Ummi tahu proses ini tidak membutuhkan waktu yang sebentar mengingat proses makan sendiri yang Mbak Inay lalui sampai bisa makan sendiri dengan rapi seperti sekarang.

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Game Level 2

Juli 14, 2017 0 Comments
🔘🔘🔘🔘🔴🔴🔴🔘🔘🔘🔘

*GAME LEVEL 2 - Tantangan 10 hari Melatih Kemandirian Anak*

(Periode 13 - 30 Juli 2017)

Dalam tantangan 10 hari di materi kemandirian  kali ini, kita akan memberikan apresiasi kemandirian dalam beberapa kategori yaitu:
👪 Bagi anda yang sudah memiliki putra/i

💑Bagi anda yang ingin melatih kemandirian berdua dengan pasangan karena di rumah belum ada anak-anak

🙋Dan Bagi anda yang masih single.

Bagaimana caranya?

1⃣ Buatlah list kemampuan kemandirian apa saja yang ingin anda latihkan baik kepada putra/putri anda (bagi Ibu yang sudah memiliki anak), atau kepada anda dan pasangan (bagi ibu yang belum memiliki anak), atau kepada diri anda sendiri (bagi anda yang masih single).

2⃣ Buatlah program *One Week One Skill* Dalam satu bulan ini min. melatih 1 kemandirian dan max. 4 kemandirian.

3⃣ Abadikan portofolio kemandirian anak ➡👪

Kemandirian kita dan atau pasangan ➡💑

Kemandirian diri kita sendiri➡🙋

Bisa  dalam bentuk foto dengan caption atau tulisan narasi yang anda  posting setiap hari,  minimum selama 10 hari dan max. tak berbatas waktu, bergantung komitmen yang anda buat.

Posting Portofolio di Blog/Platform lainnya, disertai hashtag :

#Level2
#BunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Tantangan10hari

Setelah Posting bisa isi gform di
http://bit.ly/TantanganLevel2


🔘🔘🔘🔘🔴🔴🔴🔘🔘🔘🔘

Materi 2 Bunda Sayang Melatih Kemandirian Anak

Juli 14, 2017 0 Comments


Materi 2 Kelas BunSay #2
Senin, 10 Juli 2017
Fasilitator : Heny
KorLan : Yulia Ika

MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita madih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?

Usia 1-3 tahun
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
Toilet Training
Makan sendiri
Berbicara jika memerlukan sesuatu

🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :
👨👩👦👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
👨👩👦👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
👨👩👦👦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
Aturan berbicara :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

Aturan bermain:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudaj tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

Anak usia 3-5 th
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

🔑Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
👨👩👦👦Hargai keinginan anak-anak
👨👩👦👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
👨👩👦👦 Terima ketidaksempurnaan
👨👩👦👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
👨👩👦👦 Berbagi peran bersama anak
👨👩👦👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus.Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

Anak-anak usia sekolah
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, mka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

🔑Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah
👨👩👦👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
👨👩👦👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
👨👩👦👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
👨👩👦👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:
1Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2Ketrampilan Literasi
3Mengurus diri sendiri
4Berkomunikasi
5Melayani
6Menghasilkan makanan
7Perjalanan Mandiri
8Memakai teknologi
9Transaksi keuangan
🔟Berkarya

3Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1Konsistensi
2Motivasi
3Teladan

Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?

Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak
1Rumah harus didesain untuk anak-anak
2Membuat aturan bersama anak-anak
3Konsisten dalam melakukan aturan
4Kenalkan resiko pada anak
5Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak.Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita

Salam,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber bacaan:

Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014
Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara
Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi



Diskusi

1.      Andriyanti
1.bgm tips melatih kemandirian pd anak usia sekolah..kelas 3SD ?
saya tampilkan tabel kemandirian berdasarkan usia ya mba, silakan mba sesuaikan dgn usia ananda. Silakan diperhatikan apa saja y harus dilatih sesuai usia ananda d rumah.                       

abcc.jpg 

2.bgm cara bernegosiasi yg efektif dg anak dlm rangka melatih kemandirian nya?
Mba andri bisa diskusi dgn ananda mengenai apa itu kemandirian, apa saja y harus ananda bisa lakukan sendiri, dan sampaikan harapan mba thdp ananda mengenai mengapa ananda harus belajar mandiri, sampaikan andai orang tua tidak dapat mendampingi ananda lagi, ananda sudah siap dan mampu mandiri.lalu bisa sama2 melihat tabel target kemandirian berdasarkan usia, diskusikan mana y akan dilatih bersama ananda diawal, lalu lakukan.. lakukan..lakukan...

3.utk kesalahan fatal dlm hal melatih kemandirian ini sering dialami ortu ....bgm tips/ cara spy bisa lebih "TEGA" ?         
TEGA(s) ini tentunya harus dimulai dgn aturan yg jelas, apa saja yg harus dilakukan apa tujuannya, setelah sama2 memahami, boleh juga membuat sistem reward n punishment.
Dan lalukan dgn konsisten dan komitmen



2.      Artit Meita
Assalamualaikum,
"Kakak adalah contoh figur bagi adik - adiknya.  Beri contoh baik pada kakak dan kan kau dapati adik - adiknya mengikuti kebaikannya".
Saya menulis kata-kata tersebut diblog, sejatinya kakak adalah role model adik2nya. Tapi terkadang keadaan dilapangan berbeda sesuai mood, si kakak (7y) mandiri mengembalikan mainan setelah bermain tapi terkadang membuat si adek (3y) lebih santai dan cenderung mengandalkan si kakak. Bagaimana agar kakak dan adik bisa sejalan kemandiriannya dan adik tidak terus mengandalkan si kakak. Terimakasih                       

mba Artit, ananda memiliki rentang usia berbeda dan cukup jauh, mba bisa melihat apa saja kemandirian yg harus dicapai ssuai tahap usia ananda, dan menyesuaikan dgn kondisi ananda dirumah, lalu mulai berlatih kemandirian berdasar usia dan kondisi masing-masing ananda

3.      Ayunda
1. Gmn cara mengatasi anak yg sdng tantrum dgn cara menangis meronta2 saat menginginkan sesuatu yg tidak disetujui oleh orang tua?
Anak itu paling pintar membaca situasi, saat keinginannya tidak diikuti, senjata paling ampuh adalah dgn membuat orang tua gusar, merasa malu dgn sekitar, penat dsb. Salah satu nya dgn cara menangis meronta.
Saran saya, jika ananda seperti, biarkan saja, sampaikan bahwa ananda boleh mengeluarkan perasaan kesal, marahnya, dan jika sudah puas menangis, kita akan membicarakan nya.
Awasi saja dr jarak tertentu, pastikan ananda dlm kondisi aman.

2. Bagaimana melatih kemandirian anak usia 1-3th. Apa sebatas memberikan pemahaman terus menerus tentang kemandirian yg ingin kita latih
Silakan melihat tabel kemandirian berdasarkan rentang usia nya ya mba, lalu lakukan latihan kemandirian tsb.

3. Bagaimana jika terjadi pada anak yg rasa ingin tahunya tinggi pada usia 1-3th tentang smua aktivitas yg dilakukan org tua ato org2 disekitarnya. Maka qta org tua apa membiarkannya mengeksplor keingintahuannya atau kita harus membuat aturan dan perjanjian pada anak mana yang boleh dan tidak dilakukan? Tapi jika aturan yang dibuat tetapi anak tidak merasa puas bagaimana?

Selama itu positif mengapa tidak? Mengenai tingkat kepuasan thdp aturan, kembali ke tujuan dibuat aturan, maka berpegang saja di koridor tsb. Toh kita pribadi pun sering tidak puas thdp peraturan-peraturan yg ada, namun jika untuk kebaikan, maka tunduk adalah hal terbaik bukan?


4. Apa menyekolahkan anak sedini mgkn dapat mempercepat proses kemandirian anak?

Latihan kemandirian yg paling efektif dan terbaik adalah dirumah dengan guru utama dan terbaik nya, yaitu orang tua.
Jangan mengandalkan pihak ketiga untuk melatih hal-hal yg akan dijadikan bekal ananda kelak saat kita tidak dapat mendampingi nya lagi                        

4.      Kholilatul Wardani
Assalamualaikum,
1. pada Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  salah satu contoh  membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri. dalam proses latihan ini apakah sama sekali tidak boleh anak berlatih sendiri? untuk mengajari biasanya memang membersamai, akan tetai dalam stepnya terkadang saya juga membiarkan anak saya untuk berlatih sendiri, contoh makan, proses awal2 saya temani, ajari, arahkan, semakin dia menunjukkan progress, saya berusaha memberikan waktu anak sendiri tanpa di awasi untuk kegiatan yang sedang dia pelajari, karena saya ingin melatihnya tidak selalu saya ada di sampingnya untuk mengajarkan. bagaimana dengan kondidi seperti ini ( belum 100% full bisa sendiri, tapi saya berikan waktu untuk latihan sendiri)
terkadang juga tidak di set untuk latihan makan misal, tapi dia melakukan sendiri, karena tempat makan yang bisa dia jangkau sendiri)
*memang berbeda dengan saat membersamai, saya bisa tau kekreatifitasan anak saya, saat ada masalah yang muncul dalam latihan, saya berikan waktu sendiri mungkin kalau secara ketercapaian di atas 60%)

Diawal pelatihan ananda memang harus dibersamai, kita jelaskan dan contohkan caranya, dan seiring anak y makin mahir, tidak mengapa dibiarkan sendiri. Biarkan ananda bereksplorasi kemampuan baru nya.


2. disampaikan bahwa jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya. (pada contoh aturan bermain) ;
a. apakah pada usia 1-3 ini kita full menjadi peran teman?
b. apabila tidak kapan kita berperan jadi ortu dan kapan jadi teman?
c.  bagaimana agar peran kita terampaikan dengan baik, misal saat kita menasehati berperan jadi ortu, anak malah menghiraukan karena dianggap teman, dan pada saat kita menjadi teman, anak kurang terbuka karena menganggap kita dalam peran ortu?
d. apa saja peran ortu untuk anak usia 1-3 tahun?

Saya pribadi lebih memilih tetap berperan menjadi orang tua namun bisa dijadikan teman terbaik bagi ananda untuk bercerita semua hal yg ditemui nya, baik sedih, senang, marah dsb
3. terkait pernyataan 'jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.'
dalam kondisi ini saya berusaha menjelaskan ke anak saya bahwa "anak shalih harus ngomong, kalau nangis bunda gak ngerti"seringnya metode ini berhasil, akan tetapi ada case2 tertentu yang saya tidak memahami apa yang dia inginkan..lalu step saya " anak shalih..bilang sama allah ya nak, bunda gak ngerti anak shalih mau apa?biar allah dengan caranya yan menunjukkan apa yang anak shalih inginkan". Untuk step seperti ini saya tidak mengetahui jawaban secara langsung, tapi alhamdulillah biasanya dengan cara Allah dimudahkan.
yang saya tanyakan untuk step ke 2 yang saya ceritakan di atas, terkadang jngka waktu dalam menemukan jawaban yang anak inginkan kan beda, dengan kondisi dia tetap menangis.
a. step apa yang harus dilakukan oleh ibu agar dalam kondisi seperti ini tetap mampu memanage emosi,
Keren mba Dhani, ananda sudah diajarkan memahami menyampaikan apa y diinginkan dgn baik 👍🏻👍🏻👍🏻
Memberi ruang antara ibu dan ananda sesaat bisa jd sarana untuk memanage emosi, banyak istighfar dan mendoakan ananda yg terbaik.
Supaya tidak keluar kalimat-kalimat yg tidak diinginkan boleh juga gigit lidah, agar otak memiliki waktu mencerna.

b. step apa agar ibu selalu menemukan second opinion, tidak mentok, sampai menemukan keinginan anak
. Bagaimana dgn membiarkan ananda menuntaskan emosi yg tidak nyaman nya terlebih dahulu sampai ananda siap untuk menyelesaikan apa yg diinginkan nya?

c. bagaimana mengatasi kondisi pola pendidikan yang berbeda dengan orang tua kita, contoh, saat anak menangis karena sesuatu hal, kita berusaha menjelaskan dan kemudian mengalihkan perhatian ke hal lain; dalam proses menjelaskan ortu sudah mengambil dan seolah mengiyakan permintaan dengan janji2) bersama ortu seminggu sekali (ke anak kita belajar dan tidak pernah membohongi dengan janji2 yang tidak dilakukan) ; juga telah berusaha sounding ke ortu, tapi terkadang hal yang sama di lakukan; padahal saat di menangis kita ingin menuntaskan perasaannya itu, dengan penjelasan bukan dengan metode pengalihan yang seperti itu.

Selalu sampai kan dan komunikasi kan ke orang tua perihal cara kita menghadapi ananda, sampai kan dgn cara paling sederhana y paling mudah dimengerti orang tua kita.
Kepada ananda pun selalu tanamkan nilai-nilai yg kita pegang, shg pertemuan sesaat dgn Kakek neneknya tidak menjadikan ananda menghadapi dualisme aturan yg membingungkan

d. kalau ke diri saya, saya berusaha untuk tetap tidak memarahi, berkata kasar atau nada tinggi, bagaimana dengan menjelaskan ke orang di sekitar saya untuk berlaku hal yang sama, karena saya suka sedih kalau liat anak dimarah2 dan di bentak2, karena ketidakpahaman orang tua) terkadang juga saya mau kasih tau tapi responnya, saya aja gak tau sikap anaknya, kalau ga digituin gak akan berhenti. bagaimana yg seharusnya saya lakukan (jadi baper soalnya)

Bagaimana dengan keteladanan mba ? Kita lakukan y terbaik yg bisa kita lakukan, biarkan orang disekitar melihat hasilnya, lalu membangun ketertarikan untuk belajar dan melakukan hal yg sama dgn y kita lakukan.

4. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan (kerelaan anak).
a. Sampai tahap mana kita melatih menerapkan aturan ke anak kita tentang suatu aturan?

Mba Dhani akan melakukan sampai tahap mana kira2 thdp ananda?

b. indikator apa saya yang bisa kita lihat bahwa anak2 sendirilah yang rela menjalankan aturan tersebut

Tentunya mba Dhani bisa melihat ditahap mana ananda melakukan krn terpaksa dgn ananda melakukan krn terbiasa?

c. bagaimana membedakan anak2 yang memilih sendiri untuk menjalani dengan aturan, atau terpaksa menjalani aturan, (untuk usia 1-3 ; 3-5; usia sekolah) karena banyak kta lihat di kondisi sekarang, bahwa anak2 usia sekolah  hanya sekedar menjalani aturan tapi karena terpaksa bukan karena kesadaran.

Amati saja, pasti akan terlihat mana y berdasar kesadaran mana y terpaksa.

d. apakah anak usia 1-3 tahun bisa memiliki perasaan terpaksa?pada usia berapa perasaan terpaksa itu muncul?

Seperti nya rasa terpaksa itu mutlak dimiliki setiap orang saat mesti berhadapan dgn tgg jawab ya mba, mgkn y bisa kita lakukan adalah memberikan pemahaman dan proses yg menyenangkan thdp ananda. Misal nya usia 3-5 tahun, ananda harus mulai berlatih membereskan mainannya sendiri, mencuci baju sndiri, piring sendiri dll. Kita kira ananda akan sangat keberatan dan terpaksa, namun percayalah anak usia ini sangat suka bermain dgn air, sehingga mencuci alih-alih dirasa sbgi tgg jawab dan dilakukan dgn terpaksa justru menjadi hal y sangat menyenangkan

5. pada point Terima ketidaksempurnaan, tips2 apa bagi para bunda agar lebih mudah dalam menerima ketidaksempurnaan?misal tidak menyukai hal yag disukai anak lain.

Dengan menurunkan standar penerimaan kita. Sehingga kita akan menerima ketidak sempurnaan tsb.

6. dalam melatih kemandirian anak, kapan indikator apa yang bisa kita lihat bahwa anak siap untuk dilatih mandiri?berdasarkan apa?karena kalau berdasarkan referensi kan secara umum, terkadang anak kita bisa sama, bisa juga berbed dari ref yang ada. Misal terkait memegang sendiri benda tajam; dari referensi usia 4-5; akan tetapi anak bisa saja sebelum itu, pertanyaan saya, indikator apa yang menunjukkan bahwa anak ini sudah siap untuk dilatih mandiri, sama sepert baca tulis dkk (terkadang ada statement terlalu dini dkk; oleh karena itu butuh indikator jelas yang menggambarkan kesiapan)

Amati saja mba, tentu orang tua yg selalu ada didekatnya, memahami sejauh mana ananda siap dilatih kemandirian nya

7. anak saya usia 21m; sudah mulai lancar naik turun tangga sendiri, saat mau dibantu untuk dipegangi, sering menolak, karena dia bilang "bunda..anak shalih aja" kalau tidak berbahaya saya biarkan untuk pengawasan saja ; tapi untuk kondisi tertentu yang bahaya, dia tidak mau, bagaimana menjelaskan pada anak, agar dia memahami, tanpa mencederai perasaan belajarnya yang tinggi.

Selama ananda dlm kondisi aman, tidak membahayakan diri dan juga orang disekitar nya biarkan bereksplorasi, namun sekiranya dpt membahayakan, sampaikan saja dgn bahasa y lugas. Insyaallah anak akan memahami nya.

5.      Ridla
Assalamualaikum, saya Ridla, ibu dari 2 anak lelaki (4th dan 3th)
1. Umur brp sebaiknya anak mulai tidur sendiri di kamar sendiri?

Saya pernah membaca, ananda sudah boleh belajar tidur sendiri diusia 3 tahun. Krn diusia ini ananda sudah terlepas dr kebutuhan akan ASI dr ibu nya.
Untuk prosesnya, saya baca dr buku melatih kemandirian Abah Ihsan, ananda Diusia 3-4 tahun, pisahkan tempat tidur, namun masih tetap dalam satu kamar, lakukan ini selama 1 tahun agar ananda merasa " ah ternyata tidak apa2 tidur sendiri"
Barulah pada usia 4-5 tahun pisahkan kamar ananda, dan temani sampai ananda tertidur dikamarnya. Lakukan selama 1 tahun
Setelah satu tahun, 5-6 tahun, dimana tahap 1 dan 2 sdh terlewati barulah Ananda siap untuk tidur dikamar sendiri tanpa ditemani.

2. Efektif kah jika saya mengajarkan kemandirian kepada anak², tp saya sendiri sehari-hari dibantu ART?
Sampaikan saja pada ananda, bahwa ibu membutuhkan art untuk melakukan pekerjaan yg tidak bisa ibu lakukan sendiri, untuk membantu ibu. Untuk hal-hal yg harus ibu lakukan sendiri, ibu akan lakukan.
Dan latih ananda untuk mengerjakan sendiri apa yg menjadi kewajiban nya sndiri.

3. Selama ini, saya mengajarkan kemandirian ke anak² hanya sebatas apa yg saya kerjakan sendiri juga, seperti memasak, mengatur baju di lemari, dll.  Sedangkan pekerjaan ART (seperti mencuci baju, menyetrika baju)  tidak saya ajarkan kepada anak². Menurut bunda Heny, salahkah saya? Atau lebih baik saya tetap ajarkan saja kepada mereka? 

Menurut saya tidak mengapa diajarkan, dilatih, dan dibiasakan. Krn ananda tidak akan selamanya bersama kita, pada saatnya ananda harus sdh siap mandiri kapan pun.                       

Tanya satu lagi, anak sy dua lelaki, usia 4th dan 3 th, nantinya sy berniat membuat satu kamar untuk mereka, menurut bunda Heny, gpp satu kamar?  Kasur terpisah atau satu kasur ya?                       

Jika memungkinkan pisahkan kasurnya, jika tidak memungkinkan tidak mengapa satu kasur, namun pisahkan bantal dan selimutnya.                       

6.      Dila
1. Apa yg bisa kita lakukan mengenai melatih kemandirian pada anak bila anak berusia di bawah 1 tahun?

Untuk usia 0-12 bulan, salah satu cara mengajarkan kemandirian dengan menyampaikan pesan-pesan positif, misalnya "wah adek mau pipis ya? Bilang ibu, aku mau pipis. Pintar! Sudah? Yuk, kita bersihkan" atau "waktu nya mandi sayang, yuk lepas baju, mulai dari tangan kiri ya, terus tangan kanan. Hebat! Anak ibu memang pintar"
(Bunda sayang : 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak,  2013)

Sedang usia 1-3 tahun, ananda dapat diajarkan untuk mengontrol diri. Sehingga dapat mengenali tanda-tanda rubuh untuk dpt memahami kebutuhan nyA, misal nya saat lapar ananda belajar mengutarakan rasa laparnya, ketika ingin berkemih, ananda  dapat sampaikan keinginan nya tsb.
Selaim itu ananda juga sdg bisa dilatih utnuk makan minum sendiri, memilih baju dan berpakaian, serta utamanya adalah proses menyapih saat usia dua tahun keatas.

2. Misalkan seorang ibu bekerja menitipkan anaknya pada ibunya saat bekerja. (Umur anak 3-5th). Pada saat anak ingin ikut menyetrika dilarang. Memegang strikanya saja tidak diperbolehkan. Si anak mau membantu masak dan sebagainya tidak diperbolehkan karena menurut nenek berbahaya bagi si anak.
a. Apa dampaknya bagi anak yang diperlakukan seperti itu?
b. Bagaimana jika kita sebagai orangtua memiliki kondisi seperti itu?

Sebelum nya kita mesti lihat dulu usia ananda direntang usia berapa untuk siap thdp latihan kemandirian yg harus dijalaninya.
Sampaikan kepada orang tua mengenai skill kemandirian apa y harus dimiliki  ananda, apa manfaatnya bagi nya kelak, lakukan komunikasi produktif thdp orang tua yg dititipi.
Lakukan jg komunikasi thdp ananda mengenai hal tsb


7.      Ratih
🎀 Usia 12bln ke atas itu menguji kesabaran, gemes banget utk anak yg suka dg semua barang di makan😥 Bagaimana sikap kita?

usia ananda 12 bulan memang sangat menggemaskan yaa 😍😍
Lakukan reframing terlebih dulu dibenak kita, bahwa usia 12 bulan merupakan fase oral, dimana ananda suka sekali bereksplorasi memakan semua y ditemuinya.
Berikan pengertian, dan pastikan semua y disekitar jangkauan nya cukup bersih shg saat ananda kembali bereksplorasi dlm kondisi aman

🎀 melatih anak mandiri, bagaimana kalo anak kita di titipkan kapan wkt yg kira2 pas utk melatih?                       
Klo boleh tau dititipkan dimanakah mba?  
                    

8.      Rindang
1. Bagaimana jika sudah usia lebih dari 7 tahun anak belum mandiri, karena proses kemandirian yang hilang atau belum dilakukan pada usia-usia sebelumnya? Bagaimana mengejarnya?

Mendidik anak itu bukan seperti lari seperti sprint, tapi seperti lari marathon, perjalanan panjang. Krn itu untuk y belum tercapai, tidak usah menjadi sbgi penyesalan, tp jdikan motivasi untuk memperbaiki jika ada y harus diperbaiki.
Mulai berlatih dr y paling harus diprioritaskan ananda, lakukan lakukan dan lakukan. Tetap semangat yaa mba

2. Untuk keterampilan dasar yg harus diberikan adakah tahapan pembelajarannya berdasarkan usia?                       
Sudah ada ditabel diatas ya mba                        

9.      Puteri Ayu

1. Bagaimana menyikapi anak yg ngambeg. Yg awalnya mau mandiri lama2 jadi malas. Klo d kasih tau tutup telinga.  Ini yg usia 5 thn

Tega(s) menegakkan peraturan sesuai yg disepakati bersama antara ananda dan orang tua memang tidak mudah. Jika anak ngambek, biarkan saja sampai ananda tenang, lalu lakukan dialog2 membangun, ingat komprod, bukan mencari kesalaham, tp menemukan solusi.

2. Bagaimana cara mendisiplinkan anak usia 20 m yg blm d ajak d siplin bermain (semaunya sendiri)                       
Ajarkan dgn pesan-pesan positif terlebih dahulu, beri pujian, dan beri reward, misalnya dgn bermain papan bintang. Jika ananda berhasil melakukan a makan akan diberi stiker bintang yg ditempel di papa bintang milik nya